Tergiur Uang Rp 5 Juta, Pasutri di Balikpapan Ini Nekat Jadi Kurir Narkoba Seberat Sekitar 2 Kg
Pasangan suami istri atau pasutri di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur atau kaltim berinisial LE (29) dan DS (29) nekat menjadi kurir narkoba.
Penulis: Zainul | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Pasangan suami istri atau pasutri di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur atau kaltim berinisial LE (29) dan DS (29) nekat menjadi kurir narkoba.
LE merupakan suami dari DS dan tinggal di wilayah kecamatan Balikpapan Selatan, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur.
Keduanya mengaku tergiur dengan iming-imingan uang sebesar Rp 5 juta dari bandar narkoba jika berhasil mengantarkan narkoba kepada pemesan.
Namun naas, belum narkoba yang dibawanya itu belum sampai kepada tangan pemesan, pasutri tersebut justru keburu ditangkap oleh petugas Badan Narkotika Nasional Kota Balikpapan, Kalimantan Timur.
" Ya, saya diberi uang Rp 5 juta oleh bandar kalau sudah mengantarkan barang (narkoba) kepada pemesan," kata DS sambil menundukkan wajahnya saat ditanya Tribunkaltim.co pada kegiatan preskonfers di kantor BNNK Balikpapan pada Jumat (18/10/2019)
Saat ditanya siapa nama bandar yang menyuruhnya mengantar narkoba kepada pemesan tersebut.
Pihak pasutri ini enggan menyebutkan secara jelas.
Mereka mengaku tidak tahu dan saat menerima perintah hanya melalui sambungan telepon dari smartphone.
"Tidak tahu, Saya tidak tahu bandarnya yang mana saya cuma disuruh antar barang saja," jawab kompak pasutri itu
Ya mereka ditangkap oleh petugas BNN Kota Balikpapan pada Kamis, (17/10/2019) kemarin di Jalan MT Haryono Kecamatan Balikpapan Selatan.
Mereka ditangkap di salah satu pusat perbelanjaan
Saat mengambil narkoba yang disimpan ke dalam jok motor untuk selanjutnya akan diantar kepada pemesan di wilayah kota Balikpapan dan Samarinda.
Kali ini narkoba yang mereka bawa tersebut seberat 2000 gram bruto atau setara dengan 2 Kg
Dan sudah dikemas sebanyak 20 paket yang masing-masing paketnya seberat 100 gram.
Beruntung narkotika jenis sabu-sabu tersebut belum sempat tersebar luas di kalangan masyarakat setelah petugas BNN berhasil menggagalkannya.
Seluruh narkoba tersebut kini diamankan di kantor BNN Kota Balikpapan beserta tersangka pasutri tersebut.
Dampak Buruk Penggunaan narkoba
Mengutip dari Tribunnewswiki.com penyalahgunaan narkotika juga dapat mempengaruhi kerja sistem saraf.
Narkoba dapat menyebabkan gangguan saraf sensorik yang akan mengakibatkan rasa kebas
Dan penglihatan buram hingga bisa menyebabkan kebutaan.
Narkoba juga dapat menyebabkan gangguan saraf otonom.
Gangguan saraf ini akan mengakibatkan gerakan yang tidak dikehendaki melalui gerak motoric.
Akibatnya, seseorang yang dalam kondisi ini dapat melakukan apa saja di luar kesadarannya.
Lebih lanjut, narkoba juga dapat mengakibatkan gangguan pada saraf motorik.
Akibatnya seseorang dapat melakukan gerakan tanpa koordinasi dengan sistem motoriknya.
Misalnya ketika seseorang sedang di bawah pengaruh narkotika.
Kepalanya bisa goyang-goyang sendiri dan baru akan berhenti jika pengaruh narkotika itu hilang.
Terakhir, narkoba juga dapat mengakibatkan gangguan saraf vegetative.
Hal ini akan berkaitan dengan Bahasa yang keluar di luar kesadaran.
Tak hanya itu, efek narkoba pada otak juga bisa menimbulkan rasa takut
Dan kurang percaya diri jika seseorang tidak memakainya.
Dalam jangka panjang, narkoba secara perlahan dapat merusak sistem saraf di otak mulai dari kerusakan ringan hingga permanen.
Saat seseorang menggunakan narkoba, muatan listrik di dalam otak akan berlebihan.
Apabila sudah kecanduan, maka lama kelamaan dapat menyebabkan kerusakan otak.
Bagaimana pengguna narkoba bisa ketergantungan?
Ketergantungan adalah semacam ‘pembelajaran’ sel-sel otak pada pusat kenikmatan.
Ketika seseorang mencoba mengonsumsi narkoba, maka otak akan membaca tanggapan tubuhnya.
Jika merasa nyaman, otak mengeluarkan neurotransmitter dopamin dan akan memberikan kesan menyenangkan.
Otak merekamnya sebagai sesuatu yang dicari sebagai prioritas karena dianggap menyenangkan.
Akibatnya, otak membuat program salah
Seolah-olah orang itu memerlukannya sebagai kebutuhan pokok
Dan terjadi kecanduan atau ketergantungan.
Dalam keadaan ketergantungan, pecandu merasa sangat tidak nyaman dan kesakitan.
Untuk mendapatkan narkoba, dia akan melakukan segala cara seperti mencuri bahkan membunuh.
Pada kasus ketergantungan, seseorang harus senantiasa memakai narkoba.
Jika tidak maka timbul gejala putus obat atau disebut juga sakau.
Gejala yang ditimbulkan bergantung pada jenis narkoba yang digunakan.
Gejala sakau opioida atau heroin mirip orang sakit flu berat, yaitu hidung berair, keluar air mata, bulu badan berdiri, nyeri otot, mual, muntah, diare, dan sulit tidur.
Narkoba juga mengganggu fungsi organ-organ tubuh lain.
Seperti jantung, paru-paru, hati, dan sistem reproduksi, sehingga dapat timbul berbagai penyakit.
Pengguna narkoba akan terus meningkatkan dosis pemakaian sampai overdosis
Perasaan nikmat, rasa nyaman, tenang atau rasa gembira yang dicari oleh pemakai narkoba harus dibayar mahal dengan dampak buruknya
Seperti ketergantungan, kerusakan berbagai organ tubuh, berbagai macam penyakit.
Rusaknya hubungan dengan keluarga dan teman, rusaknya kehidupan moral, putus sekolah, pengangguran, serta hancurnya masa depan.
Mengonsumsi narkoba secara terus-menerus menyebabkan peningkatan toleransi tubuh
Sehingga pemakai tidak dapat mengontrol penggunaannya
Dan cenderung untuk terus meningkatkan dosis pemakaian
Sampai akhirnya tubuhnya tidak dapat menerima lagi.
Hal ini yang disebut dengan overdosis.
Saraf merupakan satu di antara organ penting pada manusia yang mengatur sistem tubuh.
Jika ia mengalami kerusakan maka bisa menyebabkan kecacatan yang permanen dan sulit untuk diperbaiki.
(Tribunkaltim.co)