Sudah Ditemukan 32 Korban Tewas Kericuhan Wamena, Rata-rata Ditemukan di Puing Rumah
Sampai, Rabu (25/9/2019) malam, jumlah korban tewas akibat kerusuhan di Kota Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua sudah mencapai 32 orang.
TRIBUNKALTIM.CO,JAYAPURA-Sampai, Rabu (25/9/2019) malam, jumlah korban tewas akibat kerusuhan di Kota Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua sudah mencapai 32 orang.
Bahkan terakhir yang ditemukan adalah 4 orang yang terbakar bersama di rumahnya yang ikut terbakar karena amukan massa.
"Total sudah 32 korban tewas sampai malam ini. Yang ditemukan hari ini terbakar, ditemukan di puing-puing rumah," ujar Komandan Kodim 1702/Jayawijaya Letkol Candra Dianto, melalui sambungan telepon, Rabu (25/9/2019) malam.
• Warga Ingin Tinggalkan Kota Wamena, Ini Sederet Fakta Kerusuhan Wamena
• Sejumlah Fasilitas PLN Dibakar, Sebagian Kota Wamena Gelap Gulita Pascakerusuhan
Ia mengakui, sebagian besar korban tewas ditemukan dalam keadaan hangus terbakar, yang lainnya ada yang terkena sabetan benda tajam, panah, dan juga luka akibat benda tumpul.
Dilansir dari Kompas.Com, Candra menyebut, belum semua lokasi amukan massa pada 23 September 2019 lalu telah disisir oleh aparat.
"Sementara sudah 75 sampai 80 persen yang disisir, banyak sekali kerusakan," katanya. Oleh karena itu, ia meyakini masih ada korban tewas yang belum ditemukan.
Sebelumnya diberitakan, Gubernur Papua Lukas Enembe menyampaikan duka yang mendalam atas peristiwa itu.
• 9 Warga Sumatera Barat Tewas di Wamena, Gubernur Sumbar: Tetap Tenang
• Jumlah Korban Tewas dalam Kerusuhan di Wamena Papua Bertambah jadi 21 Orang
• Demo Berakhir Anarkis di Wamena, Bupati Jayawijaya: Jangan Terpancing Berita Hoaks
"Pemerintah Papua dan masyarakat Papua mengucapkan bela sungkawa atas kejadian yang terjadi pada hari Senin (23/9/2019)," ujar Lukas setelah mengunjungi para korban kerusuhan Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, Rabu (25/9/2019).
Aksi unjuk rasa siswa di Kota Wamena, Papua, Senin (23/9/2019), berujung rusuh.
Demonstran bersikap anarkistis hingga membakar rumah warga, kantor pemerintah, PLN, dan beberapa kios masyarakat.
Unjuk rasa yang berujung rusuh itu diduga dipicu oleh perkataan bernada rasial seorang guru terhadap siswanya di Wamena.
Sementara Kapolda Papua Irjen Rudolf A Rodja memastikan bahwa alasan massa melakukan aksi anarkistis di Wamena adalah karena mereka termakan kabar tidak benar atau hoaks.
Rudolf mengklaim kepolisian sudah mengkonfirmasi isu tersebut dan memastikannya tidak benar. (*)