Jeritan Sang Anak Saat Tahu Ayahnya yang Polisi Ini Tembak Kepala Istri, Lalu Bunuh Diri
Aksi Aiptu Pariadi, polisi tembak kepala istri, lalu bunuh diri ini menggegerkan warga Desa Lidah Tanah, Kecamatan Parbaungan, Sumatera Utara.
TRIBUNKALTIM.CO - Jeritan Sang Anak Saat Tahu Ayahnya yang Polisi Ini Tembak Kepala Istri, Lalu Bunuh Diri.
Aksi Aiptu Pariadi, polisi tembak kepala istri, lalu bunuh diri ini menggegerkan warga Desa Lidah Tanah, Kecamatan Parbaungan, Sumatera Utara.
Pariadi merupakan seorang anggota kepolisian berpangkat Aiptu di Polres Serdang Bedagai.
• Sebelumnya Ikut Gerebek Kampung Narkoba, Kini Anggota Polres Serdang Bedagai Ini Bunuh Diri
• Viral Video Bunuh Diri Seorang Pria di Amerika, Gandeng Anak Lima Tahun Tabrakan Diri ke Kereta Api
• Pengurangan Penggunaan Pestisida Turunkan Tingkat Bunuh Diri, Remaja Wanita Terbanyak
Sebelum ditemukan tewas, keduanya sedang berada di dalam rumah.
Dilansir dari Tribun Jakarta, saat itu dua anaknya sedang di kamar karena dalam posisi sudah tidur, anaknya yang pertama sedang di luar rumah.
Seusai terdengar suara letusan senjata api tiga kali, sang anak melihat Fitri terkapar bersimbah darah di ruang TV sementara Pariadi di depan pintu kamar.
Jarak kedua orang tersebut hanya berkisar 3 meter.
Setelah itu baru kemudian anaknya mendatangi rumah kakeknya yang berjarak sekitar 50 meter.
"Aku sebenarnya tadi sudah tidur.
Anaknya datang ke rumah tadi.
Dibilangnya kek lihat bapak...kek lihat mamak di rumah itu, cepat.
Di dalam rumah ada dua anaknya, yang satu lagi sedang di luar rumah, "ucap Ayah Pariadi, Paelan kepada polisi.
Dikutip TribunJakarta.com dari Tribun Medan, informasi yang beredar penembakan lebih dahulu dilakukan Pariadi kepada istrinya yang sedang duduk di ruang tv.
Setelah itu baru kemudian Pariadi menembakkan senjata api ke kepalanya sendiri.
Kapolres Serdang Bedagai, AKBP Juliarman Eka Putra Pasaribu menyebut Aiptu Pariadi dan istrinya Fitri dalam kondisi bertengkar sebelumnya.
Keduanya saling tidak berkomunikasi.
"Keterangan dari anaknya sedang ada masalah mereka.
Jadi tidak komunikasi," ucap Jualiarman ketika ditemui di Tempat Kejadian Perkara Minggu, (6/10/2019).
Juliarman mengatakan kejadian penembakan terjadi pada Sabtu, (5/10/2019) sekira pukul 23.00 WIB.
Selama ini, lanjut Juliarman, untuk urusan pekerjaan disebutnya Aiptu Pariadi dikenal sebagai orang yang baik.
"Kerjaannya tidak ada masalah.
Dia orangnya baik.
Tidak ada melakukan pelanggaran,"kata Juliarman.
Untuk kepentingan otopsi jenazah pasangan suami istri, Aiptu Pariadi personil Satnarkoba Polres Serdang Bedagai dan Fitri dibawa ke rumah sakit Sultan Sulaiman Seirampah, Minggu (6/10/2019) dini hari sekira pukul 01.20 WIB.
Saat kedua jenazah dimasukkan ke dalam mobil ambulan anak mereka yang paling bungsu menangis meronta-ronta.
"Aku mau ikut bapak...aku mau ikut bapak," ucapnya.
Saat itu wanita kecil tersebut hanya bisa ditenangkan oleh saudaranya.
Polisi pun ikut mencoba menenangkannya.
Senjata Sempat Ditarik
Ternyata Aiptu Pariadi Kepala Tim (Katim) I Satuan Reserse Narkoba.
Hal ini dibenarkan oleh Kasat Resnarkoba Polres Serdang Bedagai, AKP Martualesi.
Orangnya bagus dia ini, hari Kamis lalu dia masih ikut dalam penggerebekan kampung narkoba di Kampung Nagur. Jabatannya Katim I,"ujar Martualesi yang ditemui di lokasi kejadian Minggu, (6/10/2019).
Beberapa fakta baru didapat dari Martualesi atas kepemilikan senjata api yang dikuasai oleh Pariadi untuk kepentingan tugas.
Disebutnya baru dua bulan lalu senjata api yang dikuasainya ditarik.
Dikatakannya, bahwa sudah lama yang bersangkutan memegang senpi.
"Sempat ditarik senpinya karena masa berlakunya habis sekitar dua bulan lalu.
Tapi sebenarnya bukan ditarik lah dipulangkan ke logistik Polda,"kata Martualesi.
Untuk bisa dapat lagi menguasai senjata api, lanjut Martualesi yang bersangkutan mengikuti ujian di Polda Sumut.
Disebut tidak lama setelah masa berlakunya pemegangan senjata api habis ia pun kembali dapat lagi.
"Baru dapat lagi (izin) setelah dia ikuti ujian.
Dia ya sudah memenuhi persyaratan makanya bisa dapat lagi. Kalau dia orangnya bagus. Tidak pernah kita dengar laporan tentang dia yang tidak bagus,"kata Martualesi.
Kesaksian Tetangga
Menurut Anto, yang rumahnya hanya berjarak 5 meter dengan rumah Aiptu Pariadi, suara letusan senjata itu terdengar tiga kali.
"Sekitar jam 23.00 WIB itu, aku sedang nonton TV karena ada bola. Itulah dengar tiga kali letusan. Setelah dengar dor..dor..dor.
Aku langsung yakin, ini pasti suara (letusan) pistol," ujar Anto yang ditemui Tribunmedan.com, Minggu, (6/10/2019).
Setelah mendengar suara tembakan, Anto mengaku langsung mematikan televisi dan keluar rumah.
Ketika itu, kedua anak Pariadi masing-masing Ical dan Selvi menjerit memanggil-manggil kakeknya.
"Yang Ical lari ke rumah kakeknya.
Jerit-jerit bilang kakek-kakek cepat...lihat bapak... lihat mamak, cepat.
Gitulah dibilangnya sambil nangis," kata Anto.
Adapun rumah Pariadi dengan orangtuanya hanya berjarak 50 meter.
Begitu langsung dikabari Ical, Ayah Pariadi, Paelan langsung mengecek ke dalam rumah.
"Ya saat itu bapaknya (Paelan) hanya bisa bilang astagfirullahhalazim.
Barulah kemudian ramai datang orang. Ya enggak sangka juga kita bisa seperti ini.
Setahu kita harmonis kok rumah tangga mereka.
Enggak ada kita dengar ribut-ribut. Istriku pun bilang gitu enggak ada pernah dengar mereka ribut juga," kata Anto. (*)