Banjir Jakarta
Tragis! Tahun 2020 Baru Tiba, Jakarta Sudah Berjibaku Hadapi Banjir, Ini Analisis Ahli Hidrologi UGM
Tragis, ketika sebagian warga tengah khusuk berdoa dan berdoa juga bergembira menyambut tahun baru 2020, warga Jakarta harus berjibaku hadapi banjir
TRIBUNKALTIM.CO - Tragis, ketika sebagian warga negeri ini tengah khusyuk berdoa dan berdoa juga bergembira menyambut tahun baru 2020, warga Jakarta harus berjibaku menghindari dan menyelamatkan diri dan harta benda dari amukan banjir.
Jika banjir masih terus melanda dengan ganasnya, aktivitas ibu kota bakal lumpuh. Hanya ada teriakkan minta pertolongan.
Semoga para korban banjir ini segera tertolong dan dapat menikmati hidup yang jauh dari rasa takut yang menghinggapi warga ketika turun hujan.
Tahun 2020 dibuka dengan terjadinya banjir di sejumlah wilayah Jakarta dan sekitarnya. Banjir ini pun berimbas pada kegiatan dan sarana prasarana di Jakarta dan sekitarnya.
Air menggenang dan mengganggu beroperasinya fasilitas-fasilitas umum seperti moda transportasi seperti KRL, KA Bandara hingga prasarana umum seperti jalan tol.
Dilansir dari Kompas.com, banjir ini terjadi pada Rabu (1/1/2020) pagi setelah Jakarta dan sekitarnya diguyur hujan lebat pada Selasa (31/12/2019) sore.
Namun, apa sebenarnya yang menjadi penyebab dari banjir Jakarta?
Baca Juga;
Ramalan Zodiak Cinta Hari Ini Kamis 2 Januari 2020, Taurus Ingin Putus, Leo Naksir Teman Baru
Ramalan Zodiak Hari Ini Kamis 2 Januari 2020, Cancer Semua Mata Tertuju Padamu, Pisces Agresif
Bocor, Gegara Makan Konate, Robert Rene Albert Disemprot Umuh Muchtar dan Petinggi Persib Bandung
Bantahan Djajang Nurdjaman Soal Ezechiel NDouassel, Bagaimana Nasib Makan Konate ke Persib?
Penyebab Banjir
Menurut Ahli Hidrologi dan Dosen Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada ( UGM ) M. Pramono Hadi, penyebab utama dari banjir ini adalah hujan yang merata dan jumlahnya banyak.
"Itu penyebab utama karena hujan merata, dan jumlahnya banyak, dan kondisi ‘surface storage’ sudah jenuh dengan air. Karena telah terjadi hujan beberapa waktu sebelumnya," jelas Pramono Hadi saat dihubungi Kompas.com, Rabu (1/1/2020) sore.
Surface storage merupakan simpanan atau timbunan air yang terdapat dalam permukaan lahan.
Mengutip publikasi ilmiah Fakultas Geografi UMS, keberadaan surface storage dalam suatu wilayah menunjukkan bahwa sebagian air hujan jatuh di permukaan lahan akan tersimpan dalam lahan. Oleh karena itu, hubungan antara surface storage dengan air permukaan mempunyai hubungan berbanding terbalik.
Menurut Pramono Hadi, risiko banjir untuk wilayah Jakarta memang lebih besar dibandingkan dengan wilayah lain. "Ya banjirnya lebih besar, karena sesungguhnya Jakarta adalah flood plain, dan Jakarta/Batavia dibangun meniru kota-kota di Belanda," ungkap Pramono Hadi.
Secara geomorfologi, Jakarta tepat berada di bagian wilayah yang disebut sebagai dataran banjir.
Terkait faktor lain, Pramono mengungkapkan adanya sejumlah faktor yang turut mempengaruhi banjir ini. Menurutnya, tata ruang yang belum mengacu pada risiko banjir turut berperan dalam banjir Jakarta ini.
"Tata ruang ( terutama RDTR ) belum mengacu pada risiko banjir," katanya lagi. Selain faktor hujan, infrastruktur wilayah, topografi, drainase juga dinilai mempengaruhi potensi banjir tidaknya suatu wilayah.
Penanganan
Pramono menyebutkan bahwa untuk jangka menengah atau jangka panjang, ada sejumlah upaya yang dapat dilakukan dalam mencegah atau meminimalisir risiko banjir di Jakarta.
"Jangka menengah/panjang, situ dibangun lagi ( dulu pernah jumlahnya mencapai 1300-an ) kini tinggal 250-an," kata Pramono Hadi.
Baca Juga;
Rumah Kebanjiran, Gaya Yuni Shara Sempat Trending Topic, Ini Kata Eks Raffi Ahmad soal Penampilannya
Unggahan Instagram Pelatih Persib Robert Rene Alberts soal Makan Konate Bikin Bobotoh Kecewa
Member WayV dan NCT, KUN Bikin Akun Instagram Pribadi Tepat di Hari Ulang Tahunnya 1 Januari 2020
"Kalau mau bangun reservoir/bendung mungkin lebih efektif, sistem resapan perlu digalakkan, sistem polder di bag bawah/low land. Ya sebab utamanya cuaca," sambungnya.
Sedangkan menurut BMKG, banjir tidak hanya dipengaruhi oleh curah hujan dari wilayah DKI Jakarta saja, tetapi juga pengaruh hujan di wilayah sekitarnya.
Sementara, menurut BMKG, ada beberapa langkah antisipasi yang dapat dilakukan untuk menghindari dampak lebih buruk dari banjir yang terjadi, yaitu: membersihkan drainase, mewaspadai pohon tua dan menghindari jalan licin.