Driver Gojek Bagikan Air Mineral di Tengah Kerumunan Massa Unjuk Rasa Tolak Revisi UU KPK dan RKUHP

Salah satu driver Gojek menjelaskan, kehadiran dirinya di tengah massa aksi bukan untuk ikut serta unjuk rasa tolak revisi UU KPK dan RKUHP.

Penulis: Christoper Desmawangga | Editor: Budi Susilo
TribunKaltim.Co/Christoper D
Puluhan driver Gojek berada di tengah-tengah massa aliansi Kaltim Bersatu yang sedang melakukan unjuk rasa tolak revisi UU KPK dan RKUHP di depan DPRD Kaltim, Kota Samarinda, Kalimantan Timur pada Kamis (26/9/2019). 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Puluhan driver Gojek berada di tengah-tengah massa aliansi Kaltim Bersatu yang sedang melakukan unjuk rasa tolak revisi UU KPK dan RKUHP di depan DPRD Kaltim, Kota Samarinda, Kalimantan Timur. 

Kehadiran driver Gojek itu mendapatkan sambutan hangat dari massa aksi. Ketika driver Gojek memasuki kerumunan massa, sorak sorai, serta tepuk tangan mengiringi kedatangan para awak ojek online.

Derry (23), salah satu driver Gojek menjelaskan, kehadiran dirinya dan rekan-rekannya di tengah massa aksi bukan untuk ikut serta, namun hanya untuk menyalurkan air minum ke massa aksi unjuk rasa tolak revisi UU KPK dan RKUHP.

"Kami ke sini untuk bagikan air minum saja, kami yakin air minum sangat mereka butuhkan, terlebih cuaca sedang panas-panasnya," ucapnyakepada Tribunkaltim.co pada Kamis (26/9/2019).

Kendati demikian, pihaknya mendukung aksi yang dilakukan oleh mahasiswa, siswa peserta aksi lainnya.

"Kita mendukung aksi mereka," tegasnya.

Beberapa kotak air mineral yang dibawa oleh driver Gojek habis dengan cukup cepat. Hingga pukul 13.30 Wita aksi masih terus berlangsung.

Massa aksi masih memenuhi jalanan depan gedung DPRD Kaltim. Beberapa kali Kepolisian melakukan himbauan untuk mengirimkan perwakilannya ke dalam, namun tidak diindahkan oleh massa aksi.

Demi memberikan pertolongan pertama, bila ada korban yang mengalami luka, 55 orang dari tim medis PMI Samarinda mengalokasikan 2 unit ambulance, di lokasi aksi demonstrasi oleh Aliansi Kaltim Bersatu, di DPRD Kaltim, Jl. Teuku Umar, Samarinda, pada Kamis (26/9/2019).

Aksi demonstrasi ini unjuk rasa tolak revisi UU KPK dan RKUHP.

Suntoro Staff Markas PMI Samarinda Kota, mengungkapkan, saat ini 55 orang dari tim PMI Samarinda memonitor lokasi aksi demonstrasi mahasiswa yang usung unjuk rasa tolak revisi UU KPK dan RKUHP.

Ia menyebutkan, hari ini PMI mengalokasikan 2 unit ambulance untuk memberikan pertolongan, baik kepada massa aksi ataupun masyarakat sekitar, yang dikhawatirkan mengalami gangguan kesehatan.

Dan saat ini diungkapkannya juga, bahwa telah ada 9 mahasiswa yang ikut aksi unjuk rasa yang jatuh pingsan.

"Ada 2 unit ambulance yang stabdby dilokasi sekarang, siapapun yang mengalami gangguan kesehatan, secepatnya akan kami berikan pertolongan pertama.

Rata-rata mereka pingsan karena keletihan, karena dari awal kan mereka sebagian jalan kaki menuju kesini," papar Suntoro, Kamis (26/9/2019) saat ditemui dilokasi aksi.

"Mahasiswa yang pingsan ada 9 orang, dan 8 dari 9 mahasiswa yang pingsan, ada 8 perempuan, dan 1 laki-laki," urainya. 

Suntoro menuturkan, untuk penanganan awal bagi korban yang jatuh pungsan, ialah dengan memindahkannya ke lokasi yang lebih lenggang, dan tidak pengap.

"Penanganan pertama kami pindahkan ke lokasi yang lenggang, dan tidak pengap. Tujuannya supaya korban tadi dapat pasokan oksigen yang cukup," tuturnya.

Lanjut Suntoro memaparkan, bahwa penyebab korban yang jatuh pingsan, karena kelaparan dan sesak nafas karena kekurangan oksigen.

"Sebagian dari mereka yang pingsan,  kebanyakan disebabkan lapar karena belum sempat makan, ada juga yang sesak nafas. Jadi saat ini mereka kami beri makan dulu dan kami sarankan untuk istirahat," tuturnya.

Namun apabila korban pingsan telah siuman, dan berniat untuk kembali ikut aksi demonstrasi, pihaknyamemgakubtidak dapat melarang, karena keputusan tersebut adalah hak mereka yang turun aksi.

"Kalau mereka yang pingsan masih ngotot mau gabung lagi dengan massa aksi lagi kamo tidak bisa halangi, karena itu hak mereka. Kami disini murni bertujuan dan berusaha memberikan fasilitas kesehatan yang baik saja," tandasnya.

Saat Tribunkaltim.co bersua ke beberapa pelajar yang ikut demonstrasi, menyatakan, ikut unjuk rasa karena kemauan sendiri. 

"Ini kemauan kami, siswa juga ingin berjuang bersama dengan kakak mahasiswa," ucap salah satu siswa, Kamis (26/9/2019).

Sebelum tiba di depan gedung wakil rakyat tersebut, massa aksi terlebih dahulu melakukan long march dengan titik kumpul di Islamic Center, Jalan Slamet Riyadi.

Mahasiswa menjadi pelopor aksi, tapi tidak hanya mahasiswa yang ikut serta, namun juga terdapat LSM, hingga siswa SMA/STM.

Diantara ribuan mahasiswa yang menggunakan almamater dari masing-masing perguruan tinggi, juga terdapat diantaranya siswa yang masih lengkap menggunakan seragam sekolah.

Saat ini, massa telah memenuhi sepenuhnya Jalan Teuku Umar, tepat di depan gedung DPRD Kaltim.

Orasi telah berlangsung yang berisi seputar penolakan sejumlah UU KPK yang telah direvisi, serta UU lainnya yang dinilai tidak sesuai dengan nilai-nilai demokrasi.

Pada aksi kali ini, massa terlihat lebih banyak dibandingkan dengan jumlah massa sebelumnya, pada Senin (23/9) lalu.

Sementara massa menggelar orasi, Kepolisian telah siap di dalam sekitar gedung DPRD Kaltim. Guna antisipasi massa masuk ke dalam lingkungan DPRD Kaltim, Kepolisian telah memasang kawat berduri, serta melumuri pagar dengan menggunakan pelumas.

Salah satu siswa ditemui di lokasi aksi mengatakan, dirinya dan teman-temannya sengaja ikut serta untuk unjukrasa guna memberikan dukungan mahasiswa serta aksi itu sendiri.

Diawal kedatangan massa aksi telah berlangsung panas. Massa aksi yang merupakan siswa sekolah sempat tidak terkontrol dengan melepari botol air mineral ke arah dalam lingkungan DPRD Kaltim.

Kendati sempat berhasil diredam, kericuhan tidak terhindarkan, massa pun berhasil membuka dan merobohkan barikade kawat berduri.

Aldo, Humas aliansi Kaltim Bersatu menjelaskan, pihaknya tidak mau berkompromi dengan audiensi dari pihak DPRD Kaltim.

"Tidak ada terget kami untuk menemui anggota dewan, mereka yang harusnya mendatangi kami. Tidak ada kompromi untuk audiensi dan semacamnya," jelas Aldo.

"Saat ini kondisi kita semua resah, risih dengan kondisi saat ini," sambungnya.

Ditanya mengenai kedatangan siswa pada aksi kali ini, dirinya menyangkal ada mobilisasi terhadap siswa. Menurutnya, kehadiran siswa di tengah-tengah massa karena siswa memiliki pemikiran yang sama dengan mahasiswa atas kondisi yang meresahkan saat ini.

"Tidak ada mobilisasi massa, mereka dengan sadar ikut serta, mereka punya pemikiran yang sama," tegasnya.

Untuk diketahui, aksi unjukrasa hari ini merupakan aksi lanjutan yang sebelumnya dilakukan Senin (23/9) lalu. Pada aksi unjukrasa hari ini, terdapat sejumlah tuntutan untuk Pemerintah dan juga DPR, diantaranya :

1. Mendesak Presiden mengeluarkan Perpu terkait UU KPK

2. Tolak segala UU yang melemahkan demokrasi

3. Tolak TNI dan Polri menempati jabatan sipil

4. Bebaskan aktivitis Pro demokrasi

5. Hentikan militerisme di tanah Papua

6. Tuntaskan pelanggaran HAM, adili penjahat HAM, termasuk yang duduk di lingkaran kekuasaan. 

(Tribunkaltim.co)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved