Aksi Tukul Arwana Pandu Talkshow Kanker di Kutai Kartanegara, Garapan PERABOI dan YKPI
Aksi Tukul Arwana pandu Talkshow kanker di Kutai Kartanegara, garapan PERABOI dan YKPI, Edi Damansyah beri sambutan
Penulis: Rahmad Taufik | Editor: Rafan Arif Dwinanto
TRIBUNKALTIM. CO, TENGGARONG - Aksi Tukul Arwana pandu Talkshow kanker di Kutai Kartanegara, garapan PERABOI dan YKPI, Edi Damansyah beri sambutan.
Ketua Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi Indonesia atau PERABOI, dr Walta Gautama mengemukakan rata-rata pasien kanker payudara datang ke dokter saat stadium lanjut.
Faktor inilah yang menyebabkan angka kematian akibat kanker menjadi tinggi.
"Padahal jika mereka datang ke dokter pada stadium awal kemungkinan dapat disembuhkannya tinggi sekali.
• Penuturan Prajurit TNI Yonzipur Setelah Kepalanya Bercucuran Darah Dipukul Preman Pasar Sukaramai
• Sudah Kerja 3 Bulan Tim Teknis Polri Belum Ungkap Penyiram Novel Baswedan, Respon Jokowi Kok Begini
• Begini Nasib Preman Pasar Sukaramai Setelah Pukul Kepala Prajurit TNI, dan Tantang Polisi Tembak
Bisa mencapai 98 persen,” kata Walta disampaikan dalam Acara Talkshow Seputar Kanker Payudara dan Kanker Tiroid di Pendopo Bupati Kutai Kartanegara, Sabtu (19/10/2019).
Kegiatan ini digelar oleh PERABOI dan Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI).
Walta mengatakan, kanker telah menjadi penyakit yang mendapat perhatian dunia.
Seluruh dunia saat ini, lanjutnya, sedang berupaya keras menurunkan angka kejadian kanker stadium lanjut, sekaligus menurunkan angka kematian akibat kanker.
Seiring meningkatnya angka kejadian kanker di Indonesia, PERABOI makin giat melakukan pengabdian kepada masyarakat, salah satunya lewat kegiatan talkshow yang digelar di Tenggarong ini.
Acara yang dipandu langsung komedian terkenal tanah air, Tukul Arwana, membuat antusiasme peserta talkshow.
Selama ini PERABOI yang terdiri para dokter spesialis bedah se-Indonesia juga turun ke masyarakat hingga ke daerah terpencil melakukan bakti sosial atau sosialisasi tentang penyakit kanker.
"Seperti yang kami lakukan saat ini di Tenggarong dengan kemasan talkshow,” kata dokter yang praktek di RS Kanker Dharmais itu.
Sama halnya dengan PERABOI, YKPI juga berjuang menurunkan angkat kejadian kanker payudara stadium lanjut di Indonesia.
Ketua sekaligus Pendiri YKPI, Linda Agum Gumelar, menerangkan pengobatan penyakit mematikan ini memang tidak murah.
Namun melalui program YKPI upaya pencegahan dini kanker payudara stadium lanjut dengan sosialisasi deteksi dini melalui Sadari (Periksa Payudara Sendiri).
Sosialisasi digelar ke beberapa daerah hingga ke pelosok tanah air bisa teratasi.
Ia memaparkan hingga April 2019 sebanyak 13.214 orang telah melakukan mamografi dengan hasil 1.973 (14,8%) orang diketahui memiliki tumor jinak dan 203 orang (1,5%) memiliki tumor ganas.
“Mereka yang diduga memiliki tumor langsung dirujuk melakukan pemeriksaan klinis lebih lanjut di rumah sakit agar kankernya dapat segera tertangani secara klinis.
Dan biaya pengobatannya juga tidak menjadi tinggi,” ujar Linda.
Ke depan, lanjutnya, YKPI berencana mewujudkan adanya mobil kemoterapi sebagai upaya jemput bola dengan cara mendatangai pasien rawat jalan yang harus melakukan kemoterapi," ucap Linda yang pernah divonis kanker payudara pada 1996.
Ia berharap perempuan Indonesia dan juga laki-laki bisa melakukan deteksi secara dini untuk kanker payudara.
Karena dia sendiri seorang survivor.
Bupati Kukar Edi Damansyah juga memberikan apresiasi luar biasa dengan digelarnya acara talkshow ini.
"Kegiatan ini sejalan dengan komitmen kami untuk meningkatkan kualitas derajat kesehatan masyarakat.
Kami melalui Dinas Kesehatan dan RSUD AM Parikesit juga ada kegiatan sosialisasi edukasi kepada masyarakat seperti ini, ternyata kegiatan hari ini nyambung," kata Edi yang membuka langsung acara talkshow tersebut.
Tentang YKPI
Sejak didirikan pada 19 Agustus 2003, YKPI menurut Linda lebih fokus pada upaya-upaya preventif.
Salah satunya dengan cara sosialisasi pentingnya deteksi dini kanker payudara melalui SADARI (Periksa Payudara Sendiri) dan mengoperasikan satu-satunya Unit Mobl Mammografi di Indoensia, didukung oleh Tim Medis RS Kanker Dharmais sejak 2015.
Linda menyadari penyebaran informasi tentang kanker payudara di Indonesia belum merata.
Bahkan masih ada mitos-mitos di kelompok masyarakat yang mendorong maraknya pengobatan non medis.
Ada juga sekelompok orang yang masih merasa malu divonis kanker payudara meski baru stadium awal dan memilih mengurung dirinya serta menunda pengobatan medis.
“Hal inilah yang juga memicu angka kejadian kanker payudara stadium lanjut tinggi.
Untuk itu ayo lakukan SADARI di rumah secara rutin, caranya bisa dilihat di website atau sosial media YKPI seperti Instagram atau facebook.
Dan, segera periksakan ke dokter jika ada kelainan pada payudara.
Misalnya terasa ada benjolan atau perubahan pada puting.
Karena kanker ini tidak ada gejala dan kita tidak akan merasakan sakit pada awalnya, jadi deteksi dini itu penting,” imbau Linda.
Sebelumnya di RSUD Aji Muhammad Parikesit di Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara, diselenggarakan pula sosialisasi deteksi kanker payudara dan TOT SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri).
Ketua pelaksana kegiatan pengabdian masyarakat dr Abdul Rachman SpB(K)Onk mengatakan acara sosialisasi tersebut akan dihadiri 100 peserta perwakilan organisasi dan institusi wanita di Tenggarong.
“PERABOI bekerjasama dengan YKPI berharap agar kegiatan ini nantinya akan terus berlanjut, ditularkan pada ibu-ibu dan organisasi lainnya sehingga informasi tentang kanker payudara akan merata,” ujar ketua bidang pengabdian masyarakat PERABOI tersebut. (*)