Pailan di Balikpapan Dituduh Terlibat dalam G30S/PKI, Ditodong Senjata Api dan tak Dapat Gaji Lagi
Bertelanjang dada dan mengenakan celana pendek hitam, Aloysius Pailan (78), duduk bersantai di pelataran depan rumahnya yang berwarna biru.
Penulis: Ilo |
Kala itu, Pailan dituduh terlibat dalam kegiatan pembunuhan para jenderal di Kota Jakarta.
Hal ini dia bantah, sebab selama berlangsung pembunuhan jenderal, Pailan berada di Balikpapan.
“Dituduh membunuh jenderal. Bagaimana mungkin saya bunuh jenderal, sedangkan saya bertugas di Balikpapan, tidak pernah tidak hadir,” ujarnya.
Tempat tahanan Pailan selalu berpindah-indah dan tiada henti-hentinya disiksa.
“Bekas luka siksaan kering sedikit, dipanggil lagi. Pindah sana, pindah sini. Saya disetrum sampai lima kali. Mendapat pukulan, gigi depan rusak hingga kepala saya dihajar, berdarah,” ujarnya.
Pernah suatu ketika, dirinya dibebaskan secara simbolik di lapangan Merdeka Balikpapan, dengan tahanan yang lainnya. Namun dalam perjalanannya, tidak mendapat kebebasan secara nyata.
“Habis dibebaskan masih harus apel. Saya tidak dapat gaji, tidak jelas apakah saya pensiun dini dari tentara, atau seperti apa," ungkap Pailan.
Hidup terkatung-katung,” kata Pailan yang mengaku ayah kandungnya pernah terlibat dalam perang melawan penjajah Belanda di Kota Tarakan.
Pailan masuk militer sejak dirinya merantau dari jawa ke Balikpapan di tahun 1962.
Awalnya masuk ke Kepolisian yang ada di Stall Kuda.
Di perjalanannya, ikut pendidikan kepolisian selama tiga bulan lalu dikeluarkan.
“Saya dianggap tidak bagus dalam mengerjakan tugas membersihan bak air. Saya keluar coba masuk tentara. Diterima,” katanya.
Masuk tentara hingga akhirnya ditangkap aparat, dianggap ikut berpolitik hingga akhirnya berujung dilibatkan dalam pendistribusian penduduk ke daerah terpencil, ke hutan Amborawang, bersama tahanan politik lainnya.
Kini tempat ini disebut Agrosari.
“Ada instruksi siapa yang mau mukim nanti dikasih, diberi fasilitas,” ujarnya.
Namun program pemindahan itu janji tinggal janji tanpa dibarengi bantuan faslitas yang memadai.