Surya Paloh Nasdem Kirim Kode Keras ke Jokowi yang Ajak Gerindra, Bikin Kesepakatan Ini dengan PKS
Surya Paloh Nasdem kirim kode keras ke Jokowi yang ajak Gerindra, bikin kesepakatan ini dengan PKS.
TRIBUNKALTIM.CO - Surya Paloh Nasdem kirim kode keras ke Jokowi yang ajak Gerindra, bikin kesepakatan ini dengan PKS.
Ketua Umum Nasdem Surya Paloh kembali melakukan manuver politik dengan berkunjung ke Partai Keadilan Sejahtera atau PKS.
Dalam pertemuan yang disebut sebagai kode ke Jokowi lantaran menggandeng Prabowo Subianto, Ketum Gerindra tersebut, Surya Paloh bertemu Presiden PKS, Sohibul Iman.
• Andre Rosiade, Anggota Prabowo Subianto Ungkap Sogokan Wasit PSSI Rp 10-50 Juta kepada Najwa Shihab
• Gempa 4,8 Magnitudo Guncang Kampung Susi Pudjiastuti, Pangandaran Jawa Barat, Warga Berlarian
• Kabar Buruk Keluarga Raffi Ahmad, Sebelum Isu Video Syur Mama Rieta Marahi Nagita Slavina Karena Ini
• Heboh Video Syur Mirip Nagita Slavina, Ibu Rafathar, Senasib dengan Gisella, Ini Respon Raffi Ahmad
Dilansir dari Kompas.com, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh memahami perbedaan sikap politik antara partainya dan Partai Keadilan Sejahtera atau PKS.
Surya Paloh menghargai sikap PKS yang memilih tetap menjadi oposisi dan berada di luar pemerintahan.
Namun, Surya Paloh mengatakan, tidak menutup kemungkinan Nasdem dapat sejalan dengan PKS dalam hal menjalankan fungsi penyeimbang di DPR terhadap kebijakan pemerintah.
"Ketika ada pesan yang memang jelas bisa ditangkap oleh konstituen, kedua institusi partai politik ini, kami bisa bergandengan tangan bersama," ujar Surya Paloh saat memberikan keterangan seusai bertemu Presiden PKS Sohibul Iman di kantor DPP PKS, Jakarta Selatan, Rabu (30/10/2019).
"Kami bisa lebih hangat bersama, kami bisa sharing ide bersama," lanjut dia.
Surya Paloh mengatakan, dalam negara demokrasi yang sehat, dibutuhkan kekuatan penyeimbang dan menjalankan sistem check and balance.
Di sisi lain, pemerintah yang sehat pun harus mampu menerima kritik yang solutif dan membangun.
Ia mengatakan, pemerintahan tidak akan berjalan dengan baik apabila tidak ada lagi pihak-pihak yang mengkritisi kebijakan pemerintah.
"Pemerintah membutuhkan pikiran kritis.
Tapi yang kami sepakati, pikiran kritis ini dilandasi oleh niat baik, pikiran yang mengkritisi secara konstruktif, bukan saling merusak menjatuhkan, tapi dengan semangat membangun," tutur dia.
"Nah, itu sebetulnya yang dibutuhkan oleh masyarakat dan kami percaya itu memberikan sumbangsih bagi satu proses pendidikan politik yang ada di negeri ini," lanjut Surya Paloh.
Hasil Pertemuan Surya Paloh dan Sohibul Iman