Tak Disangka Reaksi Menhan Prabowo Subianto saat Dicecar Wartawan soal Musuh dan Pesan untuk Loyalis

Tak disangka reaksi Menhan Prabowo Subianto saat dicecar wartawan soal musuh Indonesia dan pesannya untuk para loyalis.

Editor: Syaiful Syafar
TRIBUNNEWS/JEPRIMA
Menhan Prabowo Subianto saat tiba di gedung Kementrian Pertahanan, Jakarta Pusat, Kamis (24/10/2019) dalam rangka serah terima jabatan Menteri Pertahanan yang disambut upacara militer. Menhan Prabowo Subianto bereaksi saat dicecar wartawan soal musuh pertahanan Indonesia dan pesannya untuk para loyalis. 

TRIBUNKALTIM.CO - Tak disangka reaksi Menhan Prabowo Subianto saat dicecar wartawan soal musuh Indonesia dan pesannya untuk para loyalis.

Menteri Pertahanan ( Menhan ) Prabowo Subianto sempat ditanya oleh wartawan tvOne Balques Manisang mengenai siapa musuh pertahanan Indonesia.

Hal itu terjadi setelah acara serah terima jabatan dari mantan Menhan Ryamizard Ryacudu kepada Prabowo Subianto, Kamis (24/10/2019).

Baca juga: Baru Seminggu Jabat Menhan, Prabowo Dipanggil DPR, Ucapan di Pilpres 2019 Soal 'Macan Asia' Diungkit

Baca juga: Prabowo Subianto Dipilih Jokowi Masuk Kabinet, jadi Menteri Pertahanan Gajinya tak Mau Diambil

Baca juga: Anies Baswedan Respon Isu Gerindra Tinggalkan Dirinya Karena Prabowo Subianto Jadi Menteri Jokowi

Dilansir Tribunnews, pertanyaan itu diajukan wartawan tvOne Balques Manisang dalam tayangan Fakta unggahan kanal YouTube Talk Show tvOne, Senin (28/10/2019).

Awalnya, Balques Manisang dan wartawan lainnya menghampiri Prabowo Subianto setelah acara serah terima jabatan selesai.

Ketika ditanya soal kesannya menjadi Menhan, Prabowo Subianto menyebut dirinya harus banyak mempelajari situasi demi bisa mengambil langkah terbaik untuk pertahanan negeri.

"Kita harus belajar dulu ya, situasi. Kita ingin kerja keras. Ingin berbuat yang terbaik," kata Prabowo Subianto.

Sembari berjalan, Prabowo Subianto mengungkap tantangan apa saja yang harus ia hadapi sebagai Menhan.

Yang menjadi prioritas Prabowo Subianto di antaranya untuk menjaga kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI.

"Tantangan ke depan pertahanan ke mana pak arahnya?" tanya Balques Manisang.

"Ya kita harus jaga kedaulatan, keutuhan wilayah, menghadapi segala kemungkinan dari manapun," terang Prabowo Subianto.

Sambil terus berjalan keluar ruangan, Prabowo Subianto yang mengenakan setelan jas warna hitam serta dasi merah bermotif garis mengaku kondisinya sehat.

"Sehat tapi Pak Prabowo ya?" tanya Balques Manisang.

"Alhamdulillah," jawab Prabowo Subianto singkat.

Ketika sudah sampai di luar ruangan, tampak para tamu undangan serah terima jabatan serta wartawan meramaikan lorong gedung tersebut.

Ketika ditanya soal musuh dari pertahanan Indonesia, tak disangka Prabowo Subianto malah enggan menjawabnya.

"Pak mungkin bisa dijelaskan lebih pak kira-kira musuh dari pertahanan kita saat ini?" tanya Balques Manisang.

"Enggak, enggak," ucap Prabowo Subianto sembari mengacungkan tangan tanda tak mau menjawab.

Tak hanya pertanyaan soal musuh pertahanan, Ketua Umum Partai Gerindra itu juga enggan menjawab pertanyaan tentang pesan untuk loyalis.

"Pesan buat para loyalis Pak Prabowo?" tanya Balques Manisang.

"Ya, terima kasih," ucap Prabowo Subianto.

Berikut video lengkapnya (menit ke-1.27):

Diketahui, prosesi serah terima jabatan dilakukan melalui penandatanganan memorandum pelaksanaan tugas di Gedung AH Nasution di Kompleks Kementerian Pertahanan, Jakarta Pusat.

Dikutip dari Kompas.com, Selasa (29/10/2019), dalam acara tersebut turut dihadiri para petinggi Partai Gerindra serta mantan pejabat negara.

Dalam sambutannya, Prabowo Subianto mengungkap dirinya ditugaskan Jokowi untuk memperkuat TNI dan menjaga kedaulatan negeri.

"Tugas yang diberikan presiden ke saya adalah untuk ikut membantu, memperkuat TNI. Supaya kita bisa semuanya menjaga kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI," ujar Prabowo Subianto.

Prabowo Subianto juga berkomitmen melanjutkan program Ryamizard Ryacudu serta melengkapi dengan inovasi.

"Dan saya akan sekuat tenaga melanjutkan apa yang sudah dirintis untuk mencari terobosan baru," kata Prabowo Subianto.

Diizinkan masuk Amerika

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengatakan bahwa sejak Prabowo Subianto menjadi Menteri Pertahanan terdapat sejumlah negara yang hendak bersilaturahmi, termasuk dari Amerika Serikat.

Mereka silaturahmi sekaligus menyampaikan undangan kepada Prabowo Subianto.

"Jadi begini memang sejak jadi Menhan ada beberapa dari negara yang kemudian bersilahturahmi kepada pak Prabowo termasuk dari tim Amerika Serikat. Kemudian dalam silaturahmi itu juga menyampaikan undangan-undangan untuk berkunjung," kata Sufmi Dasco di Kompleks Parlemen, Senayan Jakarta, Selasa, (29/10/2019).

Namun, menurut Sufmi Dasco undangan tersebut belum bisa ditindaklanjuti Prabowo Subianto.

Karena Mantan Danjen Kopassus itu masih merancang sejumlah kebijakan pada bidang pertahanan.

"Namun karena kesibukan pak Prabowo yang masih menata mempelajari dan kemudian membuat rencana-rencana untuk departemen pertahanan sehingga rencana keluar negeri itu termasuk ke Amerika belum terjadwalkan," katanya.

Untuk diketahui, dengan undangan tersebut Prabowo Subianto diperbolehkan ke Amerika.

Pasca reformasi 1998, Prabowo Subianto dan sejumlah petinggi militer Indonesia sempat ditolak masuk negara adidaya tersebut.

Baca juga: Eks Anak Buah SBY, Kini Anggota Prabowo Subianto Menangis Dipecat Gerindra, Tak Jadi Anggota DPRD

Baca juga: Trending Topic Twitter 82 M, Politisi PSI Soroti Anggaran Beli Lem Rp 82,8 M, Begini Jawaban Disdik

Baca juga: 2 Tahun Lalu Wika Salim juga Pernah Viral di Instagram karena Video Amoral, Kini Rayu Ariel NOAH

Baca juga: Jadwal MotoGP Malaysia 2019, Kompatriot Valentino Rossi Tuding Marc Marquez Usai Jatuh di Australia

Sebuah laporan harian New York Times mengatakan, tahun 2000, Departemen Luar Negeri AS menolak visa Prabowo Subianto yang pangkat terakhirnya di militer adalah Letnan Jenderal, untuk menghadiri wisuda anaknya di Boston.

Namun, pihak AS tidak pernah menjelaskan mengapa permohonan visa Prabowo Subianto ditolak.

Prabowo Subianto mengatakan kepada Reuters pada 2012 bahwa ia masih ditolak untuk mendapatkan visa AS karena tuduhan bahwa dirinya menghasut kerusuhan yang menewaskan ratusan orang setelah penggulingan Soeharto.

Dia membantah telah melakukan kesalahan. (*)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved