Imbauan Kurangi Plastik, Pedagang Pasar Segiri Samarinda Masih Berikan Kantong Plastik ke Pembeli
Imbauan Kurangi Plastik, Pedagang Pasar Segiri Samarinda Masih Berikan Kantong Plastik ke Pembeli
TRIBUNKALTIM.CO SAMARINDA - Imbauan kurangi plastik, pedagang Pasar Segiri Samarinda masih berikan kantong plastik ke pembeli.
Demi menjalankan kebijakan dan strategi nasional, dalam program pengurangan sampah rumah tangga dan sampah sejenis rumah tangga terlebih sampah plastik,
dan mewujudkan lingkungan bersih, indah, sehat dan berkesinambungan, Walikota Samarinda Syaharie Jaang mengeluarkan edaran nomor: 660.2/3244/100.14 tentang penggunaan pengurangan sampah plastik.
BACA JUGA
Ramalan Zodiak Cinta Jumat 1 November 2019: Gemini Merasa Dicintai, Scorpio Kehilangan Kendali
Kabar Buruk buat Pengguna WhatsApp WA, Ternyata Bisa Dibajak Saat Video Call
Kabar Buruk Keluarga Raffi Ahmad, Sebelum Isu Video Syur Mama Rieta Marahi Nagita Slavina Karena Ini
Tahi Lalat Nagita Slavina di Atas Bibir Istri Raffi Ahmad Diterawang Punya Sifat & Hoki Seperti Ini
Dengan adanya program tersebut, tak ingin kalah dengan Kota Balikpapan,
Samarinda berangsur-angsur mulai menurunkan jumlah sampah plastik, yang kerap menjadi salah satu penyebab banjir melanda Kota Samarinda, di saat hujan turun.
Tercatat pada 2016, sampah yang dihasilkan warga Samarinda tiap hari sebanyak 835,57 metrik ton.
Pada 2017 turun menjadi 686,56 metrik ton.
Sementara pada 2018, angkanya kembali turun menjadi 601,25 metrik ton.
Dari jumlah ini, ada 104,69 ton sampah pada tahun 2018, yang belum dikelola oleh Dinas Lingkungan Hidup ( DLH ) Samarinda.
Hal itu karena, sampah plastik tidak bisa terurai dan hanya menjadi potongan yang lebih kecil.
Sifat plastik yang sulit terurai ini juga dapat merusak ekosistem jika dibuang ke laut dan sungai.
"Ini bisa ada di mana saja. Bisa dibakar, termasuk sampah yang dibuang warga ke sungai," ujar Nurrahmani, Kepala DLH Samarinda, Jumat (1/11/2019).

Dalam penanganan sampah di Samarinda terbagi atas tiga kegiatan, yaitu pemilihan atau pengumpulan yang dilakukan oleh pemulung di TPA, mengurangi 30,01 ton sampah per hari.
Kemudian pengelolaan sampah menjadi kompos 0,22 ton sampah perhari. Lalu, 466,33 ton sisanya masuk ke dalam TPA untuk diisolasi secara aman agar tidak menimbulkan gangguan terhadap lingkungan sekitarnya.
Program diet kantong plastik yang berjalan sejak April 2019 lalu, hingga saat ini terus digencarkan guna terus menekan potensi timbunan sampah jenis plastik di Samarinda.
Pada tahun ini, DLH Samarinda menargetkan dapat mengurangi sampah sebanyak 20 persen.
Tercatat hingga Mei 2019 lalu, pengurangan sampah telah mencapai 13,8 persen dari target yang ditetapkan.
Pihaknya juga telah melakukan sosialisasi sejak Februari lalu, kepada 59 retail untuk mengurangi penggunaan kantong plastik sekali pakai.
Hingga saat ini, 80 persen toko retail telah menerapkan aturan tersebut.
"Nantinya jika seluruh toko retail di Samarinda mengikuti aturan tersebut, maka tak kurang dari 1.000 ton sampah plastik dapat dikurangi per tahunnya.
Kalau sampai ada yang bandel, kami akan ajukan ke Pak Walikota Samarinda untuk membekukan sementara,” tegas Nurrahmani.
BACA JUGA
UMK Samarinda 2020 Bakal Lebih Besar dari UMP Kalimantan Timur, Disnakertrans Segera Umumkan
Petugas Piket Berkurang, Posko Bersinar Pasar Segiri Samarinda Tak Maksimal Pantau Pengedar Narkoba
Daftar Harga Eceran & Grosir Sembako di Pasar Tradisional Samarinda Hari Jumat (1/11/2019)
Diketahui, sudah beberapa bulan terakhir seluruh rapat yang digelar Pemkot Samarinda, tidak lagi menyediakan air mineral dalam kemasan.
Hal itu benarkan oleh Walikota Samarinda, Syaharie Jaang.
"Tujuan dan harapannya, untuk dapat mengurangi penggunaan air minum kemasan sekali pakai.
Syukur syukur yang buang ke bak sampah, kan ada saja yang buang di jalanan, bahkan tiap Jumat bersih selalu kemasan minuman sekali pakai ini dipanen bertruk-truk,” ucap Syaharie Jaang.
Edaran tersebut diberlakukan wajib, selain untuk ASN, pemberlakuan Perwali itu juga, diimbau bagi non ASN di lingkungan Pemkot Samarinda.
“Untuk menjaga dan meningkatkan kelestarian lingkungan salah satunya dengan cara menggunakan kemasan air minum isi ulang,” tutur Syaharie Jaang.
Oleh karena itu, Syaharie Jaang mengajak seluruh pegawai di lingkungan Pemkot Samarinda untuk menjadi pionirnya gerakan ini.
“Untuk mengurangi sampah plastik, semoga imbauan itu, bisa diikuti lebih luas lagi, kalau perlu sampai ke pihak swasta hingga masyarakat sendiri,” harap Syaharie Jaang.
Dampak dari sampah plastik ini juga dirasakan oleh para pedagang di Pasar Segiri Samarinda.
Malik salah satu pedagang di Pasar Segiri mengatakan, bahwa memang penggunaan plastik telah menjadi bagian dari fasilitas, yang diberikan untuk konsumennya.
"Karena untuk pelanggan yang tidak bawa kantong belanjaan sendiri, ya saya kan harus kasih kanting plastik sekali pakai.
Salah satu fasilitas lah, buat pelanggan," kata Malik.
Namun setelah merasakan, dampak buruk dari plastik, ia mengaku sejak diberlakukannya peraturan Walikota itu,
yang imbauannya telah terpampang tepat did epan pintu masuk Paaar Segiri Samarinda, dalam bentuk banner atau spanduk, bertuliskan peraturan tersebut.
"Dulu kan kita ga sadar, kalau plastik menjadi masalah lingkungan, tapi pas kemarin disosialisasikan Pak Wali,
kalau sifat plastik sulit terurai secara alami, jadi saya sendiri sudah tidak stok kantong plastik," kata Malik.
Namun dirinya mengungkapkan, bila di luar para pedagang yang mengikuti aturan, sebagian pedagang lainnya, masih mennyediakannya bagi pembeli.
"Kalau saya sama sebagian pedagang sudah tidak stok, tapi kalau yang lainnya ya masih ada yang kasih plastik," beber Malik. (*)