Musim Hujan, Dinas Kesehatan Berau Antisipasi Merebaknya DBD, Masyarakat Harus Aktif

Musim Hujan, Dinas Kesehatan Berau Antisipasi Merebaknya DBD, Masyarakat Harus Aktif

Editor: Samir Paturusi
TribunKaltim.Co/Geafry Necolsen
Selain upaya pemerintah melalui Dinas Kesehatan untuk mencegah merebaknya penyakit DBD, masyarakat diharapkan ikut berpartispasi dengan menjaga kebersihan lingkungannya masing-masing. 

TRIBUNKALTIM.CO,TANJUNG REDEB–musim hujan, Dinas Kesehatan Berau antisipasi merebaknya DBD, masyarakat harus aktif

musim hujan, sejumlah kawasan di Kabupaten Berau mulai tergenang.

Terutama drainase-drainase yang tidak berfungsi secara optimal.

Genangan-genangan air ini dikhawatirkan akan memicu merebaknya penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) seperti yang terjadi beberapa tahun lalu.

Untuk mencegah merebaknya penyakit DBD, Dinas Kesehatan (Dinkes) Berau meningkatkan kewaspadaan.

Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Berau, Garna Sudarsono, mengatakan, pihaknya mengerahkan tenaga kesehatan di seluruh puskesmas, hingga ke kampung-kampung.

Menurut Garna Sudarsono, nyamuk pembawa virus DBD memang berkembang biak kapan saja, namun intensitasnya lebih tinggi saat musim hujan.

Genangan air yang ada di sekitra pemukiman warga, terutama pemukiman kumuh dan padat penduduk, sangat ideal bagi perkembangbiakan nyamuk aedes aegypti.

“Untuk saat ini memang belum ada peningkatan kasus DBD, tapi harus tetap diantisipasi.

Kita tidak bisa menunggu kasusnya merebak baru kemudian ditangani. Sebisa mungkin dilakukan pencegahan,” tegasnya, Rabu (13/11/2019).

Namun upaya ini tidak bisa dilakukan secara mandiri oleh pemerintah.

“Peran masyarakat sangat penting. Karena tidak mungkin kami mendatangi pemukiman warga satu per persatu dengan jumlah personel yang terbatas,” jelasnya.

Masyarakat diimbau untuk menjaga kebersihan lingkungannya masing-masing.

Apalagi, nyamuk aedes aegypti memiliki pola perkembangbiakan yang unik.

Tidak semua telur diletakkan dalam satu sarang, melainkan disebar lebih dari satu tempat.

Bahkan telur nyamuk pembawa DBD ini bisa bertahan selama 6 bulan di tempat kering.

Saat musim hujan, telur-telur itu menetas menjadi jentik nyamuk.

“Saat menjadi nyamuk, mereka akan lebih aktif pada pagi dan sore hari.

Garna Sudarsono mengatakan, kunci utama pencegahan DBD adalah adalah memberantas jentik-jentik nyamuk.

Caranya pun cukup mudah, tergantug kebiasaan masyarakat untuk menjaga pola hidup bersih dan sehat, tidak hanya secara fisik, namun juga lingkungannya.

Cara menutup, menguras, dan mengubur atau mendaur ulang barang-barang bekas yang dapat menampung air masih sangat efektif dilakukan.

Menguras bak atau penampungan air untuk mematikan telur-telur nyamuk yang menempel di dinding atau dasar bak penampungan air sangat disarankan.

“Fogging atau pengasapan juga menjadi salah satu alternatif memberantas nyamuk.

Tetapi tidak terlalu efektif dan hanya dapat membunuh nyamuk dewasa,” jelasnya.

Menaburkan bubuk abate pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan juga bisa dilakukan oleh masyarakat. 

“Kami juga telah berkoordinasi dengan seluruh jajaran puskesmas, untuk pembagian bubuk abate kepada masyarakat,” tandasnya.

Masyarakat yang bermukim di tempat yang rawan perkembangbiakan nyamuk, seperti di tepi sungai atau di dekat drainase induk, disarankan untuk menggunakan obat nyamuk atau kelambu saat tidur.

Memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk, menanam tanaman pengusir nyamuk,

mengatur pencahayaan dan ventilasi rumah juga dapat mengurangi risiko terkena penyakit DBD.

Target 2020 Berau tak Ada Lagi Kawasan Kumuh

Sebelumnya, pada musim kemarau, penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merebak di Tanjung Redeb, ibu kota Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur.

Sepanjang bulan Januari hingga Agustus 2019 saja, tercatat ada lebih dari 380 kasus DBD.

Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P), Dinas Kesehatan Berau, Garna Sudarsono mengatakan,

kasus DBD kebanyakan terjadi di kawasan kumuh,

seperti di Kelurahan Bugis di mana kasus DBD mencapai 97 kasus,

kemudian di Kelurahan Tanjung Redeb, ditemukan 78 kasus.

"Tapi jumlah ini tidak lebih banyak dari tahun sebelumnya, dalam periode yang sama," ujar Garna Sudarsono.

Untuk mencegah penyakit DBD semakin meluas, Garna Sudarsono mengimbau masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungannya masing-masing.

"Membersihkan sampah di sekitar rumah dan menguras air yang mengenang.

Seperti di dalam ban yang tidak terpakai, bekas botol dan kaleng bekas yang tidak terpakai itu biasanya jadi genangan air setelah hujan.

Dan itu bisa menjadi sarang nyamuk, termasuk nyamuk aedes aegypti yang membawa DBD," tandas Garna Sudarsono.

Kawasan kumuh selalu menjadi langganan DBD.

Karena itu Pemkab Berau bersama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR),

terus berupaya mengurangi kawasan kumuh.

Pemkab Berau mengklaim berhasil mengurangi kawasan kumuh seluas 100 hektare.

Berdasarkan Surat Keputusan Bupati Nomor 156 Tahun 2016, total luas kawasan kumuh di Berau mencapai 184,3 hektare yang tersebar di tujuh lokasi.  Yaitu

* Kelurahan Karang Ambun seluas 38,5 hektare,

* Keluarahan Bugis 33,1 hektare,

* Kelurahan Gayam 38,8 hektare,

* Kelurahan Tanjung Redeb 2,2 hektare,

* Teluk Bayur 30,6 hektare,

* Gunung Tabur 21,5 hektare

* Sambaliung 19,6 hektare.

Bupati Berau Muharram mengatakan, program pengurangan kawasan kumuh ini menjadi prioritas,

tahun 2020 nanti target bebas kawasan kumuh ini harus tercapai 100 persen.

Bupati Berau Muharram, disaksikan Gubernur Kaltim Isran Noor, menandatangani prasasti pembangunan tugu di Kampung Labanan Jaya dan Makmur dalam rangkaian kegiatan pembukaan Peda KTNA X Kaltim 2019 di Berau, Sabtu (20/7/2019).
Bupati Berau Muharram, disaksikan Gubernur Kaltim Isran Noor, menandatangani prasasti pembangunan tugu di Kampung Labanan Jaya dan Makmur dalam rangkaian kegiatan pembukaan Peda KTNA X Kaltim 2019 di Berau, Sabtu (20/7/2019). (HUMASKAB BERAU)

“Karena ini menjadi kewenangan pemerintah daerah.

Kami melakukan pendataan sesuai kondisi di lapangan, sehingga akurat.

Berdasarkan data iti, kemudian kami melakukan perencanaan dan aplikasi program penanganan kawasan kumuh,” tegas Bupati Berau Muharram.

Bupati Berau Muharram juga menginstruksikan, agar ketua-ketua RT memanfaatkan anggaran RT yang dialokasikan pemkab untuk mengatasi kawasan kumuh ini.

“Jadi anggaran yang kita kucurkan bisa digunakan secara terarah dan target jelas untuk kesehatan dan kesejahteraan masyarakat,” tandas Bupati Berau Muharram. (*)

Baca Juga;

Ramalan Zodiak Hari Ini Minggu 1 September 2019, Virgo Memikat Orang, Capricorn Bersama Tercinta

Hasil Liga Inggris, Roberto Firmino Sumbang Gol, Bawa Liverpool Sementara di Pucuk Liga Inggris

Hasil Liga Spanyol, Athletic Bilbao Menang Laga, Barcelona Real Madrid tak Masuk 3 Besar Klasemen

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved