Aksi Mujahid 212 di Jakarta Ditemukan Puluhan Bahan Bom Molotov, Kepolisian Duga Aktornya Dosen IPB
Berdasarkan informasi 29 bahan peledak jenis bom molotov itu ditemukan di rumah AB, seorang dosen Institut Pertanian Bogor.
TRIBUNKALTIM.CO, JAKARTA - Densus 88, Polda Metro Jaya dan Polres Metro Tangerang Kota membongkar dugaan rencana kerusuhan di tengah Aksi Mujahid 212 Selamatkan NKRI di Jakarta pada Sabtu (28/9/2019) pagi sampai sore.
Hal itu diungkapkan langsung oleh Kasat Reskrim Polrestro Tangerang, AKBP Dicky Ario.
Sebanyak enam orang diamankan dalam kasus ini. Polisi juga menemukan barang bukti 29 bahan peledak yang disimpan di rumah salah satu pelaku.
Ada 6 orang yang diamankan.
Barang bukti yang kami sita yakni 29 bahan peledak jenis bom molotov, handphone, KTP dan dompet," ujar Dicky kepada Warta Kota, Minggu (29/9/2019).
Berdasarkan informasi yang didapat Kompas.com, sebanyak 29 bahan peledak jenis bom molotov itu ditemukan di rumah AB, seorang dosen Institut Pertanian Bogor (IPB).
AB berperan membuat bahan peledak dan menyimpan bom tersebut.
Selain AB, lima orang lain yang ditangkap yakni SG, YF, AU, OS dan SS.
Mereka ditangkap di Jalan Maulana Hasanudin, Kecamatan Cipondoh, Kota Tangerang, Sabtu (28/9/2019) dini hari.
Pihak Kepolisian saat ini tengah mendalami dan melakukan proses penyelidikan lebih lanjut.
Rektor IPB terkejut
Kepala Biro Humas IPB Yatri Indah Kusumastuti menyebut, pihak kampus merasa terkejut dan sangat prihatin terhadap kabar tersebut.
Yatri menegaskan, apa yang dilakukan oleh yang bersangkutan tidak ada sangkut pautnya dengan kampus IPB.
Terhadap kasus tersebut, sambung Yatri, pihak kampus menghormati proses hukum yang berlaku.
Dugaan aktivitas yang dilakukan adalah tidak ada kaitannya dengan tugas yang bersangkutan sebagai dosen IPB.
Dan menjadi tanggung jawab penuh yang bersangkutan sebagai pribadi," ucap Yatri, dalam siaran pers yang diterima KOMPAS.com.
Adapun, Rektor IPB University Arif Satria dikabarkan tengah menjenguk AB di Polda Metro Jaya.
"Saya terkejut sekali dengan berita tersebut.
Malam ini saya menjenguk beliau di Polda Metro dan koordinasi dengan polisi," kata Arif, melalui pesan singkatnya.
Massa yang menamakan diri Mujahid 212 menggelar aksi unjuk rasa di bawah patung kuda, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Sabtu (28/9/2019).
Aksi ini dilakukan setelah jalan menuju Istana Negara diblokade polisi.
Pantuan Kompas.com, massa telah berkumpul di patung kuda sejak 11.00 WIB.
Mereka langsung memadati kawasan Monas dan sekitarnya seiring membentangkan bendera di jembatan penyeberangan orang (JPO).
Mereka tertahan untuk menuju Istana Negara karena jalan yang diblokade polisi dengan menggunakan kawat berduri dan dijaga dua mobil Barakuda.
Sementara, Kepolisian dengan perlengkapan keamanan lengkap masih berjaga-jaga.
Hal itu membuat massa menggelar aksi unjuk rasa patung kuda.
Sebelum menggelar aksinya, mereka mengawalinya dengan doa.
"Aksinya ini adalah aksi damai. Agar Indonesia damai. Selamatkan NKRI," teriak seorang orator yang berada di atas mobil.
Nantinya, aksi tersebut juga tak akan berlangsung lama.
Kepada massa yang hadir, orator mengingatkan setelah unjuk rasa akan bergerak ke Masjid Istiqlal sebelum akhirnya kembali pulang.
"Jadi usai ini kita berjalan ke Masjid Istiqlal. Kemudian bisa pulang ke rumah masing-masing," tuturnya.
Terpisah, beberapa hari sebelumnya.
Poltabes Makassar, Sulawesi Selatan mengamankan 200 pelajar saat sedang mengendarai sepeda motor di sekitar Jalan Urip Sumoharjo, Kamis (26/9/2019).
Mereka hendak berunjuk rasa di Gedung DPRD Sulawesi Selatan sekitar pukul 09.30 Wita.
Mereka yang diamankan ini karena melakakukan pelanggaran lalu lintas dengan tindak menggunakan helm saat berkendara.
Kapolrestabes Makassar Kombes Wahyu Dwi Ariwibowo mengatakan, selain mereka melanggar berkendara di jalan raya, dari hasil penggeledahan yang dilakukan,
• Unjuk Rasa Tolak Revisi UU KPK dan RKUHP di Samarinda, 9 Mahasiswa Jatuh Pingsan Lantaran Hal Ini
• Mahasiswa di Tanjung Selor Unjuk Rasa Tolak Revisi UU KPK dan RKUHP, DPRD Kaltara Menjawab Mendukung
polisi juga menemukan beberapa senjata tajam di dalam tas para pelajar sekolah menengah, seperti busur dan benda tajam lain.
"Setelah kami lakukan pemeriksaan, ternyata dari sekian itu ada yang membawa senjata tajam, busur, dan ternyata mereka mau ikut aksi. Maka, sekarang kami amankan terlebih dahulu sambil kami data," kata Wahyu saat diwawancara.
Wahyu mengatakan, saat ini ratusan pelajar tersebut telah dibawa ke Polda Sulawesi Selatan bersama motor yang dikendarainya.
Para pelajar yang diamankan berasal dari sekolah di Makassar dan Gowa.
Wahyu mengatakan, pihaknya akan memanggil guru dan orangtua para pelajar ini untuk nantinya dilakukan pembinaan kepada para pelajar yang diamankan ini.
• Pelajar dalam Unjuk Rasa Tolak Revisi UU KPK dan RKUHP di Samarinda, Akui Ini Kemauan Kami
• Aliansi Kita Bersama Anak Indonesia Imbau Anak di Bawah Usia 18 Tahun Tidak Ikut Unjuk Rasa
• Mahasiswa di Samarinda Gelar Unjuk Rasa, Satlantas Polres Imbau Masyarakat Hindari 30 Ruas Jalan Ini
"Kami akan panggil orangtuanya, panggil sekolah, kenapa hari pelajaran keluar dari sekolah," ucap Wahyu.
"Ini kan jam sekolah seharusnya mereka sekolah. Kalau mahasiswa nanti kita lihat. Ini kan masih anak-anak yang masih dalam tahal belajar," katanya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dosen IPB Diduga Akan Buat Rusuh Aksi Mujahid 212, Polisi Temukan 29 Bahan Bom Molotov."