Cegah Stunting Walikota Bontang Neni Moernaeni Minta Ibu Hamil Makan Ini

Cegah Stunting Walikota Bontang Neni Moernaeni Minta Ibu hamil Makan Ini

Penulis: Muhammad Fachri Ramadhani | Editor: Rafan Arif Dwinanto
HUMASPROV KALTARA
BALITA SEHAT- Pelaksanaan Lomba Balita Sehat Tahun 2019, Senin (25/11/2019). 

TRIBUNKALTIM.CO, BONTANG - Walikota Bontang Neni Moerniaeni meminta agar para ibu hamil rajin mengonsumsi Ikan untuk mencegah stunting.

Neni Moernaeni yang karib disapa Bunda ini, mengingatkan pentingnya meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia terhadap Ikan sebagai bahan pangan yang mengandung protein berkualitas tinggi.

"Gemar makan Ikan harus diberIkan kepada anak-anak mengingat manfaat mengonsumsi Ikan sangat baik bagi pertumbuhan.

 Hadir di Pertunjukan Tunggal Teater Junjung Nyawa, Kadin Kritik Kondisi Gedung Kesenian Balikpapan

 Daftar Penerbangan yang Kembali Beroperasi di Bandara APT Pranoto Samarinda, Senin (16/12/2019)

 Perpustakaan di Kota Bontang Diserbu Anak TK dan PAUD, Ini Kegiatan yang Mereka Lakukan

 Hasil Verifikasi Sudah Ditandatangani, Senin (16/12/2019) Bandara APT Pranoto Samarinda DioperasIkan

Apalagi kebutuhan nutrisi otak anak-anak bisa lebih cerdas,” ujarnya belum lama ini usai memperingati perayaan Harkannas.

Tidak hanya itu, konsumsi Ikan juga penting bagi ibu yang sedang mengandung dalam rangka mempersiapkan generasi penerus yang sehat dan mencegah stunting.

“Saya berharap peran orang tua, masyarakat, organisasi mitra, dan seluruh anggota Himpaudi untuk bergandengan tangan bersama-sama membangun generasi bangsa yang sehat dan bebas stunting.

Dengan rajin mengonsumsi Ikan," ungkapnya. 

 Hadir di Pertunjukan Tunggal Teater Junjung Nyawa, Kadin Kritik Kondisi Gedung Kesenian Balikpapan

 Daftar Penerbangan yang Kembali Beroperasi di Bandara APT Pranoto Samarinda, Senin (16/12/2019)

 Perpustakaan di Kota Bontang Diserbu Anak TK dan PAUD, Ini Kegiatan yang Mereka Lakukan

 Hasil Verifikasi Sudah Ditandatangani, Senin (16/12/2019) Bandara APT Pranoto Samarinda DioperasIkan

Kutai Kartanegara Juga Peduli Stunting

Mencegah stunting, Pemkab Kutai Kartanegara ingatkan Kepala Desa menggandeng PKK.

Masalah kesehatan stunting menjadi salah satu pokok perhatian oleh Pemerintah Kabupaten ( Pemkab ) Kutai Kartanegara ( Kukar ).

Bahkan saat ini di beberapa kecamatan maupun desa beberapa warganya juga mengalami Stunting.

Untuk itu Pemkab Kutai Kartanegara juga meninjau kembali kinerja perangkat daerah.

Salah satunya adalah perangkat desa yang juga turut memerangi stunting.

"Khusus untuk penanganan stunting itu jadi prioritas," ucap Kabid Kelembagaan Pemberdayaan Masyarakat dan Adat Istiadat DPMD Kukar Surya Admaja, Kamis (28/11/2019).

Dalam pembekalan Kades terpilih se - Kukar yang dilaksanakan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa ( DPMD ) Kukar, Rabu (27/11/2019) kemarin, Kades terpilih diharapkan memprioritaskan penanganan stunting dalam anggaran APBDes.

Ke depannya akan ada beberapa item-item yang harus dibiayai dalam melawan stunting.

Besaran anggaran yang dianggarkan akan dikembalIkan pada kewenangan Kepala Desa masing-masing.

Surya Admaja berharap Kepala Desa bisa melibatkan organisasi Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga ( PKK ) dalam hal penanganan stunting.

Karena menurutnya PKK merupakan ujung tombak pemberdayaan rumah tangga. Sebab stunting timbul dari perilaku hidup dalam rumah tangga.

Ia meminta kepada Kepala Desa untuk lebih memfokuskan pada pembangunan Sumber Daya Manusia di desanya.

Namun tetap memperhatIkan pembangunan fisik. Karena pembangunan fisik menjadi faktor pendukung.

"Tahun depan kita fokus pada SDM, jangan terlalu banyak ke (pembangunan) fisik," pungkas Surya Admaja.

Peringatan Hari Kesehatan Nasional ke-55, Bupati Kutai Kukar Minta Masalah Stunting jadi Perhatian

Diberitakan sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara mengadakan upacara peringatan Hari Kesehatan Nasional ke-55, di halaman Kantor Bupati, Selasa (12/11/2019).

Kegiatan tersebut dihadiri pejabat dari beberapa SKPD, perwakilan rumah sakit dan puskesmas dari 18 kecamatan di Kukar.

Dalam peringatan Hari Kesehatan Nasional tersebut,  Bupati Kukar Edi Damansyah mengingatkan kepada semua instansi untuk memperhatIkan masalah seputar stunting.

"Saya menyampaIkan terimakasih ke semua pihak khususnya Dinas Kesehatan, rumah sakit dan puskesmas di 18 kecamatan Kutai Kartanegara.

Semua pihak yang mendukung kesehatan di Kutai Kartanegara," kata Edi dalam sambutan penutup upacara tersebut.

Menurutnya,  pemberantasan stunting menjadi tujuan utama dalam pemerintahannya kali ini.

Sebab stunting menurutnya menjadi pemicu berbagai masalah kesenjangan Sosial.

"Dari stunting ini merupakan rumah besar pengentasan kemiskinan di Kutai Kartanegara.

Setelah kualitas Kesehatan membaik bagaimana pemberdayaannya juga baik, ekonomi juga baik dan meningkat," ucap Edi.

Dari 18 kecamatan yang ada, Kecamatan Loa Kulu merupakan kecamatan yang memiliki kasus stunting terbanyak di Kutai Kartanegara.

Sekitar 30 kasus terjadi di kecamatan tersebut. Ia menargetkan tahun depan kasus stunting yang ada di Kutai Kartanegara tidak ada.

Setelah upacara selesai, kegiatan dilanjutkan dengan senam bersama dengan seluruh peserta yang ikut dalam kegiatan tersebut.

Senam peregangan bersama, senam cerdik dan beberapa senam lainnya dilakukan dalam kegiatan tersebut.

Bupati Edi Damansyah dan Sultan Kutai XXI Adji Muhammad Arifin ikut dalam senam tersebut. 

Kasus Stunting Tertinggi di Kutai Kartanegara

Sementara itu, sesuai pendataan kasus stunting (Bayi pendek) di Kaltim per-September tahun ini,

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaltim menetapkan Kabupaten Kutai Kartanegara (Kurkar) sebagai daerah dengan kasus bayi stunting tertinggi di Kaltim, yakni sebanyak 3.397 Bayi Umur Lima Tahun (Balita) Stunting.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Provinsi Kaltim, Andi M Ishak mengungkapkan, peringkat kedua dengan catatan balita stunting di Kaltim berada di Kota Balikpapan, yakni sebanyak 3.221 Balita stunting.

Kemudian, peringkat ketiga jatuh pada Kabupaten Paser, yakni sebanyak 3.751 Balita stunting.

“Pendataan ini, kita lakukan kepada 10 kabupaten kota se-Kaltim, pada Selasa (17/9/2019), pukul 19.59 WITA.

Pendataan, kita lakukan melalui pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat  (e-PPGBM) secara online,” ujarnya saat diwawancara awak Tribunkaltim.co di kantornya, di Jalan AW Syahranie, Kecamatan Samarinda Ulu, pada Jumat (20/9/2019).

Kasus terendah Balita stunting di Kaltim, dikatakan Andi, terdapat di Kabupaten Mahakam Hulu (Mahulu), dengan jumlah kasus stunting sebanyak 64 Balita.

Dibeberkan pula olehnya, jumlah keseluruhan kasus Balita stunting di Kaltim sebanyak 17.432 Balita. Jumlah ini, disampaIkan olehnya, lebih sedikit dari jumlah yang disampaIkan sebelumnya.

“Kalau jumlah sebelumnya yang saya sampaIkan sebanyak 20.641 kasus stunting, merupakan pendataan yang dilakukan pada Juli lalu.

Nah, kalau data terbaru yang saya sampaIkan sekarang. Pendataan dilakukan sama dengan sebelumnya, dilakukan sesuai nama dan alamat. Jadi pendataan dapat dikatakan valid,” tuturnya.

Adapun data jumlah keseluruhan Balita, Andi menyatakan, September ini pihaknya telah melakukan pendataan kepada 147.019 Balita di seluruh Kaltim.

Kemudian, dituturkannya, Balita yang dilakukan pengukuran tinggi dan berat badan sebanyak 83.145 Balita. Lalu didapati, dibeberkan olehnya lagi, ada 17.432 Balita stunting.

“Artinya, dari 147.019 Balita di Kaltim, ada 20,97 persen kasus Balita stunting di Kaltim. Kemudian, dibandingkan bulan Juli lalu, kasus balita stunting di Kaltim sudah mengalami penurunan.

Terbukti, dari 20.641 balita stunting yang didata Juli lalu, mengalami penurunan menjadi sebanyak 17.432 balita stunting,” jelasnya.

Penurunan data, disampaIkan Andi, selain telah tertangani dengan baik ada pula dengan cara pengeluaran data anak yang sudah diatas 5 tahun.

Sehingga, sesuai pencatatan dan pendataan saat ini, diaampaIkan olehnya lagi, sudah merupakan jumlah keseluruhan balita.

“Terjadi mutasi balita yang lebih sari 5 tahun, akan dikeluarkan dari sistem secara otomatis.

Sebab, pendataan bulan Juli lalu dengan sekarang ada perbedaan jumlah.

Dan ada pula, saat memasuki bulan September yang sebelumnya balita sekarang sudah berumur diatas 5 tahun,” jelasnya.

Melihat angka balita stunting begitu besar di Kaltim, Andi menyatakan, kondisi Kaltim masuk pada tingkat mengkhawatirkan.

untuk itu, dibeberkan olehnya, pemerintah saat ini memiliki strategi dalam menyikapi persoalan ini. Sehingga, dijelaskan Andi, nantinya kasus stunting di Kaltim akan dapat ditekan.

“Saat melihat angka yang dikeluarkan usai pendataan, kami pun kaget melihatnya. Ternyata, potensi stunting di Kaltim ini sangat besar sekali.

Dan, bisa dikatakan masuk dalam tahap mengkhawatirkan. Pemerintah pusat pun menetapkan dua kabupaten untuk dijadIkan lokasi program percepatan penurunan stunting., yakni Kabupaten Panajam Paser Utara (PPU), dan Kabupaten Kutai Barat (Kubar),” katanya.

Dijelaskannya lagi, dari 17.432 balita stunting, tidak semua balita tersebut terganggu pertumbuhan otaknya.

Hanya saja, potensi besar akan terganggu pertumbuhan otaknya apabila pemerintah terlambat dalam menindaklanjuti program.

Sehingga, melalui Strategi Nasional (Stranas), ada 8 langkah yang akan dijalankan.

“Meski demikian, bisa saya sampaIkan semua data tersebut bukan berarti ada kerusakan otak pada 17.432 balita stunting.

Tapi, jumlah itu masuk dalam kategori menuju terganggunya pertumbuhan otak. Seperti penentuan PPU dan Kubar.

Karena data lama, di sana ditunjuk. Padahal, sekarang kasus stunting di sana sudah menurun. Tapi, ya tidak  Mengapa juga di sana dijadIkan locus,” katanya.

“Salah satu stranas yang dilakukan, kita lakukan intervensi ke kabupaten maupun kota di Kaltim untuk bisa menjalankan seluruh program yang diberIkan oleh pemerintah pusat.

Terutama, pendataan sesuai nama dan alamat sangat oenting untuk dapat memetakan sebaran kasus stunting. Selain itu, sasaran program juga akan tepat ketika data yang disampaIkan lengkap,” katanya.  (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved