Bantu Masyarakat di Perbatasan, Bupati Malinau Yansen Ucapkan Terimakasih Kepada Bankaltimtara

Bantu Masyarakat di Perbatasan, Bupati Malinau Yansen Ucapkan Terimakasih Kepada Bankaltimtara.

Editor: Adhinata Kusuma
TRIBUN KALTIM/PURNOMO SUSANTO
HUT KE-54 - Bupati Malinau, Dr Yansen TP MSi (Tengah) didampingi Pemimpin Bankaltimtara Cabang Malinau, Rusandi Arif (Baju Batik) meniup lilin perayaan HUT ke-54 Bankaltimtara. 

Laporan Wartawan Tribunkaltim.co, Muhammad Purnomo Susanto

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Bantu Masyarakat di Perbatasan, Bupati Malinau Yansen Ucapkan Terimakasih Kepada Bankaltimtara

Tahun 2000 lalu, Bankaltimtara yang awalnya bernama Bank Pembangunan Daerah (BPD) Kaltim hadir di Malinau.

Saat itulah, kontribusi nyata pada dunia perbankan di daerah perbatasan oleh Bankaltimtara mulai dilakukan. Saat ini, sudah ada 12 titik layanan Bankaltimtara di Malinau.

Atas hal itu Bupati Malinau, Dr Yansen TP MSi mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya atas peran Bankaltimtara dalam mengawal proses pembangunan di Malinau selama kurang lebih 19 tahun ini.

Kaltim Jadi Ibu Kota Negara, Isran Noor: Bankaltimtara Harus Ambil Bagian dan Gunakan Momen

HUT Ke 54 Bankaltimtara, Asset Capai 29 Triliun, hingga Rencana Merambah Digital Tahun 2020

Target 100 Kantong, Bankaltimtara Gelar Donor Darah di Samarinda

Yansen TP, Bupati Malinau.
Yansen TP, Bupati Malinau. (Tribun Kaltim/M Arfan)

Bupati Yansen mengharapkan, kedepannya pelayanan kepada nasabah akan semakin ditingkatkan.

"Kita sangat merasakan kehadiran Bankaltimtara di Malinau. Dahulu, masyarakat kita di daerah perbatasan sangat sulit sekali mengakses fasilitas perbankan, karena lokasinya yang sangat jauh," ujarnya

saat menghadiri acara peringatan HUT ke-54 Bankaltimtara, pada Senin (14/10/2019), pagi, di Gedung Bankaltimtara, Jalan Raja Pandhita, Malinau, Kaltara.

"Dulu, masyarakat perbatasan itu kemana-mana bawa bantal. Mengapa, karena uangnya ditaruh di dalam bantal. Jadi bukan apa-apa. Agar uangnya bisa aman. Sekarang, Bankaltimtara hadir di

perbatasan Malinau. Dan masyarakat menabung uangnya di bank. Bukan di bantal lagi," lanjutnya menjelaskan.

Bukan hanya itu, disampaikan Bupati Yansen, dahulu masyarakat perbatasan sulit mengirim uang untuk anak-anak mereka yang kuliah di luar daerah. Namun, ditegaskan olehnya, hal itu tidak lagi terjadi.

Bankaltimtara sudah dapat melayani transfer uang dari daerah perbatasan.

"Dulu, proses pengiriman uang itu sangat susah sekali. Sekarang sudah ada Bankaltimtara. Harapan saja juga, Bankaltimtara bisa hadir di daerah-daerah perbatasan dan pedalaman lainnya di Malinau.

Seperti di Kecamatan Sei Boh misalnya. Agar peran Bankaltimtara di Malinau semakin dirasakan oleh masyarakat di sana," tututrnya.

Peluang lainnya, disampaikan Bupati Yansen, transfer dana desa juga merupakan peluang yang harus segera ditangkap oleh Bankaltimtara.

Sambut Ibu Kota Baru di Kalimantan Timur, Bankaltimtara Siapkan SDM dan Jalankan Prinsip BI Religi

Tingkatkan Pelayanan Kepada Nasabah, Hairuzaman : Kembangkan Digital Banking Bankaltimtara

Dekatkan Pelayanan ke Masyarakat, Bupati Resmikan Kantor Kas Bankaltimtara di Mamahak Besar

Lebih daripada itu, ia mengungkapkan, di Malinau sudah mengeluarkan Perda tentang dana RT. Itu juga, dituurkan olehnya, menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan.

"Pangaluran dana desa dan RT juga bisa diaambut oleh Bankaltimtara. Ada dua faktor yabg menjadi acuan dikatakan berhasi.

Pertama, penambahan nasabah semakin banyak. Kedua, partisipasi Bankaltimtara pun semakin baik. Nah, dengan ini maka mutu pelayanan bank kebanggan masyarakat Kaltimtara ini lebih baik," tandasnya.

Pemimpin Bankaltimtara Cabang Malinau, Rusandi Arif mengungkapkan, saat ini di Malinau telah berdiri 5 cabang pembantu, 6 kantor kas pembantu dan 1 layanan multi bergerak.

Dari semua itu, bankaltimtara menyerap sebanyak 142 karyawan untuk melayani seluruh masyarakat Malinau.

"Untuk Malinau, sampai saat ini setoran yang disampaikan kepada kami sebesar Rp 78,39 miliar.

Kemudian, tahun 2018 lalu kita setorkan bagi hasil kurang lebih sebesar Rp 5,5 miliar. Ini adalah bagi hasil yang diberikan kepada bankaltimtara terhadap kinerja selama ini kepada Pemkab Malinau," jelasnya.

"Kedepannya kita akan bergandengan tangan untuk kemajuan bankaltimtara. Kita tidak mungkin berjalan sendiri, tanpa bersinergi dengan pemda. Kami menjadi besar seperti ini karena kerjasama apik dengan Kabupaten Malinau.

Kami sangat membutuhkan masukan, saran dan motifasi untuk kemajuan Bankaltimtara," lanjutnya. (ink)

Aset Naik Rp 4 Triliun

Prestasi memang dicapai Bankaltimtara pada usia ke-54. Hingga kini, bank kebanggaan masyarakat Kaltim dan Kaltara ini telah memiliki aset senilai Rp 29 triliun.

Kenaikan sebesar Rp 4 triliun dapat diraih bank inidalam waktu satu semester.

Pemimpin Sekretariat Perusahaan Bankaltimtara, Baharuddin Rivai mengungkapkan, tercatat pada Desember tahun 2018 lalu, aset Bankaltimtara masih berkisar diantara Rp 25 triliun.

Namun, pertengahan tahun 2019 ini aset Bankaltimtara naik Rp 4 triliun menjadi Rp 29 triliun.

Kenaikan aset tersebut, disampaikan Rivai, terjadi karena pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang cukup tinggi sejak Desember tahun 2018 sampai Juni 2019 lalu.

DPK tersebut terdiri dari tabungan, giro dan deposito yang dipercayakan nasabah kepada Bankaltimtara.

"Terkait dengan kredit bermasalah, perlu juga saya sampaikan bahwa Non Performing Loan (NPL) kami di bawah yang telah ditentukan oleh Bank Indonesia (BI).

Sesuai dengan ketentuan BI, NPL tidak boleh diatas 5 persen. Tapi, kami hanya 1 persen saja," bebernya.

Dengan NPL hanya 1 persen, Rivai menyatakan, masih dapat ditoleransi. Akan tetapi, bukan berarti dengan toleransi tersebut Bankaltimtara membiarkan persoalan kredit bermasalah tersebut terus terjadi.

Pihaknya, terus melakukan penagihan. "Kami tagih terus kewajiban para pihak tersebut agar membayar kredit.

Jadi, tidak kami biarkan persoalan kredit bermasalah itu berlarut-larut. Bahkan, penjualan asset milik pemilik utang pun bisa dijual untuk menutupi kredit bermasalah," tegasnya.

Namun, dijelaskan Rivai, biasanya Bankaltimtara tidak serta-merta menjual aset pemilik utang. Pihaknya memberikan kesempatan kepada pemilik utang untuk menjual sendiri asetnya.

Kemudian, hasil penjualannya bisa menutupi utang di Bankaltimtara.

"Biasanya, kalau pemilik asset yang menjual sendiri assetnya itu akan mendapatkan nilai jual yang baik, daripada kami yang menjualnya kepada para pihak. Setelah laku terjual, barulah kredit yang bermasalah itu dilunasi. Sehingga, persoalan kredit bermasalah pada Bankaltimtara bisa diselesaikan," tuturnya. (ink)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved