Mayat Balita tanpa Kepala

Fakta Lain Mayat Anak Tanpa Kepala di Samarinda, Basarnas Ungkap Kejanggalan Organ Tubuh yang Hilang

Belakangan, sejumlah fakta baru terkuak dari temuan kasus mayat tanpa kepala di Samarinda tersebut, salah satunya kejanggalan kondisi tubuh

Editor: Doan Pardede
tribunkaltim.co/nevrianto hardi prasetyo
Mayat Balita Tanpa Kepala Diduga adalah Balita yang Hilang dari PAUD Sejak November, Ini Kronologi 

TRIBUNKALTIM.CO - Adanya penemuan jasad atau mayat anak tanpa kepala di seputaran Jalan Antasari 2 Gang 3 RT 30, Samarinda, Kaltim , Minggu (8/12/2019) membuat geger. 

Jasad atau mayat anak tanpa kepala ditemukan di parit bawah rumah bawah rumah warga di kawasan parit aliran Sungai Karang Asam Kecil, Kelurahan Teluk Lerong Ilir, Kecamatan Samarinda Ulu Kota Samarinda Kalimantan Timur, Minggu (8/12/2019).

Belakangan, sejumlah fakta baru terkuak dari temuan kasus mayat tanpa kepala di Samarinda tersebut.

• 11 Fakta Saudara Kembar Meninggal Dunia Hanya Berselang Sehari, Viral di Facebook, Ini Sakitnya

• Jasad Balita Tanpa Kepala Ditemukan di Parit Rumah Warga di Samarinda, Tidak Tercium Bau Menyengat

• BREAKING NEWS Warga Samarinda Geger Penemuan Mayat Anak Tanpa Kepala di Parit Bawah Rumah

Temuan Jasad Balita Tanpa Kepala di Samarinda, Biasanya Organ Tubuh Hilang Karena Tindakan Kriminal

Berikut sejumlah fakta yang sudah dirangkum TribunKaltim.co seputar penemuan mayat anak tanpa kepala di Samarinda tersebut.

1. Berawal dari pemandangan yang tak biasa

TribunKaltim.co menemui seorang, Ika (35) yang pertama kali melihat sosok mayat anak dengan kondisi mengenaskan, tanpa kepala di parit posisi di bawah rumahnya berbahan kayu, Ika .

"Saat aktifitas pagi setelah bangun tidur saya pergi membuang sampah ke jalan Siradj Salman, kemudian kembali ke rumah.

Tapi saat membuka jendela kamar melihat ada sosok benda putih di parit posisinya tepat di bawah jendela kamar tapi saya lanjutkan aktivitas.

Namun beberapa menit kemudian saya kok masih penasaran dan kembali mengamati kedua kalinya benda tersebut lebih dicermati,

terlihat seperti bentuk kaki dan badan anak kecil tapi saya langsung panggil suami saya kemudian tetangga Pak Erki untuk turun ke parit mengecek dan Ketua RT,

kemudian memanggil polisi untuk memastikan sosok mayat yang ditemukan karena perasaan saya tidak enak,"tuturnya.

"Memang istri saya setelah bangun tidur kemudian membuka jendela kamar sekitar pukul 06.00 Wita, kondisi hari sudah agak terang perasaan istri tidak enak.

Biasanya kami melihat penampakan biawak hidup di parit tapi ini berbeda ternyata nampak mayat anak bayi tanpa ada kepalanya.

Saya dan istri tak punya firasat apapun mengenai kejadian ini.

Kronologi Temuan Mayat Balita tanpa Kepala, Diduga Hilang dari PAUD November Lalu, Tindak Kriminal?

Jadi Film Terbaik, Kucumbu Tubuh Indahku Sempat Ditolak Sana Sini, Daftar Lengkap Pemenang FFI 2019

Dan kami panggil tetangga pak Erki yang berani untuk mengambil sosok mayat tersebut," tambahnya.

Sementara Erki (38) warga RT 30 yang turun ke parit mengecek memastikan sosok tersebut mayat tak utuh berukuran sekitar 50 centimeter dengan kondisi berupa badan hingga kaki , sementara kedua tangan sudah rusak di parit aliran Sungai Karang Asam Kecil.

"Saya biasanya pagi berada di depan mengamati dan menyiapkann rombong pentol bakso dagangannya di halaman rumah, sebelum berangkat berjualan keliling dan biasa melihat tetangga Ika membuka jendela jika di pagi hari.

Dan tadi pagi saat duduk memang saya inisiatif turun ke parit sekitar pukul 8.00 Wita," ujarnya.

LOKASI PENEMUAN MAYAT -Warga RT  RT 30,  Kelurahan Teluk Lerong Ilir  menunjukkan lokasi penemuan mayat anak balita tak utuh tanpa kepala di parit aliran sungai Karang Asam Kecil bawah rumah tetangganya jalan Antasari 2 Gang 3, Samarinda Ulu, Minggu (8/12/2019).
LOKASI PENEMUAN MAYAT -Warga RT RT 30, Kelurahan Teluk Lerong Ilir menunjukkan lokasi penemuan mayat anak balita tak utuh tanpa kepala di parit aliran sungai Karang Asam Kecil bawah rumah tetangganya jalan Antasari 2 Gang 3, Samarinda Ulu, Minggu (8/12/2019). (TRIBUNKALTIM.CO/NEVRIANTO HARDI PRASETYO.)

2. Kondisi mayat sudah tak utuh dan banyak yang rusak

Ketika diparit bau mayat tidak terlalu menyengat dengan kondisi tak utuh rusak di bagian dada, kedua tangan kanan dan ada kayu kecil,

kedua kaki juga sudah berwarna pucat putih serta ada kayu batang pohon kecil sepanjang 30 cm menyangkut di celananya yang kotor.

Saya coba mengecek keadaan kelamin di celananya tapi kondisi sudak rusak dan segera saya angkat diserahkan ke tim medis dan relawan.

Cepatnya informasi yang menyebar membuat warga juga turut menyaksikan proses evakuasi.

Bahkan jembatan menuju depan rumah saya jadi dipenuhi warga yang menyaksikan termasuk pengamanan dari polisi sekitar pukul 10.00 Wita,"tuturnya. 

Anak Uya Kuya Habiskan Rp 1 Juta Hanya untuk Beli Roti Bakar Berlapis Emas 24 Karat, Begini Rasanya

Jadwal Final SEA Games 2019 Timnas Indonesia U23 vs Vietnam Indra Sjafri Bicara Kondisi Egy Maulana

3. Baju tugu Monas jadi kunci

Jasad balita tanpa kepala yang ditemukan warga di parit rumah hingga kini masih misteri.

Kendati demikian, Bambang Sulistyo (37) merasa yakin jasad balita tanpa kepala tersebut merupakan Yusuf, sang anak yang hilang dari rumah penitipan anak beberapa waktu lalu.

"Istri saya hafal pakaian yang dipakai anak saya. Ia, dia anak kami," ucap Bambang Sulistyo (37), ayah Yusuf, Minggu (8/12/2019).

Keyakinan jasad balita tanpa kepala itu adalah Yusuf didasari dari bentuk tubuh, serta pakaian yang ditemukan bersama jasad.

Apalagi, terakhir kali Yusuf menghilang dengan menggunakan kaos berwarna merah bergambar tugu monas, sama dengan kaos yang ditemukan dengan jasad balita tersebut.

"Sudah lapor polisi agar besok bisa dibawa pulang, sekarang ini masih di rumah sakit jasadnya," tuturnya Bambang.

4. Polisi menunggu hasil forensik

Hingga saat ini pihak kepolisian belum memastikan jasad balita tanpa kepala merupakan Yusuf, balita yang hilang dari tempat penitipan anak.

"Dari bukti pakaian memang agak identik , tapi kami belum berani mengatakan itu ada Yusuf, kami masih menunggu hasil forensik," ucap Kapolresta Samarinda, Kombes Pol Arif Budiman singkat.

5. Ada kasus balita hilang dua pekan lalu

Sebelum temuan balita tanpa kepala, Samarinda dihebohkan dengan kabar hilangnya balita laki-laki yang baru berusia 4 tahun.

Balita ini bernama Yusuf Ahmad Gazali. Ia hilang di PAUD di Samarinda,

Berbagai upaya dilakukan pihak kepolisian, relawan hingga komunitas indigo mencari balita tersebut.

Pihak yayasan juga mengaku, telah melakukan shalat berjamaah, zikir bersama hingga mengundang para Habib untuk membantu mendo'akan anak tersebut,

Ketua Yayasan tempat Yusuf dititipkan, Mardiana mengatakan pihaknya akan melakukan semua upaya guna menemukan Yusuf.

“Apapun lah kita lakukan, untuk upaya kita, dalam melakukan pencarian, asal bisa ketemu dengan Yusuf. Entah terburuknya sekalipun, harapan kami kalau bisa yusuf ditemukan dalam keadaan sehat,” harapnya, Jumat (29/11/2019) lalu.

Dirinya menceritakan sudah merasa rindu dengan anak yang baru beberapa minggu dikenalnya itu. Ia merasa sudah mengenal Yusuf lama,

Mardiana mengungkapkan, pelaksanaan shalat berjamaah akan rutin dilakukan.

“Kedepannya Yayasan Janattul Athfal, akan mengundang dari pihak keluarga Yusuf agar bisa bersama-sama untuk melaksanakan shalat berjamaah,” tuturnya.

Sebelumnya, balita bernama Ahmad Yusuf Ghazali (4) dinyatakan hilang, setelah dititipkan ke sekolah Pendidikan Anak Usia Dini atau PAUD, oleh kedua orang tuanya Bambang Sulistiyo (34) dan Melisari (30), warga Perum Ratindo 7, di Jalan AW Syachranie di Samarinda, Kalimantan Timur.

Pasangan Bambang Sulistiyo (34) dan Melisari (30), warga Perum Ratindo 7, Jalan P Suryanata, Kelurahan Gunung Kelua, Kecamatan Samarinda Ulu, mempercayakan anak mereka untuk dapat diurus di tempat penitipan anak, atau daycare ketika sibuk bekerja.

Namun, kabar mengejutkan justru datang dari PAUD saat mereka bekerja.

Ia mendapatkan kabar bila anak bungsu dari tiga bersaudara tersebut hilang di tempat penitipan anak Jannatul Athfal tak jauh dari kediamannya, di Jalan AW Sjahranie, Kelurahan Gunung Kelua, Samarinda Ulu, pada Jumat (22/11/2019) lalu.

Hilangnya Yusuf menimbulkan berbagai dugaan, dari Yusuf diculik oleh seseorang yang mengendarai kendaraan roda dua.

Selain itu ada pula yang menduga jika Yusuf terseret banjir saat balita itu keluar dari lingkungan PAUD hingga ke tepi jalan.

Muncul juga dugaan Yusuf tercebur ke parit sekitar PAUD dan hanyut terbawa arus.

Namun, relawan membantah balita itu tercebur ke parit usai melakukan pencarian sejauh 1,5 Km. Hasilnya, Yusuf juga tidak ditemukan.

“Anak saya ini autis, pendiam dan kurang bisa berbicara. Kemarin kami dapat kabar dari PAUD, mereka menjelaskan kalau ada kemungkinan anak saya keluar pagar karena memang kondisi pagar terbuka, tapi kok saya kurang yakin. Sebab anak saya itu pendiam mas. Misalkan saya minta dia duduk di satu tempat gitu, dia sudah tidak bakal ke mana-mana, apalagi anak saya itu takut air mas,” ungkap Bambang, Senin (25/11/2019).

Di saat kebingungan dan berusaha mencari keberadaan putranya, Bambang sempat mendengar kabar dari salah seorang warga, yang mengaku sempat melihat jika putranya dibawa seseorang menggunakan motor dan terjadi di saat hujan reda.

“Hari itu juga saya langsung ke PAUS, saya coba telusuri lokasi anak saya itu hilang. Nah pas juga waktu itu saya ketemu nenek-nenek yang ngaku, kalau dia sempat melihat Yusuf, diceritakan kalau anak saya dinaikkan ke atas motor sama orang. Tapi saya tidak langsung percaya, soalnya kalau diperhatikan penglihatan orangtua kan berbeda, bisa jadi salah," ungkap Bambang.

Bambang menambahkan, putranya itu memang mengidap autis sejak lahir, dengan karakter kurang aktif, yang membuat anaknya akan selalu bersama orang yang disenanginya saja. “Jika sudah senang dengan satu orang, maka Yusuf hanya akan senang dengan orang itu saja,” sebutnya.

Sementara itu, kepala sekolah PAUD Jannatul Athfal, Mardiana menjelaskan, Yusuf memang dititipkan kedua orangtuanya saat keduanya harus bekerja.

Diakui Mardiana bahwa sebelum hilang, tujuh balita yang dititipkan kepada mereka termasuk Yusuf, tengah asyik bermain di ruang tengah, dan ketujuh balita ini telah dijaga oleh dua orang pengasuh, Marlina (28) dan Yanti (28).

“Ada tujuh balita yang dititipkan ke kami, dan saat itu ada dua petugas yang mengawasi langsung ketujuh balita tersebut, saya juga kebetulan ada disitu juga. Nah tidak lama, setelah itu tiba-tiba ada balita yang menangis, jadi saya inisiatif langsung pergi ke dapur untuk buat susu. Pas saya balik, saya kaget kenapa Yusuf sudah tidak ada, dan disitu juga 2 pengasuhnya langsung kebingungan mencari,” ulas Mardiana.

Dalam perkara ini, pihak PAUD mengakui telah melakukan beberapa usaha pencarian, dari melakukan pengajian, berdo'a bersama anak yatim piatu, hingga orang pintar.

"Selama beberapa hari setelah Yusuf hilang itu, kami mencoba melaksanakan pengajian, kami juga undang anak yatim piatu untuk membantu mendo'akan agar Yusuf segera ditemukan, dan sempet juga kemarin kami berpikiran untuk memanggil orang pintar, tidak ada niatan buat musrik ya, tapi kami mencoba alternatif lain," papar Mardiana.

Hilangnya Yusuf tak lepas dari lengahnya pengawasan, yang ternyata diakui bahwa salah satu pengasuh saat itu tengah buang air kecil, dan membuat pengasuh lainnya sibuk mengurusi ketujuh balita tersebut.

Mardiana juga mengatakan, bahwa dia dan dua petugas pendidik, sudah mencari ke setiap ruangan di dalam PAUD, hingga keluar pagar, hingga menyatakan Yusuf hilang.

“Saya langsung periksa kondisi pagar PAUD, dan ternyata tidak tertutup, tapi memang saya yang lupa menutup pagar. Nah setelah lama mencari, dan tidak ketemu juga, baru saya menghubungi orang tuanya memberikan kabar ini,” ungkapnya.

Tak hanya Mardiana, pengasuh Yusuf yakni Marlina ikut kebingungan dan syok dengan hilangnya Yusuf dari asuhannya.

“Saya kebetulan buang air kecil, saya balik tidak sampai 5 menit, Yusuf sudah tidak ada di tempatnya,” ucap Marlina.

Serta dari pengakuan ibu pendamping lainnya menyampaikan, kalau ia sempat heran saat tidak melihat Yusuf bersama anak lainnya.

"Saya sudah minta ke teman saya, yang pendamping satunya, agar Yusuf diperhatikan. Waktu kejadian, memang kondisi pagar terbuka," ujar Yanti menambahkan.

Baik pihak keluarga maupun pihak PAUD Jannatul Athfal, sangat berharap tidak terjadi hal yang diinginkan terhadap Yusuf, serta lekas ditemukan dan kembali ke keluarganya.

6. Keluarga diliputi kesedihan

Suasana haru tampak jelas mewarnai sekitar ruang jenazah RSUD AW Sjahranie pasca ditemukannya jasad balita tanpa kepala di sungai sekitar Jalan P Antasari, Kecamatan Samarinda Ulu, Minggu (8/12/2019) pagi tadi.

Sejumlah wanita berkerudung tampak sembab matanya. Tangis memang tidak dapat tertahankan lagi, terlebih ketika berhadapan dengan jenazah yang telah terbungkus kain kafan berselimut kain jarik dan sajadah.

