Awal Terbentuk TNI, Berawal dari BKR yang Hanya Mengurusi Korban Perang dan Menjaga Keamanan

Setelah itu, kemudian dibentuk lah yang dinamakan Badan Keamanan Rakyat pada 23 Agustus 1945 atau 6 hari setelah kemerdekaan

Editor: Samir Paturusi
TribunKaltim.Co/HO
Cikal bakal terbentuknya TNI 

TRIBUNKALTIM.CO-Hari ini Tentara Nasional Indonesia (TNI) genap berusia 74 tahun.

Pembentukan TNI ini dilakukan setelah Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945. Usai merdeka, Indonesia harus membentuk pasukan tentara untuk tetap menjaga kedaulatan negara ini.

Setelah itu, kemudian dibentuk lah  yang dinamakan Badan Keamanan Rakyat pada 23 Agustus 1945 atau 6 hari setelah kemerdekaan.

Namun pembentukan BKR ini bukan sebagai tentara atau badan militer yang resmi, namun hanya untuk menjaga keamanan dan membantu korban-korban usai kemerdekaan. 

HUT ke 74 TNI, Tabur Bunga di Taman Maham Pahlawan, Dandim 0907 Tarakan: Jangan Lupakan Sejarah

HUT ke-74 TNI, Inilah Sejarah Singkat Dibalik Hari Lahir TNI yang Diperingati setiap 5 Oktober

Mereka berada di bawah Komite Nasional Indonesia (KNI) yang berada di tiap daerah untuk memberikan rasa aman dan mengembalikan kesejahteraan bagi masyarakat.

Dilansir dari Kompas.Com, kemudian, muncul inisiatif untuk membentuk sebuah wadah militer dalam bentuk tentara nasional.

Hal ini berguna untuk meningkatkan fungsi BKR dari menjaga keamanan menjadi lebih kompleks.

Ide itu dirasa dianggap perlu karena bersamaan dengan situasi dan kondisi yang mendesak.

Buku TNI-AD Dahulu, Sekarang, dan Masa Depan (2000) karya Saurip Kadi menjelaskan bahwa keberadaan militer diperlukan untuk mempertahankan eksistensi bangsa dan negara.

HUT ke 74 TNI, Zaskia Gotik dan Dua Artis Ibu Kota Bakal Hibur Warga Balikpapan di Lapangan Merdeka

3 Ribu Kupon Disiapkan untuk Masyarakat Balikpapan pada HUT ke 74 TNI di Lapangan Merdeka

Apalagi pada masa-masa kemerdekaan, pasti ada berbagai masalah yang datang dengan kondisi negara yang belum stabil.

Akhirnya, mantan anggota Pembela Tanah Air (PETA), Heiho dan KNIL yang dahulunya tergabung dalam BKR sepakat untuk memperdalam tugas dan fungsinya menjadi organisasi ketentaraan.

Markas TKR pertama, terletak di Gondokusuman, Yogyakarta, saat ini menjadi Museum Dharma Wiratama(wikipedia) Peningkatan fungsi BKR pada awalnya dianggap kurang perlu karena tak mendapat restu dari pendiri bangsa.

Presiden Soekarno misalnya, yang lebih menitikberatkan pada segi diplomasi daripada peperangan.

Namun, karena kebutuhan dan situasi yang mendesak karena kedatangan tentara Sekutu ke Indonesia, pada 5 Oktober dibentuk Tentara Keamanan Rakyat (TKR).

Tentara ini merupakan angkatan perang pertama yang dibentuk oleh Pemerintah Indonesia.

Wakil Presiden Mohammad hatta mengutus Mayor Oerip Soemohardjo, mantan Perwira KNIL untuk menjadi Kepala Staf TKR dan mengkoordinasi keberadaan TKR.

Maka dari itu, muncul seruan kepada seluruh pemuda rakyat Indonesia baik yang belum pernah ikut militer maupun sudah untuk mendaftarkan diri menjadi anggota TKR.

Mantan anggota PETA, KNIL, dan Heiho juga masuk dalam jajaran ini untuk menunjukan kesetiaannya terhadap Tanah Air.

Oerip Soemohardjo yang ditunjuk menjadi Kepala Staf TKR membuat Markas Besar Umum sebagai markas tertinggi TKR di Yogyakarta. BKR Laut mengubah dirinya menjadi TKR laut.

Selang beberapa bulan, TKR Jawatan Penerbangan juga dibentuk untuk melengkapi sektor udara.

Sudah ada tiga matra, darat, udara dan laut terbentuk dan bisa saling berkoordinasi di bawah Komando Markas Besar.

Karena belum ada kejelasan soal seragam, maka Mabes TKR menginstruksikan bagi jajarannya yang berada di wilayah Jawa dan Madura untuk melengkapi seragam dan personelnya.

Rayakan HUT ke 74 TNI di Lapangan Merdeka, Kodam VI Mulawarman Siapkan Drama Kolosal

Ada Hujan, TNI Polri Tetap Lakukan Gladi Bersih Upacara Peringatan HUT Ke 74 TNI di Balikpapan

Tak harus sama mengenai warna, tetapi tanda kepangkatan harus sama di jajaran TKR. Organisasi militer ini kemudian mulai menjalankan tugas dan fungsinya untuk menjaga keselamatan di berbagai daerah.

Kedatangan dan ancaman Sekutu yang datang ke Indonesia menjadi langkah penting bagi TKR untuk menyelamatkan kedaulatan Indonesia.

Pada 7 Januari 1946, pemerintah mulai mengeluarkan penetapan untuk mengubah Tentara Keamanan Rakyat menjadi Tentara Keselamatan Rakyat.

Ini dilakukan demi meluasnya fungsi dari tentara dalam hal pertahanan kemerdekaan dan keamanan rakyat Indonesia.

Perubahan nama kembali terjadi ketika Tentara Keselamatan Rakyat diubah menjadi Tentara Republik Indonesia melalui Penetapan Pemerintah Nomor 4/SD Tahun 1946.

Hal ini untuk menunjang standar organisasi militer intenasional. Setelah itu juga TRI menjadi Tentara Nasional Indonesia untuk menyatukan barisan-barisan bersenjara lain di samping TRI ke dalam wadah militer nasional pada 15 Mei 1947.

Barulah pada 1959, pada 5 Oktober diperingati sebagai Hari Tentara Nasional Indonesia. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved