Pakar Ekspresi Bocorkan Polisi RB, Tersangka Penyiram Air Keras Tak Benci dengan Novel Baswedan
Analisa, pakar ekspresi bocorkan polisi RB, tersangka penyiram air keras tak benci dengan Novel Baswedan
"Yang kedua, kalau dia marah belum tentu marah yang level sedemikian dendamnya sehingga menyiram seseorang dengan air aki," ucap dia.
"Jadi perlu ekspresi yang lebih dari itu."
Lantas, Handoko menilai, kejahatan yang dilakukan pada Novel Baswedan sangatlah berat.
Namun, hal itu tak ditunjukkan tersangka melalui ekpresi yang coba ditunjukkan ke awak media.
"Seharusnya seperti itu kalau sampai melakukan penyerangan harusnya tidak hanya kemarahan yang ditunjukkan pada saat kita lihat ini," ujarnya.
Lebih lanjut, ia menyinggung soal pernyataa yang sengaja disampaikan di depan media.
Terlebih pernyataan itu disampaikan dalam kurun waktu yang sangat singkat.
"Harusnya, tapi kita harus melihat dalam konteks beliau ini sedang dibawa atau dipindahkan ke sebuah tempat atau ke mobil mungkin ya," kata Handoko.
"Dan dalam durasi yang pendek itu beliau mengeluarkan unek-uneknya."
Menurutnya, hal ini juga perlu diselidiki oleh pihak kepolisian.
"Ini juga satu pernyataan yang harus dicermati kalau dari sisi kriminologi atau kita mempelajari tentang psikologi kesehatan." kata Handoko.
Menanggapi pernyataan tersebut, sang presenter pun buka suara.
"Kenapa saat itu di media?," tanya presenter.
Menurut Handoko, hal tersebut merupakan pekerjaan rumah (PR) yang perlu segera diselesaikan oleh pihak kepolisian.
"Bisa juga, itu bisa jadi satu pertanyaan, kenapa di depan media?," tanya Handoko.