Mayat balita Ahmad Yusuf Ghozali (4) masih di rumah sakit. Mayatnya ditemukan warga di Samarinda Ulu
Mayat balita Ahmad Yusuf Ghozali (4) masih di rumah sakit. Mayatnya ditemukan warga di Samarinda Ulu (TRIBUNKALTIM.CO/NEVRIANTO HARDI PRASETYO.)

Melisari (30), ibu dari Ahmad Yusuf Ghozali (4) tampak dengan setia berada di sisi jenazah. Doa terus dipanjatkan olehnya untuk anak bungsunya itu.

Sesekali dirinya menyapa siapa saja yang datang menghampirinya, nyaris suaranya tidak terdengar lagi akibat kesedihan yang dirasakannya.

Hingga saat ini, kepolisian maupun pihak rumah sakit belum dapat memastikan apakah jasad balita tanpa kepala itu merupakan Yusuf atau bukan. Namun, pihak orangtua Yusuf yakin bahwa jasad tersebut merupakan anaknya.

Lukman, paman dari Yusuf menuturkan, awal mulanya pihak keluarga mengetahui adanya penemuan jasad balita dari media sosial. Saat itu pihak keluarga masih belum yakin jika jasad tersebut merupakan anggota keluarganya.

Namun, keyakinan jika jasad tersebut merupakan Yusuf terjadi sekitar pukul 16.00 Wita, yang didasarkan dari pakaian yang ditemukan bersama jasad, sama dengan pakaian yang terakhir kali dikenakan oleh Yusuf sebelum dikabarkan menghilang.

Lukman, paman korban menuturkan, sejak kejadian hilangnya Yusuf, berbagai informasi diterima oleh pihaknya.

Kabar mengenai Yusuf ditemukan kerap diterima oleh pihaknya, namun tidak ada satupun kabar tersebut yang benar.

Hingga akhirnya, Minggu (8/12/2019) pagi tadi pihaknya mendapatkan kabar mengenai adanya penemunan jasad balita.

Kepolisian dan relawan yang memberitahukan mengenai penemuan itu, membuat pihaknya langsung bergegas mendatangi lokasi yang dimaksud.

Bahkan hingga tadi pihaknya belum dapat memastikan apakah jasad tersebut merupakan keponakannya.

"Sore tadi bisa kami pastikan ini adalah Yusuf keponakan saya, sudah 100 persen. Ini didasari dari baju dan celananya," tuturnya, Minggu (8/12/2019).

Ia membenarkan mengenai kondisi jasad, tidak terdapat kepala, kaki patah, serta mata kakinya hilang. Namun demikian, pihaknya menolak untuk dilakukan autopsi dan malam ini juga akan dilangsungkan proses pemakaman.

"Malam ini kita makamkan, kita tidak lakukan autopsi karena jasad ini sudah terlalu lama di luar," imbuhnya.

Sementara itu, sekitar pukul 20.45 Wita, jenazah akhirnya dibawa ke rumah duka guna proses pemakaman.

Sedangkan Kepolisian hingga saat ini masih terus melakukan proses penyelidikan terhadap kasus penemuan jasad balita tanpa kepala tersebut.

7. Hilang Lebih Dari Dua Pekan

Sebelumnya, lebih dua pekan berlalu, balita laki-laki yang baru berusia 4 tahun bernama Yusuf Ahmad Gazali, yang dinyatakan hilang di PAUD di Samarinda.

Seperti diketahui, balita bernama Ahmad Yusuf Ghazali (4) dinyatakan hilang, setelah dititipkan ke sekolah Pendidikan Anak Usia Dini atau PAUD oleh kedua orang tuanya Bambang Sulistiyo (34) dan Melisari (30), warga Perum Ratindo 7, di Jalan AW Syachranie di Samarinda, Kalimantan Timur.

Pasangan Bambang Sulistiyo (34) dan Melisari (30) warga Perum Ratindo 7, Jalan P Suryanata, Kelurahan Gunung Kelua, Kecamatan Samarinda Ulu, mempercayakan anak mereka untuk dapat diurus di tempat penitipan anak, atau daycare ketika sibuk bekerja.

Namun saat pasutri itu mendapat kabar, Ahmad Yusuf Ghazali, anak bungsu dari 3 bersaudara yang masih berumur 4 tahun, hilang di tempat penitipan anak Jannatul Athfal tak jauh dari kediamannya, di Jalan AW Sjahranie, Kelurahan Gunung Kelua, Samarinda Ulu, pada Jumat (22/11/2019) lalu.

Hilangnya Yusuf menimbulkan berbagai dugaan, salah satunya diculik oleh seseorang yang mengendarai kendaraan roda dua.

Selain itu ada pula yang menduga jika Yusuf terseret banjir saat balita itu keluar dari lingkungan PAUD hingga ke tepi jalan.

Muncul juga dugaan Yusuf tercebur ke parit sekitar PAUD dan hanyut terbawa arus.

Namun, relawan membantah balita itu tercebur ke parit usai melakukan pencarian sejauh 1,5 Km.

Di hari hilangnya Yusuf, saat dihubungi oleh Tribunkaltim.co, orangtua Yusuf menuturkan, sebelum hilang anaknya mengenakan kaos merah dan celana biru.

Hilangnya Yusuf diketahuinya setelah menerima telepon dari pihak PAUD.

Saat datang dan mendengarkan penjelasan ada hal janggal yang diperolehnya.

“Anak saya ini autis, pendiam dan kurang bisa berbicara. Kemarin kami dapat kabar dari PAUD, mereka menjelaskan kalau ada kemungkinan, anak saya keluar pagar karena memang kondisi pagar terbuka, tapi kok saya kurang yakin.

Sebab anak saya itu pendiam mas. Misalkan saya minta dia duduk di satu tempat gitu, dia sudah tidak bakal ke mana-mana, apalagi anak saya itu takut air mas,” ungkap Bambang, Senin (25/11/2019).

Di saat kebingungan dan berusaha mencari keberadaan putranya, Bambang sempat mendengar kabar dari salah seorang warga, yang mengaku sempat melihat jika putranya dibawa seseorang menggunakan motor dan terjadi di saat hujan reda.

“Hari itu juga saya langsung ke PAUD, saya coba telusuri lokasi anak saya itu hilang. Nah pas juga waktu itu saya ketemu nenek-nenek yang ngaku, kalau dia sempat melihat Yusuf, diceritakan kalau anak saya dinaikkan ke atas motor sama orang.

Tapi saya tidak langsung percaya, soalnya kalau diperhatikan penglihatan orangtua kan berbeda, bisa jadi salah," ungkap Bambang.

Bambang menambahkan, putranya itu memang mengidap autis sejak lahir, dengan karakter kurang aktif, yang membuat anaknya akan selalu bersama orang yang disenanginya saja.

“Jika sudah senang dengan satu orang, maka Yusuf hanya akan senang dengan orang itu saja,” sebutnya.

Sementara itu, Kepala Sekolah PAUD Jannatul Athfal, Mardiana menjelaskan, Yusuf memang dititipkan kedua orangtuanya, di saat keduanya harus bekerja.

Diakui Mardiana, sebelum hilang, 7 balita yang dititipkan kepada mereka termasuk Yusuf, tengah asyik bermain di ruang tengah, dan ketujuh balita ini telah dijaga oleh 2 orang pengasuh, Marlina (28) dan Yanti (28).

“Ada 7 balita yang dititipkan ke kami, dan saat itu ada 2 petugas yang mengawasi langsung ketujuh balita tersebut, saya juga kebetulan ada di situ juga. Nah tidak lama, setelah itu tiba-tiba ada balita yang menangis, jadi saya inisiatif langsung pergi ke dapur untuk buat susu.

Pas saya balik, saya kaget kenapa Yusuf sudah tidak ada, dan disitu juga 2 pengasuhnya langsung kebingungan mencari,” ulas Mardiana.

Dalam perkara ini, pihak PAUD mengakui telah melakukan beberapa usaha pencarian, dari melakukan pengajian, berdo'a bersama anak yatim piatu, hingga orang pintar.

"Selama beberapa hari setelah Yusuf hilang itu, kami mencoba melaksanakan pengajian, kami juga undang anak yatim piatu untuk membantu mendo'akan agar Yusuf segera ditemukan,

dan sempet juga kemarin kami berpikiran untuk memanggil orang pintar, tidak ada niatan buat musrik ya, tapi kami mencoba alternatif lain," papar Mardiana.

Hilangnya Yusuf tak lepas dari lengahnya pengawasan, yang ternyata diakui bahwa salah satu pengasuh saat itu tengah buang air kecil, dan membuat pengasuh lainnya sibuk mengurusi ketujuh balita tersebut.

Mardiana juga mengatakan, bahwa dia dan 2 petugas pendidik, sudah mencari ke setiap ruangan di dalam PAUD, hingga keluar pagar, hingga menyatakan Yusuf hilang.

“Saya langsung periksa kondisi pagar PAUD, dan ternyata tidak tertutup, tapi memang saya yang lupa menutup pagar. Nah setelah lama mencari, dan tidak ketemu juga, baru saya menghubungi orang tuanya memberikan kabar ini,” ungkapnya.

Tak hanya Mardiana, pengasuh Yusuf yakni Marlina ikut kebingungan dan syok dengan hilangnya Yusuf dari asuhannya.

“Saya kebetulan buang air kecil, saya balik tidak sampai 5 menit, Yusuf sudah tidak ada di tempatnya,” ucap Marlina.

Serta dari pengakuan ibu pendamping lainnya menyampaikan, kalau ia sempat heran saat tidak melihat Yusuf bersama anak lainnya.

"Saya sudah minta ke teman saya, yang pendamping satunya, agar Yusuf diperhatikan. Waktu kejadian, memang kondisi pagar terbuka," ujar Yanti menambahkan. 

8. Kecurigaan Basarnas

Unit Siaga SAR Samarinda (Basarnas) angkat suara mengenai penemuan jasad balita tanpa kepala di sungai sekitar Jalan P Antasari, Kecamatan Samarinda Ulu, Minggu (8/12/2019) pagi tadi.

Sesuai dengan kasus yang pernah ditangani SAR mengenai pencarian korban hilang diperairan.

Organ tubuh korban besar kemungkinan tidak akan terlepas dari tubuh jika hanya terendam air.

"Walaupun sudah berhari-hari di air, tetap saja bagian tubuh tidak akan terlepas. Biasanya memang akan terjadi kerusakan di kulit maupun bagian yang mudah rusak, tapi kalau sampai terlepas, besar kemungkinan tidak terjadi," ucap Kepala Unit Siaga SAR Samarinda, Dede Hariana, Minggu (8/122/2019).

Kendati demikian, organ tubuh bisa saja lepas dari tubuh saat berada di air, namun karena ada faktor lain, seperti karena diserang hewan buas, tindakan kriminalitas, serta karena salah satu organ tubuh tersangkut ketika arus air sangat deras.

"Kalau tidak karena faktor-faktor tersebut, bagian tubuh harusnya tetap utuh dan terhubung dengan kerangka," tegasnya.

Ditanya apakah bakal melakukan pencarian terhadap sisa tubuh korban, Dede menegaskan hal itu tidak dapat dilakukan oleh pihaknya.

Hal itu dikarenakan jasad korban sudah ditemukan, serta tidak ada kejelasan mengenai penyebab korban bisa sampai berada di sungai.

"Basarnas hanya lakukan pencarian terhadap orang hilang, kalau kasus seperti ini tidak bisa kita lakukan. Terlebih kita belum ketahui secara pasti penyebab awalnya, untuk sementara ini kita monitor saja," pungkasnya.

• Termasuk Ayah Putri Tanjung, Staf Khusus Jokowi, Ini Daftar 15 Orang Terkaya di Indonesia Tahun 2019

• UPDATE Klasemen Liga 1 2019 Klub Kesayangan Bobotoh Terancam Dikejar Persija, Ini Posisi Persib

• Lolosnya Timnas U23 Final SEA Games Harus Dibayar Mahal, Egy Maulana Absen Lawan Vietnam di Final?

• Dirut Garuda Dicopot, Istri Ari Askhara Ternyata Bukan Orang Sembarangan, Ada Peran saat Gempa Palu

(*)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved