Ratusan Pelajar dan Guru di Kukar Upacara di Halaman Kantor Bupati. Berikut Isi Pidato Mendik Nadiem

Ratusan Pelajar dan Guru di Kukar Upacara di Halaman Kantor Bupati. Berikut Isi Pidato Mendik Nadiem,

Penulis: Jino Prayudi Kartono | Editor: Mathias Masan Ola
TRIBUNKALTIM.CO/JINO PRAYUDI KARTONO
Ratusan Pelajar dan Guru Kutai Kartanegara Upacara di Halaman Kantor Bupati, Senin (25/11/2019). Mereka mengikuti upacara dalam memperingati hari guru Nasional. 

"Apa pun perubahan kecil itu, jika setiap guru melakukannya secara serentak, kapal besar bernama Indonesia ini pasti akan bergerak," kata Edi Damansyah yang menirukan kutipan pidato dari Nadiem.

Bupati Edi Damansyah membacakan pidato yang ditulis oleh menteri pendidikan Nadiem Makarim saat upacara peringatan Hari Guru Nasional 2019 di halaman kantor Bupati Kutai Kartanegara, Senin (25/11/2019)
Bupati Edi Damansyah membacakan pidato yang ditulis oleh menteri pendidikan Nadiem Makarim saat upacara peringatan Hari Guru Nasional 2019 di halaman kantor Bupati Kutai Kartanegara, Senin (25/11/2019) (Tribunkaltim.co, Jino Prayudi Kartono)

Berikut isi dari pidato yang ditulis Menteri Pendidikan Nadiem Makarim

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Shalom,
Om Swastiastu,
Namo Buddhaya,
Rahayu,
Selamat pagi dan salam kebajikan bagi kita semua, Bapak dan Ibu Guru yang saya hormati, Biasanya tradisi Hari Guru dipenuhi oleh kata-kata inspiratif dan retorik.

Mohon maaf, tetapi hari ini pidato saya akan sedikit berbeda.

Saya ingin berbicara apa adanya, dengan hati yang tulus, kepada semua guru di Indonesia dari Sabang sampai Merauke,

Guru Indonesia yang Tercinta, tugas Anda adalah yang termulia sekaligus yang tersulit.

Anda ditugasi untuk membentuk masa depan bangsa, tetapi lebih sering diberi aturan dibandingkan dengan pertolongan.

Anda ingin membantu murid yang mengalami ketertinggalan di kelas, tetapi waktu anda habis untuk mengerjakan tugas administratif tanpa manfaat yang jelas.

Anda tahu betul bahwa potensi anak tidak dapat diukur dari hasil ujian, tetapi terpaksa mengejar angka karena didesak berbagai pemangku kepentingan.

Anda ingin mengajak murid keluar kelas untuk belajar dari dunia sekitarnya, tetapi kurikulum yang begitu padat menutup pintu petualangan.

Anda frustasi karena anda tahu bahwa di dunia nyata kemampuan berkarya dan berkolaborasi akan menentukan kesuksesan anak, bukan kemampuan menghafal.

Anda tahu bahwa setiap anak memiliki kebutuhan berbeda, tetapi keseragaman telah mengalahkan keberagaman sebagai prinsip dasar birokrasi.

Anda ingin setiap murid terinspirasi, tetapi anda tidak diberi kepercayaan untuk berinovasi. Saya tidak akan membuat janji-janji kosong kepada anda.

Perubahan adalah hal yang sulit dan penuh dengan ketidaknyamanan.

Satu hal yang pasti, saya akan berjuang untuk kemerdekaan belajar di Indonesia.

Halaman
123
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved