Respon Surya Paloh Soal Pertemuan Presiden Joko Widodo, SBY dan Prabowo, Persoalan Bangsa Kompleks
Ketum Partai Nasdem Surya Paloh angkat bicara soal pertemuan Presiden Joko Widodo dengan SBY dan Prabowo Subianto
TRIBUNKALTIM.CO - Surya Paloh Merespon Pertemuan Presiden Joko Widodo dengan SBY dan Prabowo, Persoalan Bangsa Ini Kompleks.
Diketahui, baru-baru ini, Presiden Joko Widodo bertemu Presiden ke VI RI Susilo Bambang Yudhoyono.
Setelahnya, Presiden Joko Widodo bertemu Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto di Istana Merdeka.
• Jelang Pelantikan, SBY dan Prabowo Bertemu Presiden Joko Widodo, Sohibul Iman Doakan Partai Gerindra
• Presiden Joko Widodo Bertemu SBY dan Prabowo, Tanda Kabinet Sudah Rampung Tapi Belum Final
• Jenguk Wiranto di RSPAD, Prabowo Subianto Lihat 9 Dokter Serius Tangani Luka Penusukan
Pertemuan tiga tokoh bangsa ini pun dires[pon Surya Paloh, Ketua Umum Partai Nasdem.
Surya Paloh menilai positif pertemuan Presiden Joko Widodo dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono beberapa waktu lalu.
"Intinya pertemuan yang sedemikian rupa itu menurut saya pertemuan yang amat sangat memberikan nilai positif," ujar Surya Paloh di RSPAD, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Sabtu (12/10/2019).
Surya mengakui bahwa permasalahan di Indonesia memang besar dan cukup kompleks.
Sehingga, sikap Presiden Joko Widodo meminta pendapat dari berbagai pihak untuk menyelesaikan masalah tersebut dinilai suatu hal yang wajar.
"Saya selalu menyatakan permasalahan bangsa ini begitu kompleks, begitu besar.
Tak bisa diselesaikan oleh satu kelompok, kita harus bersama menyelesaikanya," ujar Surya Paloh.
"Kalau sulit kita bertemu, sulit kita bersalaman bersama, bagaimana menyelesaikan permasalahan bangsa," tuturnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, di Istana Merdeka, Jumat (11/10/2019) kemarin.
Sementara, sehari sebelumnya Presiden Jokowi bertemu Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Merdeka.
Pertemuan tersebut membahas hal yang sama, yakni peluang untuk masuk ke kabinet Jokowi-Ma'ruf Amin.
Mereka bicara mulai dari kondisi ekonomi global, politik dan keamanan, hingga rencana pemerintah memindahkan ibu kota ke Kalimantan Timur.
PKS Jadi Oposisi
SBY dan Prabowo sudah bertemu Presiden Joko Widodo, Sohibul Iman: PKS siap jadi oposisi tunggal.
Diketahui, jelang pelantikan Presiden dan Wakil Presiden, 20 Oktober nanti, dua tokoh bangsa bertemu Presiden Joko Widodo.
Keduanya yakni Presiden ke VI RI, Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY, dan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto.
• Presiden Joko Widodo Bertemu SBY dan Prabowo, Tanda Kabinet Sudah Rampung Tapi Belum Final
• Jenguk Wiranto di RSPAD, Prabowo Subianto Lihat 9 Dokter Serius Tangani Luka Penusukan
• Singgung Penusukan Wiranto, Prabowo: Saya tidak Melihat ada Rekayasa
Sementara itu, Presiden PKS, Sohibul Iman menyatakan, partainya siap menjadi satu-satunya partai oposisi bagi pemerintahan Joko Widodo-Maruf Amin.
Hal ini disampaikan Sohibul Iman menanggapi pertemuan Presiden Joko Widodo dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Serta wacana merapatnya Partai Gerindra ke pemerintah.
"Yang jelas ketika tidak ada satu partai pun yang siap jadi oposisi, maka PKS Insya Allah siap agar ada kepantasan demokrasi," kata Sohibul Iman saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (12/10/2019).
Pada Pilpres 2019 lalu, PKS berkoalisi dengan Partai Gerindra, PAN, dan Partai Demokrat mengusung pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Bahkan Partai Gerindra dan PKS juga konsisten menjadi partai oposisi selama lima tahun pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla.
Ini berbeda dengan Partai Demokrat yang menempatkan diri sebagai penyeimbang dan PAN yang sempat bergabung ke pemerintah.
Namun, Sohibul mengaku menghormati sikap Prabowo dan Partai Gerindra yang sudah menyatakan siap membantu pemerintahan Jokowi-Maruf.
"Saling hormati pilihan politik itu bagian dari hakikat demokrasi.
Dan adanya partai-partai penguasa vs partai-partai di luar pemerintahan juga bagian dari hakikat demokrasi.
Jadi merapat atau tidak merapat kepada penguasa itu hal biasa-biasa saja," kata Sohibul Imam.
Sohibul mendoakan niat Prabowo dan Partai Gerindra merapat ke pemerintah bisa disambut baik oleh Jokowi dan koalisinya.
Namun, ia mengingatkan saat ini yang terpenting partai politik bisa menjalankan demokrasi dengan baik untuk melayani rakyat.
"Yang penting mari kita berdemokrasi dan berlomba melayani masyarakat secara fair dan berbasis rule of law," ujarnya. (*)