Sempat Langka, Pasokan dan Harga Semen di Berau Kembali Normal
Karena kendala cuaca dan transportasi, semen di Berau sempat langka. Kini pasokan dan harga semen di Berau kembali normal.
TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG REDEB – Sempat Langka, Pasokan dan Harga Semen di Berau Kembali Normal
Selama dua pekan terakhir, masyarakat Kabupaten Berau mengeluhkan kelangkaan semen.
Bahan bangunan ini sulit ditemukan di toko-toko bangunan.
Menurut Rahadian, salah satu warga di Tanjung Redeb, dirinya sudah mendatangi sejumlah toko bangunan di tiga kecamatan.
• Kominfo Berau dan Kaltim Survei Lapangan, Sebentar Lagi Warga Pulau Maratua Bisa Mengakses Internet
• Kerap Menemukan Komoditas Ilegal, Pengelola Pasar Induk Berau Tingkatkan Pengawasan, Ini Caranya
• Di Berau, Polisi Terpaksa Tembak Kaki Pencuri yang Hendak Melarikan Diri, Bekuk Pencuri dan Penadah
“Keliling (mencari semen), mulai dari toko bangunan yang ada di Tanjung Redeb, Sampai Teluk Bayur semuanya kosong,” ungkapnya.
Meski begitu, dirinya juga sempat bertanya ke sejumlah toko bangunan, tidak ada kenaikan harga semen.
“Kalau harga masih Rp 55 ribu sampai 60 ribu per sak. Tidak naik, tapi ya itu, semennya kosong di mana-mana,” ujar Rahadian.
Dikonfirmasi secara terpisah, Kepala Dinas Perindusterian, Perdagangan dan Koperasi ( Disperindagkop ) Kabupaten Berau, Wiyati membenarkan, dalam dua pekan terakhir memang sempat terjadi kelangkaan semen.
Namun dalam tiga hari terakhir, distribusi semen sudah kembali normal.
“Memang dalam dua minggu terakhir ini sempat terjadi kelangkaan semen.
Tapi sekarang pasokan sudah mulai lancar.
Jumlah pasokan yang masuk saya belum tahu, tapi distribusi semen sudah kembali lancar,” kata Wiyati menjawab pertanyaan Tribunkaltim.Co, Selasa (29/10/2019).
Wiyati mengaku menerjunkan sejumlah staf untuk melakukan peninjauan lapangan, guna memastikan pasokan semen kembali lancar.

“Pasokan dan harga sudah mulai stabil, malah harga tidak terjadi kenaikan harga, masih tetap normal.
Pemantauan yang sifatnya insidentil (saat terjadi kelangkaan) seperti itu, kami tidak lakukan pemantauan.