Gerindra dan Demokrat Dirumorkan Gabung Koalisi, Surya Paloh Legowo, Bagaimana Dukungan ke Jokowi?
Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Gerindra Ahmad Riza Patria mengungkapkan Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum Partai Gerindra memiliki kesamaan
Penulis: Januar Alamijaya | Editor: Doan Pardede
TRIBUNKALTIM.CO - Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Gerindra Ahmad Riza Patria mengungkapkan Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum Partai Gerindra memiliki kesamaan pandangan.
Jokowi dan Prabowo memiliki kesamaan dalam membangun bangsa menjadi kuat dan maju.
Ahmad Riza Patria mengungkapkan hal ini menyusul pertemuan antara Jokowi dan Prabowo di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (11/10/2019) lalu.
• Berbeda dari Gerindra, PKS tak Tergoda Masuk Pemerintahan Lebih Leluasa, Terhormat, Bermartabat
• Jelang Pelantikan, SBY dan Prabowo Bertemu Presiden Joko Widodo, Sohibul Iman Doakan Partai Gerindra
• Respon Surya Paloh Soal Pertemuan Presiden Joko Widodo, SBY dan Prabowo, Persoalan Bangsa Kompleks
• Presiden Joko Widodo Bertemu SBY dan Prabowo, Tanda Kabinet Sudah Rampung Tapi Belum Final
"Ada kesamaan pandangan Pak Jokowi dengan Prabowo.
Bagaimana ke depan kita harus bersatu membangun bangsa," ujar Riza di Jakarta, Sabtu (12/10/2019).
Riza menuturkan pertemuan antara Jokowi dan Prabowo pada Jumat lalu membahas visi dan misi bangsa Indonesia ke depan.
Riza mengatakan dua kontestan pemilihan presiden ini memiliki kesamaan pandangan.
"Bagaimana bangsa ini menjadi kuat dan maju. Tantangan ke depan tidak mudah.
Ekonomi, pertahanan, keamanan dunia yang harus disikapi oleh Indonesia," kata Riza.
Menanggapi kemungkinan Partai Gerindra bergabung dengan koalisi pemerintah, Ahmad Riza Patria menyatakan partainya siap berada di luar atau dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Maruf Amin.
Riza menekankan hal yang terpenting bagi Partai Gerindra adalah memberikan kontribusi untuk membangun bangsa Indonesia.
Menurut Riza, jika kader Partai Gerindra diminta masuk kabinet Jokowi, maka mereka akan membantu pemerintahan secara total.
Jika tidak masuk kabinet, maka Partai Gerindra tidak akan menjadi partai yang terus mengkritik kebijakan pemerintah.
Partai Gerindra akan memberikan solusi kepada pemerintah.
"Jangan sampai jika berada di dalam jadi masalah. Korupsi, KKN dan sebagainya.
Jika di luar, jangan hanya bisa mengkritisi, menggonggong tanpa memberi solusi. Tidak baik juga," ujarnya.
Sebelum memutuskan apakah bergabung dengan koalisi pemerintah atau menjadi oposisi, Partai Gerindra akan mempertimbangkan aspirasi dari pendukungnya.
Partai Gerindra memahami posisinya dan harapan para simpatisan, terutama simpatisan pasangan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.
"Kita serahkan kepada Pak Jokowi dan KH Maruf yang memiliki hak prerogatif tentang pemerintahan yang baik. Partai Gerindra siap di manapun," kata Riza.

Surya Paloh Legowo
Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh menyatakan akan legowo jika kader Partai Gerindra dan Partai Demokrat masuk jajaran kabinet Jokowi-Maruf.
Surya Paloh mempersilakan Joko Widodo menunjuk menteri yang merupakan kader dua partai tersebut.
"Jika presiden menganggap itu perlu dalam kepemimpinannya, silakan," kata Surya Paloh usai menjenguk Menkopolhukam Wiranto di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta, Sabtu (12/10/2019).
Surya Paloh menegaskan hak prerogatif Presiden Joko Widodo dalam menunjuk menteri.
Partai Nasdem menyerahkan pembentukan kabinet sepenuhnya kepada Jokowi.
Surya Paloh tidak akan mempermasalahkan jatah partainya di kabinet berkurang.
"Tidak masalah bagi Nasdem. Ada di kabinet boleh.
Tidak ada di kabinet juga tidak apa-apa, tapi dukungan kepada Jokowi jalan," ujar Surya.

Peluang Partai Demokrat Kecil
Direktur Eksekutif Indobaromenter Muhammad Qodari menilai peluang Partai Demokrat bergabung ke kabinet Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Maruf Amin sangat kecil.
Peluang Partai Demokrat bahkan lebih kecil dibandingkan peluang Partai Gerindra.
Menurut Qodari hubungan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menjadi pertimbangan penting.
Qodari mengatakan hubungan ketua umum yang paling baik dengan Megawati akan membuka peluang bergabungnya partai mereka ke kabinet.
"Hubungan pribadi Ibu Mega dengan SBY dan Prabowo berpengaruh.
Hubungan yang paling baik yang lebih berpeluang masuk," kata Qodari dalam sebuah acara diskusi di Cikini, Jakarta, Sabtu (12/10/2019).
• Presiden Joko Widodo Bertemu SBY dan Prabowo, Tanda Kabinet Sudah Rampung Tapi Belum Final
• Jenguk Wiranto di RSPAD, Prabowo Subianto Lihat 9 Dokter Serius Tangani Luka Penusukan
• Terungkap, Pertemuan Jokowi dan SBY Tak Bahas AHY Jadi Menteri, hingga Reaksi Sikap Politik Prabowo
• Sikap Politik Gerindra Diumumkan Sebelum Pelantikan Jokowi, Ini Alasan Prabowo Pilih Tanggal 17
Mengacu pada indikasi tersebut, Qodari menilai peluang Partai Demokrat bergabung dengan koalisi semakin kecil.
Menurut Qodari hubungan pribadi antara Megawati dan SBY masih kurang baik.
"Peluang Partai Demokrat mengecil atau peluangnya lebih kecil dibandingkan Partai Gerindra.
Apakah yang kecil itu akan masuk atau tidak, kita tunggu pada waktunya," ujar Qodari.
(Tribun Network/fhd/sen/igm)