Setelah Bentak Emil Salim, Arteria Dahlan Diprotes Haris Azhar, Dibela Ali Mochtar Ngabalin
Setelah debat panasnya dengan Emil Salim jadi sorotan, politisi PDIP Arteria Dahlan kembali tuai protes dari aktivis HAM Haris Azhar.
TRIBUNKALTIM.CO - Setelah debat panasnya dengan Emil Salim jadi sorotan, politisi PDIP Arteria Dahlan kembali tuai protes dari aktivis HAM Haris Azhar. Namun, kini ia dibela Ali Mochtar Ngabalin.
Arteria Dahlan nampaknya tak kapok menghadiri diskusi setelah penampilannya di acara Mata Najwa ramai dibully.
Terbaru, Arteria Dahlan masih aktif mengisi diskusi di beberapa tempat.
Bahkan, Arteria Dahlan tampak sepanggung dengan Ali Mochtar Ngabalin, Haris Azhar, hingga Mahfud MD.
• Arteria Dahlan Tengah jadi Sorotan, Terungkap Ternyata Begini Perlakukan Dirinya pada Ibunda
• Kembali Bicara Soal Perppu KPK, Arteria Dahlan: Kita Ditertawakan Orang Luar Negeri
• Setelah Mata Najwa, Arteria Dahlan Kembali Buka Suara di Forum Ini soal UU KPK
• VIDEO Saat Arteria Dahlan Protes tak Dipanggil Yang Terhormat oleh Pimpinan KPK
Momen Arteria Dahlan sepanggung dengan Ali Mochtar Ngabalin, Haris Azhar, hingga Mahfud MD itu dipamerkan melalui media sosial Instagram.
Tampak dalam unggahan Instagramnya, Arteria Dahlan sepanggung dengan Tenaga Ahli Kedeputian IV Kantor Staf Presiden Ali Mochtar Ngabalin dan Aktivis HAM Haris Azhar.
Mereka hadir dalam program Dua Sisi yang tayang di tvOne membahas "Perppu KPK: Buah Simalakama Presiden Jokowi".
Dalam debat tersebut, Arteria Dahlan membongkar cara Presiden Jokowi saat mendapat usulan dari tokoh-tokoh masyarakat terkait Perppu KPK.
Hal itu diungkapkan Arteria Dahlan saat menjadi narasumber di acara Dua Sisi pada Kamis (10/9/2019).
Namun, Aktivis HAM yang turut datang pada acara itu, Haris Azhar sempat menyinggung masalah typo atau salah ketik.
Mulanya, Arteria Dahlan menjelaskan bahwa usulan tokoh-tokoh masyarakat yang diundang oleh Jokowi beberapa waktu lalu juga telah didengar.
"Maka pendapatnya para tokoh-tokoh masyarakat kan dibahas ini sekarang ada temen-temen yang para tokoh-tokoh yang diundang presiden kan kita masukin lagi," kata Arteria Dahlan.
Selain itu, politisi 44 tahun itu juga mengungkapkan akan adanya revisi terbatas terkait UU KPK.
"Bahkan saya yang jadi agak ngebocorin sedikit, memang ada katanya kalau perlu revisi terbatas dan sebagainya lah katanya," jelas dia.
Sehingga, Arteria Dahlan merasa Jokowi juga mendengar keinginan masyarakat.
"Ini kita hormati, jadi bukannya presiden buta dan tuli."
"Artinya apa? maksudnya gini presiden (bukan) buta dan tuli, presiden ini menyerap semua masukan yah," lanjut Arteria Dahlan.
Jokowi disebut secara rinci memperhatikan ajuan-ajuan tokoh masyarakat.
"Begitu artikelnya, bang bisa dikasih contoh ya bang yah artikel satu-satu nih bahkan titik komanya dibahas, oh iya nih," ujar Arteria Dahlan.
Lantas, Haris Azhar menyinggung masalah adanya typo atau salah ketik dalam adanya pengajuan revisi UU KPK.
"Ada yang typo enggak nih,?," tanya Haris Azhar.
"Kalau yang typo itu masukan dari Pak Mensesneg masalah 40 tahun dan 50 tahun kan," jawab Arteria Dahlan.
Akibat pengakuan ada typo-nya itu, presenter acara, Haris Azhar, serta Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah, Sultan Rivandi yang turut hadir bertanya-tanya.
"Kenapa ada typo-nya ya bang?," tanya presenter.
"Kalau saya lihat," ujar Arteria Dahlan belum selesai.
"Dibaca?," sela Sultan Rivandi.
"Pasti dibaca," tegas Arteria Dahlan.
"Setiap halaman kan diparaf," tanya Haris Azhar lagi.
Kemudian, Arteria Dahlan menjelaskan, typo-typo itu terjadi karena adanya kesalahan teknis manusia.
"Jadi gini ya Bung, saya ini yang ngikutin harmonisasi dan sinkronisasi selalu kita katakan semua pasal ini begini ya, tapi kita tidak bisa pastikan karena kami tidak menunggu sampai petugas ketik itu selesai."
"Kami sudah pastikan ya sinkronisasi begini-begini yah siap pak-siap pak, siap pak terakhir begitu."
"Ini bener-bener kalau saya katakan wallahi (demi Tuhan) nih saya katakan human error," papar Arteria Dahlan meyakinkan.
Kemudian, Haris Azhar sempat memprotes pernyataan Arteria Dahlan yang dianggap bias.
"Itu enggak boleh itu bahasanya dia. Itu betul, wallahi itu bahasanya bias," protes Haris Azhar.
Lantas, Staf Ahli Kepresidenan, Ali Mochtar Ngabalin yang berada di sisi kiri Arteria Dahlan membela bahwa kata wallahi yang digunakan Arteria Dahlan bertujuan untuk meyakinkan bahwa pernyataannya benar.
"Untuk memastikan pernyataanya benar dan tidak bercanda," sela Ali Ngabalin.
Lihat videonya mulai menit ke-11:24:
Pada momen lain, Arteria Dahlan tampak duduk satu meja dengan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Prof Mahfud MD.
"Mengahadiri undanga menjadi Narasumber Seminar Nasional dan Juri Kompetisi Peradilan Semu Konstitusi bersama orang-orang hebat ada Prof Dr. Moh. Mahfud MD, S.H., S.U. , Prof. Dr. Endy O.S. Hiariej, S.H., M.H. , dan Prof Dr. Audi Fitriciada Azhari, S.H., M.H," tulis Arteria Dahlan melalui akun Instagramnya, Senin (14/10/2019).
Dua unggahan terbaru Arteria Dahlan tersebut saat ini masih dibanjiri komentar netizen.
Komentar Mahfud MD
Terpisah, Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD mengatakan, pihak Istana telah mempersiapkan jalan keluar terkait kesalahan penulisan alias typo pada Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) hasil revisi.
"Saya kira Istana sudah punya jalan keluarlah. Hukum itu tidak bisa macet, pasti ada jalan keluar dan jalan keluar, beberapa alternatif, sudah ada di Istana. Tinggal kita nunggu saja," ujar Mahfud di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta, Jumat (11/10/2019).
Diketahui, salah pengetikan di UU KPK yang disahkan DPR pada 17 September 2019 itu ada pada Pasal 29 huruf e yang menjelaskan perihal syarat pimpinan KPK.
Pada pasal itu tertulis, syarat huruf e, berusia paling rendah 50 tahun.
Tapi keterangan di dalam kurung yang ditulis dengan huruf tertera "empat puluh" tahun.
Kesalahan ini menjadi masalah.
Sebab, salah satu calon pimpinan KPK terpilih, yakni Nurul Ghufron terancam tidak bisa dilantik bila UU tersebut berlaku.
Ghufrom diketahui baru berusia 45 tahun.
Mahfud MD melanjutkan bahwa UU KPK ini dipastikan menimbulkan masalah apabila sudah resmi berlaku.
Ghufron terancam tidak dapat dilantik.
"Kalau umur 50 atau 40 itu ya juga akan masalah kalau UU itu berlaku, KPK endak bisa bekerja kan, karena komisionernya belum ada (lengkap). Itu pun juga udah masuk inventarisasi masalah yang harus diselesaikan," ujar Mahfud MD.
Meski demikian, ketika ditanya apakah pihak Istana akan menyelesaikan persoalan hukum itu melalui penerbitan Perppu KPK, Mahfud MD tidak mau menjelaskan lebih lanjut.
"Enggak tahu, itu Istana. Saya kan bukan Istana. Ditunggu saja," lanjut dia.
Debat panas vs Emil Salim
Sebelumnya, Arteria Dahlan terlibat debat panas dengan dosen pascasarjana UI Prof Emil Salim di acara Mata Najwa.
Awalnya, presenter Najwa Shihab terlihat kewalahan menghadapi debat Arteria Dahlan dengan Prof Emil Salim.
Hal itu terjadi saat acara Mata Najwa membahas Perppu UU KPK pada Rabu (9/10/2019).
Baik Arteria Dahlan maupun Emil Salim terdengar saling bentak.
Hal itu diawali saat Emil Salim menyinggung apakah proses pemilihan para anggota DPR itu berlangsung bersih atau tidak.
"Jadi yang menjadi soal adalah ada Politic Gap, bung bilang saya dipilih yang menjadi persoalan itu cara memilih itu bebas dari korupsi," kata Emil Salim dikutip TribunWow.com dari channel Youtube Najwa Shihab.
"Iyalah," sela Arteria Dahlan.
Kemudian, Emil Salim ingin melanjutkan pernyataannya.
Namun, saat ingin melanjutkan pernyataannya, Arteria Dahlan justru terus memotong bicara Emil Salim.
"Ada buku bung," lanjut Emil Salim.
"Prof nanya saya terpilih korupsi atau tidak, saya yakin," bantah Arteria Dahlan sambil mengangkat diri dari kursi.
Lalu, Emil Salim terus berusaha untuk meminta agar Arteria Dahlan mendengarnya.
"Ada laporan demokrasi forsil, tunggu dulu," pinta Emil Salim.
Namun, Arteria Dahlan justru menyinggung jabatan menteri yang pernah dijabat Emil Salim.
Emil Salim sendiri pernah menjabat sebagai Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup di masa orde baru.
"Jangan dikira, Anda bisa menjadi menteri karena proses politik di DPR pak jangan salah," sentak Arteria Dahlan.
Namun, Emil Salim masih berusaha meminta agar Arteria Dahlan mendengar pernyataanya.
"Tunggu dulu, demokrasi forsil," ungkap Emil Salim belum selesai.
"Tapi contoh pak yang kayak dengan generasi yang baik, berbicaralah dengan baik, berdebat dengan baik," sela Arteria Dahlan keras.
Mendengar pernyataan itu, Najwa Shihab lantas menyinggung bahwa DPR juga harus memberi contoh untuk menghormati orang yang tengah berpendapat.
"Anggota DPR memberi contoh yang baik dengan mendengarkan," kata Najwa Shihab.
Mendengar pernyataan itu, penonton lantas bersorak riuh.
Akibatnya, Arteria Dahlan lalu terdiam, namun ia tampak kesal dengan suara penonton tersebut.
"Woy suporternya, suporter apa ini," seru Arteria Dahlan.
Berhasil diam untuk beberapa saat, Emil Salim kemudian melanjutkan pendapatnya.
Namun, lagi-lagi Arteria Dahlan memotong pembicaraan Emil Salim.
"Yang menjadi persoalan dalam demokrasi kita adalah ada laporan buku yang namanya demo," kata Emil Salim belum selesai.
"Jangan digeneralisir," potong Arteria Dahlan lagi.
Terlihat kesal karena tak bisa melanjutkan bicaranya, Emil Salim lantas meminta dengan keras agar Arteria Dahlan diam.
Ia sampai menggebrakan tangan ke meja.
"Dengar dulu," seru Emil Salim.
Kemudian, Emil Salim mengungkapkan bahwa tindak korupsi paling banyak dilakukan oleh politisi yang dipilih oleh pemilihan rakyat.
Sehingga, pemilihan umum belum tentu benar-benar terpercaya.
"Demokrasi forsil dan seluruh yang terjadi pada penangkapan dari KPK adalah politisi yang dipilih," lanjutnya.
"Jadi persoalan adalah pemilihan kita yang kita jalankan belum tentu kredibel itu menjadi persoalan," ungkap Emil Salim.
Lantas, Emil Salim bertanya jangan terlalu bangga jika pemilihan itu berlangsung secara tidak jujur.
"Jadi Bung bangga saya dipilih? Tapi apa dipilih secara betul?," tanya Emil Salim.
Lalu, Arteria Dahlan menjawab kalau dirinya memang benar-benar dipilih rakyat.
"Iya," kata Arteria Dahlan.
Lalu, Emil Salim mendesak berapa uang yang dikeluarkan agar bisa terpilih.
"Berapa ongkosnya buat keluarkan?," tanya Emil Salim.
"Apa?," kata Arteria Dahlan.
"Darimana Bung dapat uangnya?," tanya Emil Salim lagi.
• Setelah Tunjuk-tunjuk Emil Salim, Arteria Dahlan Dicap Pembohong oleh Laode M Syarif KPK
• Siasat Najwa Shihab Stop Debat Arteria Dahlan vs Emil Salim, lalu Skakmat saat Jeda Iklan Mata Najwa
• Ada Kata Politisi Gila Hormat, Inilah Perubahan Profil Arteria Dahlan di Wikipedia yang Jadi Sorotan
• Siapakah Arteria Dahlan yang Bentak Emil Salim di Mata Najwa? Segini Deretan Harta Kekayaannya
Tidak terima, Arteria Dahlan terlihat marah hingga membentak dan mengangkat diri dari kursinya.
"Kalau saya bisa pak," seru Arteria Dahlan.
Namun, Najwa Shihab segera menutup segmen agar perdebatan tidak semakin panas.
Lihat videonya mulai menit ke-9:37:
(*)