Sempat Kabur, Pengedar Sabu di Muara Wahau Ini Kini Dibekuk, Barang Bukti 11 Poket Uang Rp 1,3 Juta

Pengungkapan kasus peredaran gelap narkotika jenis sabu terus dilakukan jajaran Satreskoba Polres Kutai Timur ( Kutim ) dan aparat di tingkat Polsek.

Editor: Budi Susilo
Kolase Tribunkaltim.co
PENGEDAR SABU KUTIM - Pengungkapan kasus peredaran gelap narkotika jenis sabu terus dilakukan jajaran Satreskoba Polres Kutai Timur ( Kutim ) dan aparat di tingkat Polsek. 

Sabu, yang merupakan nama jalanan dari jenis methamphetamine ini merupakan jenis narkoba yang paling adiktif sehingga akan menimbulkan ketergantungan bagi para penggunanya.

Dokter sekaligus peneliti dalam bidang adiksi di Institute of Mental Health Addiction and Neuroscience (IMAN), Jakarta, Hari Nugroho pun menjelaskan mulai dari bahaya dan bagaimana para pengguna keluar dari sabu dengan cara rehabilitasi.

Dokter Hari, tolong dijelaskan seberapa bahayanya sabu dan efek yang ditumbulkan bagi pemakainya?

Sabu atau narkoba jenis methamphetamine yang berbentuk kristal (crystal methamphetamine) ini merupakan turunan dari amphetamine, yang mempunyai efek stimulansia.

Di dalam otak methamphetamine akan mempengaruhi pengeluaran dari zat kimia natural di dalam otak yang disebut dopamine. Dopamine sendiri mempunyai pengaruh kepada motivasi, kesenangan, pergerakan tubuh.

Pada jangka pendek penggunaan sabu meskipun dalam dosis yang kecil akan menyebabkan penggunanya lebih terjaga, tidak mengantuk, dan fisik terasa lebih segar.

Pengguna juga akan merasa nafsu makan turun, denyut jantung yang cepat dan dapat tidak teratur serta meningkatkan tekanan darah serta suhu tubuh.

Sementara pada jangka panjang pengguna sabu dapat mengalami gangguan dalam penilaian (judgment) dan pengambilan keputusan yang dapat meningkatkan risiko untuk melakukan perilaku berisiko. Seperti seks yang tidak aman sehingga kemungkinan untuk tertular penyakit menular seksual juga meningkat.

Selain itu penggunaan jangka panjang juga dapat menyebabkan turunnya berat badan secara drastis, gangguan di gigi yang disebut meth mouth, sering gatal-gatal, gangguan cemas, gangguan tidur, paranoia, halusinasi serta perilaku kekerasan.

Studi terbaru juga menemukan bahwa pengguna jangka panjang methamphetamine rentan untuk mengalami gangguan kognitif dan meningkatkan risiko untuk mengalami Parkinson.

Overdosis juga dapat terjadi jika dosis semakin meningkat dimana pengguna dapat mengalami stroke, serangan jantung dan gangguan ginjal.

Pada penggunaan yang akut atau baru saja memakai, kita dapat melihat pupil mata pengguna akan melebar, denyut nadi atau jantung meningkat, suhu tubuh dapat naik, tahan untuk tidak tidur selama beberapa waktu, tahan untuk tidak makan.

Pada mereka yang sudah mengalami kecanduan, dapat terlihat kehilangan berat badan yang ekstrim, wajah tampak lebih tua dari usia kronologisnya, lebih sensitif dan mudah marah. Serta dapat mengalami gejala gangguan jiwa seperti paranoia, cemas, atau halusinasi.

Bagaimana dengan mental pengguna dok? Emosinya apakah meledak-ledak terus?

Methamphetamine akan memengaruhi juga area yang terkait dengan kognisi dan emosi, khususnya dalam melakukan pertimbangan dan pengambilan keputusan serta membuat penggunanya mengalami gangguan emosi. Lebih sensitif dan mudah marah yang dapat berujung pada perilaku kekerasan.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved