Kabar Buruk untuk Jokowi, Prabowo dan Wishnutama Kurang Diterima, Pendukung Setia Kecewa Pilih Pamit
Dulu Dekat dan Kini Pamit Usai Prabowo dan Wishnutama Dilantik, Kabar Buruk untuk Jokowi usai Menunjuk Menteri
Apalagi kabinet itu akan fokus pada pengembangan sumber daya manusia, penciptaan lapangan kerja, dan pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
"Meskipun sudah 'cukup' terhadap dirinya sendiri, mereka tetap mau mengabdi pada bangsa dan negara ketika diminta oleh Pak Jokowi," kata Arief Rosyid.
Mantan Ketua Umum PB HMI itu mengatakan bahwa nama-nama baru lain, baik yang berasal dari unsur partai ( Syahrul Yasin Limpo, Zainuddin Amali, Suharso Monoarfa ) maupun dari profesional ( dr Terawan Agus Putranto, Mahfud MD, Teten Masduki, dan Tito Karnavian ) adalah figur-figur yang sudah teruji dan memiliki integritas atau track record yang baik selama ini.
Belum lagi menteri yang dipertahankan dalam periode sebelumnya, seperti Sri Mulyani, Muhadjir Effendy, Basuki Hadimuljono, Tjahjo Kumolo, dan Sofyan Djalil, mereka yang terbukti loyal pada Jokowi dalam merealisasikan visinya sebagai Presiden.
"Terpenting sekarang ialah agar mendukung kabinet yang dibentuk Presiden melalui kerja-kerja nyata di bidang kita masing-masing," kata M Arief Rosyid Hasan.
Sementara itu, dari Aceh, Ikram Hasballah berterima kasih kepada Presiden Indonesia yang telah memberikan tugas untuk Prabowo Subianto di Kabinet Indonesia Maju.
"Terima kasih kepada Bapak Presiden karena memberikan amanah kepercayaan kepada Bapak Menteri Pertahanan Prabowo Subianto. Kami sangat bangga, senang sekali hati kami," ujar Ikram Hasballah melalui pesan singkat yang diterima di Jakarta, Rabu.
Ke depan, dia berharap agar Prabowo Subianto dapat membangun bidang pertahanan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang lebih baik lagi.
"Maka, saran saya kepada Bapak Prabowo Subianto harus bekerja keras agar keamanan bangsa ini yang lebih maju," kata Ikram Hasballah.
Alasan Jokowi
Di kesempatan berbeda, Jokowi akhirnya mengungkap alasan mengapa memilih rivalnya di pilpres 2014 dan 2019, Prabowo Subianto, sebagai Menteri Pertahanan Kabinet Indonesia Maju.
"Kita ini pengin membangun sebuah demokrasi gotong royong," kata Jokowi saat berbincang dengan wartawan di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (24/10/2019).
Presiden Jokowi menjelaskan, di Indonesia tidak ada yang namanya oposisi seperti di negara lain.
Demokrasi Indonesia adalah demokrasi gotong royong.
Oleh karena itu, Jokowi tidak masalah rivalnya masuk kabinet.