Soal Kerusuhan di Papua, Tokoh Separatis Ini Minta Bantuan ke PBB dan Pemerintah Australia
Benny Wenda, tokoh separatis Papua dikabarkan bakal hadir di sidang umum PBB. Dia dituding berada dibalik kerusuhan di Papua dan Papua Barat
TRIBUNKALTIM.CO - Pekan depan, Benny Wenda dikabarkan bakal meminta PBB turun melihat kondisi terkini Papua.
Dilansir dari Kompas.com, tokoh separatis Papua, Benny Wenda, dilaporkan hadir dalam sidang umum PBB yang berlangsung pada pekan ini di New York, AS.
Benny Wenda disebut berusaha melobi agar komisioner HAM PBB bisa berkunjung ke Indonesia, dan melihat langsung kondisi yang ada di Papua.
• Jadi Tersangka UU ITE, Dandhy Dwi Laksono Ajak Publik Fokus Soal Papua dan Mahasiswa Tewas
• Beginilah Kronologi Pembakaran 150 Kios di Oksibil Papua, Mabuk-mabukan Kemudian Rusuh
• Berawal dari Pesta Miras, 150 Kios Terbakar di Distrik Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua
Pemerintah Indonesia menuduh Benny Wenda berada di balik kerusuhan di Papua dan Papua Barat yang meletus sejak Agustus lalu.
Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian mengisyaratkan rangkaian kerusuhan itu terkait momentum pertemuan tahunan Dewan HAM PBB di Jenewa, Swiss, dan Sidang Umum PBB.
Tapi, tuduhan itu dibantah oleh pemimpin politik Gerakan Papua Merdeka maupun Sebby Sambom, juru bicara sayap militer Pasukan Pembebasan Papua Barat.
Dalam wawancara dengan TV SBS Australia dikutip ABC Indonesia, Benny Wenda mengatakan dia berada di New York untuk mengupayakan kunjungan Komisioner HAM PBB.
"Pesan saya ke masyarakat internasional, kami sangat membutuhkan pasukan penjaga perdamaian PBB untuk masuk ke Papua," katanya.
Hingga Kamis (26/9/2019), jumlah korban aksi unjuk rasa yang berujung kerusuhan tewas kerusuhan yang terjadi Wamena, 33 orang tewas.
Semakin meningkatnya kekerasan serta jumlah korban tewas mendorong kelompok separatis Papua meminta dukungan dari masyarakat internasional, termasuk Australia.
Benny Wenda menyatakan, dia mendesak pemerintah Australia untuk mendukung intervensi internasional dalam menyelidiki situasi.
"Saya mendesak Pemerintah Australia agar bertindak cepat.
Kita tidak ingin mengulangi sejarah yang sama dengan yang terjadi di Timor Timur," ucapnya.
Dalam konferensi pers di sela Sidang Umum PBB, Perdana Menteri Australia Scott Morrison tidak menjawab pertanyaan soal tanggapan soal kerusuhan terbaru di Wamena.
Dia kemudian mengalihkannya ke Menteri Luar Negeri Marise Payne yang meminta semua pihal untuk "menahan diri" agar tak menambah panas situasi.