Sektor Ekonomi Migas Melorot Tiap Tahun di Bontang, Begini Strategi Walikota Neni Moerniaeni
Faktanya dari data BPS Bontang, pertumbuhan ekonomi tanpa migas naik 1,98 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Penulis: Muhammad Fachri Ramadhani | Editor: Rita Noor Shobah
Neni Moerniaeni mengaku tak khawatir dan optimis, melihat pertumbuhan ekonomi non migas semakin meningkat di setiap tahunnya.
"Makanya kita tak bisa tergantung dengan sumber daya alam tak dapat diperbaharui. Makanya saya bica industri hilir," ujarnya.
"Bangun pabrik minyak goreng dengan indutsri turunannya, sabun atau biodisel menggantikan energi tak terbarukan menjadi terbarukan," tambahnya.
Ekonomi Sektor Migas di Bontang Diprediksi Makin Merosot, Ini Penyebabnya
Diberitakan sebelumnya, pertumbuhan ekonomi dari minyak dan gas ( migas ) di Bontang makin merosot.
Dari data yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik ( BPS ) Bontang tahun 2018 lalu menurun hingga 4,18 persen.
Penurunan kembali dirasakan pada tahun 2019 ini.
Kepala BPS Kota Bontang, Srie Sis Sugianto dalam pemaparan FGD Indikator Statistik membeberkan industri pengolahan masih dominan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi kota Bontang.
Angka 82,20 persen jadi fakta kongkrit bahwa Bontang masih bergantung pada industri pengolahan.
BACA JUGA
Presiden Joko Widodo Sebut TPA Manggar Balikpapan Terbaik, Hijau dan Tidak Bau
Presiden Jokowi Resmikan TPA Manggar, Juga Serahkan Mobil Pengangkut Sampah
Diiring Gerimis, Jokowi Datangi Desa Pemaluan PPU, Pastikan Lokasi Ibu Kota Negara Baru
3 Alasan Presiden Jokowi Optimis Pembangunan Ibu Kota Negara Baru di Kaltim, Sebut Nama Balikpapan
Sisanya pertumbuhan ekonomi datang dari sektor konstruksi (5,64 persen), perdagangan (2,78 persen) dan lainnya (9,38 persen).