Soal Ponton Tabrak Jembatan Mahakam, Pemprov Kaltim akan Gelar Pertemuan dengan Perusahaan Tambang

Soal Ponton Tabrak Jembatan Mahakam, Pemprov Kaltim akan Gelar Pertemuan dengan Perusahaan Tambang

Editor: Samir Paturusi
TribunKaltim.Co/Christoper Desmawangga
TABRAK - Pemeriksaan dilakukan oleh PUPR dan instansi terkait di pilar jembatan Mahakam, Senin (18/11/2019). 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA -soal ponton tabrak Jembatan Mahakam, Pemprov Kaltim akan gelar pertemuan dengan Perusahaan Tambang Batubara

Desakan Wakil Gubernur  Kaltim, Hadi Mulyadi agar segera digelar pertemuan antara Pemprov Kaltim,

dengan pihak yang bertanggungjawab terhadap insiden  tertabraknya Jembatan Mahakam oleh ponton milik salah satu perusahaan tambang batubara langsung dijadwalkan.

Kepala Dinas (Kadis) Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Perumahan Rakyat (PUPR PERA) M Taufiq Fauzi  mengadakan pertemuan dengan Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Kaltim, HM Sabani untuk membicarakan agenda pertemuan seluruh pihak tersebut.

“Pertemuan itu, intinya membahas soal kapan kita akan melaksanakan pertemuan antara Pemprov Kaltim dengan pihak-pihak yang dianggap bertanggungjawab atas penabrakan jembatan itu,” ujar Taufiq saat ditemui oleh awak Tribunkaltim.co, pada Senin (2/12/2019), di Kantor Gubernur Kaltim, Jalan Gajah Mada, Samarinda.

“Secepatnya kita akan melaksanakan pertemuan tersebut. Kita mencari waktu yang pas. Soalnya, selama ini kita sama-sama sibuk dengan urusan kedinasan masing-masing.

Namun, setelah pertemuan tadi kita akan segera pastikan jadwal pertemuannya. Sehingga, persoalan ini segera dibicarakan dan diselesaikan,” lanjutnya.

Sejauh ini dibeberkan Taufiq, memang tidak pernah ada pertemuan secara formal antara Pemprov Kaltim dengan KSOP Samarinda,

Pelindo dan perusahaan pemilik  ponton yang menabrak jembatan. Sehingga, kepala daerah tidak mengetahui soal kelanjutan kasus penabrak jembatan ini.

“Memang belum ada pertemuan formal sejak insiden  itu  sampai sekarang ini. Namun, kami sudah menyampaikan laporan kepada Gubernur dan Wagub.

Tapi, itu semua dari sisi kami. Bukan dari sisi pihak yang bertanggungjawab. Malah, kemarin kita yabg memfasilitasi pertemuan dengan DPRD Kaltim,” jelasnya.

Soal kerusakan pada Jembatan Mahakam pasca ditabrak ponton, Taufiq menjelaskan, memang telah ditemukan kerusakan pada pilar tiga di sisi hilir jembatan.

Namun, akibat tabrakan tersebut, Taufiq mengungkapkan, Jembatan Mahakam masih layak untuk dilalui  kendaraan.

“Memang kita temukan kerusakan. Tapi, kerusakan itu tidak membuat jembatan tidak layak untuk dilalui kendaraan. Jembatan masih layak digunakan.

Tapi, saat ini juga kita masih menunggu laporan dari Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) Wilayah XII Balikpapan, yang memiliki kewenangan pada jembatan untuk menyampaikan hasil kajian,” tururnya.

Berbahaya untuk Kendaraan

Sementara itu, selama beberapa tahun terakhir, kurang lebih 16 kali Jembatan Mahakam Samarinda ditabrak ponton milik perusahaan tambang.

Dan kondisinya saat ini sangat mengkhawatirkan dan laporan kerusakan pun disampaikan. Sehingga, membuat jembatan ini semakin berbahaya untuk dilalui kendaraan.

Pernyataan kerusakan sendiri terungkap dari pantauan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU Pera),

melalui Balai Pengelola Jalan Nasional (BPJN) XII Balikpapan saat bertemu langsung dengan Komisi III DPRD Kaltim beberapa waktu lalu.

Baca Juga• Sejarah Hari Ini, Runtuhnya Jembatan Kukar, Golden Gate Kaltim, Puluhan Tewas, SBY Beri Titah

Baca Juga• Viral di Medsos, Video Detik-detik Mobil Ngebut, Terguling dan Terjun dari Flyover, Ada Korban Jiwa

Baca Juga• Kabar Gembira Hari ini Promo KFC 5 Ayam Rp 49.545 & Banyak Promo Lainya Sampai 31 Desember 2019

Baca Juga• Tito Sudah Mencoba, Kini Warga Bisa Cetak KTP,KK dan Akta Kelahiran di ADM,Hanya Satu Setengah Menit

Dalam pertemuan tersebut terungkap bahwa telah terjadi pergeseran posisi jembatan.

Kemudian, ditemukan pula pengamanan pada jembatan telah banyak yang rusak.

Bahkan, lebih parahnya lagi ada pengamanan jembatan yang hilang dan tidak berada di posisinya.

Belum lagi laporan dari Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang dan Perumahan Rakyat (DPUPR PERA) Kaltim,

yang saat kejadian tabrakan terakhir, pada Minggu (17/11/2019), malam, langsung turun ke lapangan untuk melakukan pengecekan mendapati adanya kerusakan di pilar tiga  di sisi hilir jembatan.

Temuan yang sama juga disampaikan pengamat Konstruksi dari Universitas Mulawarman, Dr Tiopan Gultom mengungkapkan, seringnya jembatan ini ditabrak membuat konstruksi jembatan menjadi sangat rentan dan berbahaya.

Lebih ekstrem lagi, Tiopan menyebutkan, jembatan ini bisa rubuh.

“Jika nanti jembatan ini rubuh, maka semua rangka baja nya akan semua rubuh dan memberikan dampak yang sangat buruk,

karena total Eksentrisitas atau kelonjongan yang ada membuat semua struktur jembatan akan runtuh secara menyeluruh,” ujarnya saat dihubungi melalui telepon selularnya, pada Selasa (26/11/2019), sore.

“Dan kondisi jembatan saat ini sangat mengkhawatirkan dan membahayakan.

Menurut saya seharusnya jembatan itu harus dirubuhkan dan dibuat yang baru, agar dapat menyeimbangkan dengan kondiai Jembatan Mahakam IV yang sebentar lagi rampung.

Sebab, bisa saya katakan Jembatan Mahakam ini sangat tidak layak lagi,” lanjutnya.

Kondisi lainnya pula, dibeberkan Tiopan, tidak ada ditemukan rambu-rambu lalu lintas untuk menuntun kapal yang melintas.

Jadi, ia mempertanyakan  siapa yang bisa menjamin kalau ponton tidak akan menabrak Jembatan Mahakam lagi? Dan ia mengatakan  tidak ada yag bisa menjamin.

“Siapa yang bisa jamin kalau ponton atau tongkang tidak menabrak jembatan lagi? Kan tidak ada yang bisa menjamin.

Artinya, potensi tabrakan masih sama dengan sebelumnya. Sebab, belum kita temukan rambu-rambu lalu lintas di Sungai Mahakam,” tegasnya.

Kerapnya kemacetan terjadi di Jembatan Mahakam, juga menjadi perhatian Tiopan.

Ia menyatakan, jangan sampai kejadian jembatan rubuh di Tenggarong, Kabuoaten Kutai Kartanegara terjadi pada Jembatan Mahakam. Sebab, hal tersebut sangat memungkinkan terjadi.

“Sebab, kita lihat sampai saat ini upaya pemerintah dan para pihak yang bertanggungjawab dalam lalulintas sungai maupun yang mengurusi soal jembatan,

tidak ada yang serius dalam menyelesaikan persoalan ini. Tidak ada kejelasan yang memuaskan untuk safety siang maupun malam hari,” tandasnya.

Ia mempertanyakan, pemasukan dari lalulintas kapal di Sungai Mahakam. Namun,  uang yang didapatkan dari lalulintas kapal di Sungai Mahakam tersebut tidak memberikan keamanan bagi yang berlalulintas.

Sehingga, bukan saja kapal yang berbahaya, tapi, lalu lintas di jembatan pun berbahaya.

“Jangan nanti kita seperti orang bodoh saat jembatan ditabrak berulang kali, kemudian roboh.

Atau, Pelindo sebagai pihak yang juga memiliki tanggungjawab pada lalulintas kapal merasa bahwa Jembatan Mahakam itu bukan milik mereka.

Jadi, ya bisa saja. Sudah 16 kali jembatan ditabrak. Apakah tunggu 20 kali atau lebih ditabrak sampai rubuh, baru ada tindakan,” tegasnya. (*)

Langganan berita pilihan tribunkaltim.co di WhatsApp klik di sini >> https://bit.ly/2OrEkMy

Langganan Berita Pilihan Tribun Kaltim di WhatsApp
Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved