Hari Pahlawan
Selamat Hari Pahlawan 10 November! Inilah 7 Jejak Sejarah Pertempuran di Surabaya 74 Tahun Silam
Selamat Hari Pahlawan 10 November! Inilah 7 jejak pertempuran di Surabaya 74 tahun silam.
TRIBUNKALTIM.CO - Selamat Hari Pahlawan 10 November! Inilah 7 jejak sejarah pertempuran di Surabaya 74 tahun silam.
Tanggal 10 November selalu diperingati sebagai Hari Pahlawan.
Tahun ini, Hari Pahlawan diperingati pada Minggu, 10 November 2019.
• Selamat Hari Pahlawan! 30 Kumpulan Ucapan Peringatan 10 November dalam Bahasa Inggris dan Indonesia
• Hari Pahlawan, 6 Sosok Pahlawan Nasional Baru, Belum ada Asal Kalimantan Timur, Calon Ibu Kota Baru
• Jelang Hari Pahlawan 10 November 2019, Ini Isi Pidato Lengkap Bung Tomo Merdeka atau Mati
• Sejarah Hari Pahlawan 74 Tahun Silam, Pecahnya Pertempuran di Surabaya 10 November Menantang Inggris
Hari pahlawan yang jatuh pada 10 November meninggalkan jejak pertempuran para pahlawan nasional.
Jejak pertempuran para pahlawan yang tercatat sekitar 6000-16000 pejuang tersebut bersatu dalam aksi 10 November yang kemudian diperingati sebagai Hari Pahlawan.
Setiap tanggal 10 November atau Hari Pahlawan mengingatkan akan peristiwa perang terbuka terbesar di Indonesia setelah proklamasi kemerdekaan.
"Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya," Bung Karno dalam pidato kenegaraan menghormati Hari Pahlawan, 10 November 1961.
Seperti yang diketahui, Hari Pahlawan yang diperingati pada tiap 10 November ditengarai oleh peristiwa dikibarkannya bendera Belanda di atas Hotel Yamato, Surabaya.
Peristiwa pengibaran bendera Belanda terjadi 74 tahun lalu, tepatnya pada 19 September 1945.
Peristiwa tersebut seketika membuat arek-arek Surabaya murka dan berinisiatif merobek bendera tersebut.
Kemurkaan arek-arek Surabaya tersebut wajar lantaran Indonesia telah memproklamasikan kemerdekaan pada sebulan sebelumnya dan tengah fokus menggalakkan semangat kemerdekaan di berbagai wilayah di Indonesia.
Tak hanya diperingati sebagai Hari Pahlawan, tetapi Surabaya kemudian dikenal dengan sebutan Kota Pahlawan.
Dilansir dari Grid.ID terdapat beberapa jejak perjuangan Hari Pahlawan di Kota Surabaya yang masih ada hingga saat ini.
Berikut ini beberapa jejak perjuangan para pahlawan 10 November yang ada di Surabaya.
1. Monumen Bambu Runcing

Seperti yang diketahui, pada masa peperangan bambu runcing merupakan alat perang bangsa Indonesia.
Bambu dibentuk meruncing layaknya tombak untuk senjata melawan musuh.
Bambu runcing dibuat karena di Indonesia sangat minim senjata modern dan untuk menunjukkan semangat di antara para prajurit sebagai warga sipil Indonesia.
Monumen bambu runcing terdiri dari 5 pilar dan memiliki tinggi yang tidak sama dan dibentuk seperti bambu runcing.
Pada saat tertentu, air akan mengalir keluar dari bambu runcing, seperti air mancur. Di sekelilingnya, ada taman kecil yang penuh beragam tanaman hias.
Letak Monumen Bambu Runcing ada di Jalan Panglima Sudirman, berdekatan dengan Kebun Binatang Surabaya, Tunjungan Plaza, Surabaya Plaza dan Tugu Pahlawan Surabaya.
2. Tugu Pahlawan

Tugu Pahlawan dibangun untuk mengenang jasa para pahlawan yang gugur dalam perang 10 November 1945.
Monumen Tugu Pahlawan diresmikan Presiden Soekarno pada tahun 1952.
Melansir dari laman tribunjatim, Tugu Pahlawan termasuk dalam salah satu lokasi pertempuran arek-arek Surabaya pada 10 November 1945.
Lokasi Tugu Pahlawan ada di Jalan Pahlawan Surabaya tepatnya di dekat Kantor Pemerintahan Provinsi Jawa Timur dekat monumen Bambu Runcing.
Di Tugu Pahlawan terdapat beberapa peninggalan milik Bung Tomo dan bendera laskar pejuang ketika pertempuran bersejarah itu terjadi.
3. Gedung Grahadi

Lokasi Gedung Grahadi masih dekat dengan Tugu Pahlawan.
Gedung ini dibangun pada tahun 1795 pada masa pemerintahan Residen Dirk Van Hogendorps (1794-1798).
Diambil dari bahasa Sansekerta, Gedung Grahadi terdiri dari Graha dan Adi yang berarti rumah bernilai derajat tinggi.
Gedung yang kini menjadi kediaman resmi Gubernur Jawa Timur ini masih berbentuk seperti aslinya meski telah berusia lebih dari dua abad.
Gedung yang banyak menyimpan peristiwa bersejarah ini juga dapat menjadi tujuan wisata sejarah yang patut dikunjungi.
4. House of Sampoerna

House of Sampoerna juga menjadi saksi bisu pertempuran bersenjata antara pejuang Surabaya dengan tentara sekutu Inggris untuk kali pertama.
Kontak senjata tersebut pertama kali terjadi di di sekitaran Theater atau Bioskop Sampoerna dan Pabrik Rokok Liem Seeng Tee.
House of Surabaya (HoS) merupakan kompleks Samporna Teater yang masih terawat baik hingga sekarang.
Area seluas 1,5 Hektar ini terdiri atas beberapa bangunan dengan gedng besar di tengah (Samporna Teater) dan rumah kecil di sekitarnya.
Namun kini Sampoerna Teater berubah menjadimuseum sejarah perjalanan perusahaan rokok Sampoerna.
Sedangkan dilansir dari laman TripAdvisor, rumah-rumah kecil di sekitar teater Samporna kini berubah menjadi ruang pameran "The Residence" dan ada yang beralih fungsi menjadi kafe.
5. Jalan Tunjungan

Jalan di pusat keramaian Kota Surabaya ini terletak di kawasan Tunjungan Plaza.
Kawasan jalan Tunjungan menjadi sangat ramai setelah peristiwa 10 November.
Pasalnya pada 10 November 1945, di tempat ini terjadi hantaman senjata antara arek-arek Surabaya melawan tentara Sekutu.
6. Hotel Yamato

Seperti yang diketahui Hotel Yamato menjadi saksi sejarah terjadinya pertempuran 10 November.
Hotel Yamato atau yang sebelumnya dikenal sering berganti nama seperti LMS, Oranje Hotel, dan kini dikenal dengan nama Hotel Majapahit.
Hotel yang dibangun tahun 1910 ini terus mengalami renovasi dan berevolusi.
Hebatnya lagi, pada saat pembukaan hotel ini pernah dihadiri bintang Hollywood Charlie Chaplin dan Paulette Goddard.
7. Jembatan Merah

Nama jembatan merah didapatkan lantaran pada tanggal 10 November terjadi pertumpahan darah di sana.
Jembatan merah merupakan sarana penting untuk menuju Gedung Karesidenan Surabaya melewati Kalimas.
Hebatnya lagi, jembatan yang sudah ada sejak zaman VOC ini masih kokoh berdiri dan sedikit mengalami perubahan.
(*)