Kemarau Berkepanjangan, Polsek Kongbeng Ajak Warga Pedalaman Kutai Timur Salat Istisqa

Polsek Kongbeng mengajak warga Muara Wahau gelar Salat Istisqa agar kemarau berkepanjangan segera usai

Editor: Rafan Arif Dwinanto
HO Polsek Kongbeng
Pelaksanaan Sholat Istisqo berjamaah yang digagas oleh jajaran Polsek Kongbeng dan Muara Wahau 

TRIBUNKALTIM.CO, SANGATTA - Kemarau panjang masih melanda wilayah Kabupaten Kutai Timur.

Kekeringan yang terjadi disikapi warga Kecamatan Kongbeng dan Muara Wahau dengan menggelar Salat Istisqo di lapangan Kantor Desa Wanasari, Kecamatan Muara Wahau, Minggu (22/9/2019).

Ratusan warga berkumpul di lapangan sejak pukul 6.30 pagi.

Bersama Camat Kongbeng, H Furqani, Kapolsek Muara Wahau, AKP M Yusuf dan Kapolsek Kongbeng, Ipda H Hari Supranoto SH MH, mereka berbaris menyusun shaf dan memulai sholat tepat pukul 7.15 wita.

Salat Istisqa dipimpin Ustadz Abdur Rohom sebagai imam, dengan ustadz H Sukri sebagai khotib serta bilal oleh Irham.

Usai melaksanakan Salat Istisqa, para jamaah melanjutkan dengan wirid dan doa bersama memohon hujan.

“Salat Istisqo berjamaah ini wujud permohonan kami pada Allah SWT agar segera diturunkan hujan.

Karena kondisi kemarau sudah sangat panjang.

Bupati dan Ribuan Warga Sudah Salat Istisqa, BMKG Berau Prediksi Bakal Turun Hujan Besok

Daerah Lain Sudah, Walikota Balikpapan Rizal Effendi Baru akan Usulkan Salat Istisqa ke MUI

Tak hanya mengancam kesehatan warga dengan adanya kabut asap, tapi juga hasil pertanian warga,” ungkap Kapolsek Kongbeng, Iptu Hari.

Ia pun berharap, pasca dilaksanakannya Sholat Istisqo berjamaah, di wilayah pedalaman Kutim, Kongbeng, Muara Wahau dan Telen, akan segera turun hujan. 

Berau Sudah Car Free Day

Kabupaten Berau telah diguyur hujan sesuai prediksi BMKG Berau.

Warga pun kembali ikut Car Free Day setelah kabut asap berkurang

Hari Sabtu (21/9/2019) kemarin, sebagian besar wilayah Kabupaten Berau diguyur hujan deras yang disertai petir.

Sesuai dengan prediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG Berau, sehari setelah ribuan masyarakat Berau menggelar Salat Istisqa dan memanjatkan doa minta hujan.

Setelah diguyur hujan, cuaca di wilayah ini menjadi cerah.

Jarak pandang yang tadinya di bawah 1 kilometer, kini menjadi 4 kilometer lebih.

Hari Minggu (22/9/2019) masyarakat Berau pun kembali beraktivitas seperti biasanya.

Masyarakat berdatangan ke lokasi car free day di Jalan Ahmad Yani.

Mereka melakukan senam bersama.

Sesuatu yang rutin dilakukan setiap akhir pekan.

Kegiatan ini sempat ditiadakan setelah beberapa pekan lamanya, kabut asap tebal menyelimuti Kabupaten Berau.

"Alhamdulillah, kemarin turun hujan, jadi hari cuacanya cerah.

Sehingga kita bisa berkumpul dan berolah raga bersama," kata Bupati Berau, Muharram yang mengikuti senam di hari bebas kendaraan ini.

• Polres Berau Amankan Ratusan Poket Narkoba dari Dua Orang Warga di Kampung Pegat Bukur

• Mau Liburan Gratis di Pulau Maratua? Yuk Temui Para Wartawan di Berau Expo

Masyarakat Berau pun mengaku sangat bersyukur, Salat Istisqa dan doa minta hujan yang digelar beberapa hari lalu, dikabulkan.

"Begitu hujan turun, rasanya bahagia sekali.

Apalagi sudah lebih dari satu bulan enggak ada hujan, jadi merindukan hujan.

Semoga dalam berapa hari ini masih ada lagi hujan," kata Emma, warga Tanjung Redeb.

Kepala BMKG Berau, Tekad Sumardi mengatakan, selama musim kemarau ini memang tetap terjadi hujan, meski durasinya sangat singkat dan jarang.

"Hasil monitoring hari tanpa hujan, di dasarian periode kedua di bulan September (2019) ini, secara umum, termasuk wilayah Kabupaten Berau berada dalam kriteria panjang dan menengah," kata Tekad Sumardi.

Sekadar diketahui, Dasarian adalah satuan waktu meteorologi, yang lamanya adalah 10 hari.

Itu artinya, dalam 10 hari ke depan, wilayah ini sangat jarang terjadi hujan.

Hari Minggu (22/9/2019) ini misalnya, hanya wilayah Kecamatan Tanjung Redeb, Gunung Tabur, Teluk Bayur, Gunung Tabur, Bidukbiduk yang diprediksi berawan tebal.

Namun kecil kemungkinan terjadi hujan.

Namun hujan deras yang terjadi Sabtu (21/9/2019) kemarin, cukup membantu mengurangi sumber titik panas yang berpotensi menyebabkan kebakaran hutan dan lahan.

Hari ini, BMKG Berau hanya memantau 22 titik panas dengan tingkat kepercayaan (akurasi) 50 hingga 100 persen.

Titik panas terbanyak di Kecamatan Pulau Derawan sebanyak 9 titik.

Di Kecamatan Segah sebanyak 4 titik panas. 4 titik lainya ada di Kecamatan Tabalar.

• Kebakaran di Pulau Maratua, Dua Resort dan Alat Berat Hangus, Diduga Akibat Puntung Rokok

• Tak Hanya Ganggu Penerbangan, Kabut Asap Juga Berdampak pada Aktivitas Pelayaran di Berau

Sisanya tersevat di Kecamatan Batu Putih, Talisayan, Bidukbiduk. Sabtu malam (21/9/2019) kebakaran hutan terjadi di Kampung Merasa dan Tanjung Batu.

Selain itu, di hari yang sama, kebakaran juga terjadi di Pulau Maratua, Kecamatan Maratua.

Di pulau wisata ini dikabarkan dua bangunan resort rata dengan tanah.

Satu unit alat berat yang berada di dekat bangunan resort, juga hangus terbakar.

Dugaan sementara, kebakaran ini dipicu oleh oknum yang membuang puntung rokok yang masih membara ke dalam tumpukan sampah di sekitar lokasi. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved