Ucapannya Soal KPK, BPK hingga Ahok Tahun 2016 Lalu Kembali Diunggah, Begini Tanggapan Fahri Hamzah

Ucapan mantan Ketua DPR RI Fahri Hamzah seputar KPK tahun 2016 kembali diunggah seorang warganet ke media sosial twitter, Minggu (6/10/2019).

Penulis: Doan Pardede | Editor: Rafan Arif Dwinanto
Tribunnews.com/Chaerul Umam
Mantan Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah 

Dilansir TribunWow.com, hal itu terjadi saat Fahri Hamzah menjadi narasumber dalam Indonesia Lawyers Club (ILC), yang diunggah dalam saluran YouTube ILC, Selasa (1/10/2019).

Mulanya ia menyebut bahwa pada tiga atau empat kesempatan debat capres-cawapres belum ada yang bisa meyakinkan dirinya untuk memberantas korupsi.

"Setiap debat kita sudah mengalami 3 atau 4 kali debat capres itu kalau kita tanya 'Bagaimana cara memberantas korupsi?' Dia mengatakan perkuat KPK, selalu begitu argumennya dan tidak ada," ujar Fahri Hamzah.

Dirinya lantas menyebutkan bahwa tak ada presiden yang mantap mengatakan akan menghilangkan korupsi.

"Dan tidak ada presiden yang mengatakan 'Saya presiden republik Indonesia dipilih oleh ratusan juta rakyat Indonesia yang akan mengambil keputusan A B C D, dan saya akan minta 3 tahun saya akan bereskan ini korupsi," paparnya.

"Tidak ada kalimat itu dari presiden kita karena sedikit-sedikit serahkan KPK,"

"Di dalam undang-undang ini sekarang, presiden ditarik untuk bertanggung jawab terhadap pemberantasan korupsi," ujar Fahri.

Kemudian Fahri Hamzah mengatakan bahwa itulah yang kini diusahakan Jokowi dengan mengangkat dewan pengawas, yang hal itu berada dalam UU KPK baru hasil revisi.

"Setidaknya dengan presiden mengangkat dewan pengawas, di situ presiden memulai adanya pertanggungjawaban sebagai kekuatan yang paling tinggi dalam presidensialisme kita sehingga memimpin orkestra pemberantasan korupsi."

"Sehingga apabila KPK dengan rendah hati mau saja berkoordinasi dengan presiden, itu gampang diselesaikan," papar Fahri Hamzah.

Ia menambahkan bahwa korupsi seharusnya bisa dihentikan.

"15 tahun ni seolah jadi fiksi kalau korupsi ini enggak bisa dihilangkan. Korupsi tambah banyak, korupsi extra ordinary crime itu jadi fiksi saya lihat."

"Saya terus terang orang yang pakai akal saya, kok saya membayangkan gampang nyelesainnya, enggak ada yang sulit, kenapa negara lain bisa, Korea Selatan bisa kenapa Malaysia bisa, Singapura, kenapa indeks persepsi egara kerajaan seperti Saudi Arabia, Bruneri, Qatar , Kuwait lebih tinggi dari Indonesia." jelas Fahri Hamzah.

"Kenapa bangsa Indonesia yang beragama orang muslim mayoritas, puasa diajarkan, kekuasaan Tuhan, dia enggak akan minum (saat puasa) walaupun di dalam kamar mandi sendiri."

"Kenapa negara seperti ini susah diajak berantas korupsi," sebutnya.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved