Sebelum Penusukan, Satu Sosok Ini Ternyata Sempat Larang Wiranto ke Pandeglang, Tapi Tak Diiyakan

Sehari sebelum terjadi penusukan, Menkopolhukam Wiranto ternyata sudah diusulkan untuk tidak datang ke Pandeglang, Banten.

Editor: Doan Pardede
Tribunnews.com/Imanuel Nicolas
Menkopolkam Wiranto berada di jajaran kiri sedang ngobrol dengan Luhut Panjaitan, sedangkan Oesman Sapta Odang berdiri paling kanan, saat pelantikan menteri baru kabinet Jokowi, Rabu (17/1/2018) 

TRIBUNKALTIM.CO - Terkait kasus Menkopolhukam Wiranto ditusuk, sebuah fakta baru terungkap. 

Sehari sebelumnya, Tenaga Ahli Menko Polhukam, Agus Zaini, menyebutkan bahwa sekretaris pribadi sempat mengusulkan agar Wiranto tidak datang ke Pandeglang, Banten, untuk menghadiri undangan pengurus Universitas Mathla'ul Anwar.

Alasannya, karena kegiatan Wiranto di Wamena, Papua sehari sebelumnya menguras tenaganya.

Mengenal Sosok NAS, Terduga Teroris Pendukung ISIS Menikahkan Pelaku Penusukan Menkopolhukam Wiranto

Pendukung Jokowi Ungkap Masa Lalu Irma Nasution, Istri eks Dandim Kendari yang Nyinyir ke Wiranto

Gegara Nyinyiran Istri Anggota TNI Soal Wiranto, Dua Dandim Kena Imbas, Minta Maaf hingga Dicopot

Demi Kehormatan Amien Rais, Dosen Almamater Jokowi Ini Kecam Twit Hanum Rais soal Penusukan Wiranto

"Sehari sebelumnya ia masih berada di Wamena, Papua untuk memastikan masyarakat yang terdampak kerusuhan terlayani dengan baik. Tak terbayangkan, betapa lelahnya Wiranto sepulang dari Wamena," kata Agus dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat (11/10/2019).

Menurut dia, sebagai orang yang menjunjung tinggi komitmennya, Wiranto tetap meluangkan waktu menghadiri undangan pengurus Universitas Mathla'ul Anwar.

"Meskipun sekretaris pribadinya sempat mengusulkan agar kunjungan itu diwakilkan, tetapi beliau memutuskan untuk hadir. Baginya komitmen adalah harga diri," ujar dia.

Namun, niat baiknya untuk menghadiri acara di Pandeglang, Banten membawa malapetaka Wiranto karena ia ditusuk oleh orang yang diduga teroris jaringan JAD.

Menurut Agus, setelah penusukan tersebut, Wiranto terus berzikir sambil menahan rasa sakit.

Ia juga mengatakan, Wiranto tampak tabah.

Tiba di RSUD Pandeglang, luka tusukan di bagian perut langsung ditangani.

Setelah itu, Wiranto diterbangkan ke RSPAD Gatot Subroto, Jakarta.

"Jarak tempuhnya membutuhkan waktu 30 menit. Bagian perut yang luka akibat tusukan senjata tajam kembali mengeluarkan darah. Dalam perjalanan kondisinya tetap sadar, tentu sambil menahan rasa sakit yang luar biasa," kata dia.

Setibanya di RSPAD, Wiranto ditangani intensif dan dokter memutuskan untuk mengoperasi bagian perut Wiranto lantaran luka di bagian usus.

Ia menyebut, usus halus Wiranto mesti dipotong sepanjang 40 sentimeter.

Agus pun menyayangkan tindakan pelaku penusukan.

"Menyerang Pak Wiranto sama saja menghantam simbol aparatur negara. Belum diketahui persis motif pelaku. Tentu ini problem serius, entah apa yang menggerakkan pelaku hingga nekat melakukan tindakan konyol itu," kata dia.

Ia juga menyayangkan masyarakat yang menyebut penusukan Wiranto ini rekayasa.

"Bahkan ada yang lebih sadis lagi, menuduh peristiwa penusukan itu hanya settingan untuk mencari perhatian. Entah sebutan apa yang pantas untuk mereka yang sengaja menebar fitnah keji itu," kata Agus.

Pakar Psikologi Ungkap Pelaku dan Penolong Wiranto Punya Emosi Serupa saat Kejadian Berlangsung
Pakar Psikologi Ungkap Pelaku dan Penolong Wiranto Punya Emosi Serupa saat Kejadian Berlangsung (Instagram @poppyamalya)

Pengamat beri catatan untuk intelijen

Pengamat militer dan pertahanan Connie Rahakundinie Bakrie memberikan sejumlah catatan terkait kerja intelijen setelah terjadinya penusukan terhadap Menko Polhukam Wiranto.

Wiranto ditusuk seorang pria setelah mengisi sebuah acara di Pandeglang, Banten, Kamis (10/10/2019).

Tak hanya melukai Wiranto, penusukan ini juga melukai ajudannya dan Kapolsek Menes Kompol Daryanto.

Menurut Connie, berdasarkan keterangan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan, keberadaan pelaku yang diduga bagian dari jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) sudah teridentifikasi sejak tiga bulan lalu.

"Nah apakah setelah 3 bulan setelah identifikasi itu ada penindakannya, apakah disisir atau diamankan," kata Connie saat dihubungi Kompas.com, Jumat (11/10/2019).

"Kita mendorong pihak intelijen harus lebih mampu memainkan 'giginya'" lanjut dia.

Connie menilai, seharusnya, dalam radius beberapa meter, area yang akan didatangi Wiranto sudah steril.

"Nah, saya rasa pengamanan untuk VVIP itu ada levelnya. Level A misalnya Presiden, level A- misalnya Menko-Menko, lalu kemudian level B menteri yang lain, level C menteri apa, dan seterusnya," papar Connie.

Dengan penetapan level-level pengamanan itu, bisa mendeteksi potensi ancaman yang akan terjadi.

Potensi yang sudah terbaca itu, menurut dia, seharusnya sudah ditindaklanjuti demi keamanan pejabat publik.

"Nah itu tolong memang harus data intelijen, itu harus segera dieksekusi," kata Connie.

Connie juga mengingatkan para pejabat untuk lebih berhati-hati dan menjaga jarak dengan alasan keamanan dan keselamatan.

"Karena kita paham sekali, Pak Jokowi membawa tren baru di lingkungan pejabat dan rakyat yang sangat dekat, itu sebaiknya dikurangi," jelas dia.

Menurut dia, hal itu bisa dilakukan dengan memperketat batasan radius.

"Sekali lagi dengan pembagian level VVIP, maka di radius berapa, minus berapa. Misalkan begini lah, kan Presiden harus minus 24 jam harus sudah clear," kata Connie.

Sebelumnya, Kepala Badan intelijen Negara Budi Gunawan mengatakan, pelaku penusukan Menko Polhukam Wiranto tergabung dengan kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD).

Pergerakan kelompok ini, kata Budi, telah dipantau selama tiga bulan terakhir.

"Kami sudah pantau khusus pelaku ini tiga bulan yang lalu kan pindah dari Kediri ke Bogor, kemudian dari Bogor pindah ke Menes (Banten)," kata Budi, saat keluar dari RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Kamis (10/10/2019).

Menurut Budi, jaringan JAD banyak tumbuh di tengah masyarakat. Untuk itu, dia berharap masyarakat ikut mengawasi perkembangan jaringan tersebut.

Luhut Binsar Pandjaitan ingin Kasus Penyerangan Wiranto jangan Dibesar-besarkan

Hermawan Sulistyo Beberkan Rahasia Senjata Naruto, Bikin Wiranto Kehilangan Usus Halusnya 40 CM

Meski Jabatan Dicopot Karena Istri Nyinyir Wiranto Ditusuk, Masih Ada Kabar Baik untuk Peltu YNS

Demi Kehormatan Amien Rais, Dosen Almamater Jokowi Ini Kecam Twit Hanum Rais soal Penusukan Wiranto

(*)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved