Jenderal Polisi Ini Ungkap Kejanggalan Sunda Empire & Lainnya Muncul, Singgung Desain hingga Dalang
Usai munculnya Keraton Agung Sejagat di Purworejo, giliran Kota Bandung, Jawa Barat, dihebohkan dengan viralnya Sunda Empire- Empire Earth
TRIBUNKALTIM.CO - Belum lama ini masyarakat sempat dihebohkan dengan munculnya Keraton Agung Sejagat di Purworejo, Jawa Tengah.
Kali ini, masyarakat kembali dihebohkan dengan keberadaan Sunda Empire (SE)-Empire Earth (EE) di Bandung yang viral di media sosial Facebook.
Badan Kesatuan Bangsa dan Politik ( Kesbangpol) Kota Bandung menyebutkan, SE-EE tidak terdaftar sebagai ormas ataupun Organisasi Kepemudaan (OKP).
Hal tersebut diungkapkan Kepala Kesbangpol Kota Bandung Ferdi Ligaswara.
• Foto Kegiatan Kerajaan Abal-abal Sunda Empire di Lingkungan Kampus, Ini Klarifikasi Pihak UPI
• Mirip Agung Sejagad, Sunda Empire Klaim Pemerintahan Dunia Segera Berakhir, Keduanya Berafiliasi?
• Heboh Sunda Empire, Kenaikan Pangkat Sampai Mayjen Hingga Ambil Alih Pemerintahan Dunia Baru
• Prediksi Dunia Berakhir 15 Agustus 2020, Sunda Empire Diduga Berkaitan dengan Keraton Agung Sejagat
"Yang pasti SE-EE ini tidak terdaftar di Kesbangpol. Akan kita telusuri," ujarnya saat dihubungi Kompas.com.
Sambung Ferdi, ia memastikan gerakan yang dilakukan oleh SE-EE adalah nyeleneh serta menyalahi aturan.
"Jangan yang aneh-aneh. Tidak ada negara dalam negara," jelasnya.
Dikatakannya, setiap organisasi atau kelompok yang ingin mendaftarkan diri di Kesbangpol harus sesuai dengan aturan dan mengakui keberadaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Sudah jelas aturannya harus mengakui NKRI," ujarnya.

Sementara itu, dikutip dari TribunJabar.id, hal senada dikatakan Kepala Bidang Ideologi dan Wawasan Kebangsaan Kesbangpol Kota Bandung Sony yang mengatakan, SE-EE bukan ormas dan tidak terdaftar sebagai ormas.
"Makanya kami sedang telusuri, karena hampir sama kayak yang di Jateng, makanya kami sedang koordinasi untuk mendalami," ujarnya, saat dihubungi pada Jumat (17/1/2020), dikutip dari TribunJabar.id.
Informasi yang ia terima, Sunda Empire sudah terlacak sejak 2018 dan sempat ditangani Kodam III Siliwangi.
Namun, saat ini ia tidak tahu kenapa bisa muncul lagi.
"Jadi ini mah latah dari kejadian yang di Purworejo, tapi ini memang perlu diantisipasi," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, usai munculnya Keraton Agung Sejagat di Purworejo, giliran Kota Bandung, Jawa Barat, dihebohkan dengan viralnya Sunda Empire- Empire Earth di media sosial Facebook.
• Setelah Keraton Agung Sejagat Kini Muncul Sunda Empire, Pemerintahan Dunia Dikendalikan di Bandung
• Viral Keraton Agung Sejagat Sanggup Kantongi Rp 1 Miliar, Terungkap Modus Licik Toto Santoso
Berdasarkan penelusuran salah satu akun Facebook Renny Khairani Miller yang membagikan sejumlah foto kegiatan Sunda Empire pada 9 Juli 2019, terlihat spanduk bertuliskan Sunda Empire-Earth Empire dengan ratusan orang mengenakan seragam ala militer.
Menanggapi hal tersebut, Direskrimum Polda Jabar Kombes Hendra Suhartiyono mengatakan, pihaknya saat ini sudah memonitor kegiatan tersebut.
"Saya sudah memonitor itu, tapi kami masih pantau dan dalami apakah serupa dengan Keraton Agung Sejagat di Purworejo, kan beda-beda ini. Memang sudah memonitor itu giat yang dimaksud," kata Hendra, Jumat (17/1/2020).
Seperti didesain kelompok tertentu
Mantan Kepala Polda Jawa Barat Inspektur Jenderal Polisi Purnawirawan Anton Charliyan menilai munculnya isu kerajaan-kerajaan dan Sunda Empire di Bandung seperti didesain sedemikian rupa oleh kelompok-kelompok tertentu.
Menurut dia, aneh jika setelah isu-isu terkait agama mereda, sekarang muncul isu kerajaan-kerajaan yang dihembuskan di kalangan masyarakat.
Anton berpendapat, tentunya isu seperti ini dinilai bertujuan untuk menggoyahkan kesatuan dan persatuan serta memecah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Sekarang muncul fenomena kerajaan mungkin sengaja dihembuskan untuk memecah NKRI," Anton saat dimintai keterangan wartawan di rumahnya di Kota Tasikmalaya, Jumat (17/1/2020).
"Kita sudah sepakat sejak tahun 1945 untuk membangun sebuah sistem sebuah Negara yakni NKRI."
"Muncul fenomena demikian hanya untuk memunculkan kebanggaan masa lalu yang tidak artinya. Aneh, kemarin digoyang isu agama. Sekarang muncul seolah seperti budaya."
• Tetangga Keraton Agung Sejagat Menangis Batin Lihat Kelakuan Kerajaan, Warga Ditantang Duel Punggawa
• Fakta Baru Keraton Agung Sejagat, YouTube dan Hubungan Toto Santoso - Fanni Aminadia Lain Pasutri
Pemerintah harus cari dalangnya
Anton menambahkan, kalaupun akan dimunculkan soal budaya tentunya bisa ke arah yang lebih bermanfaat.
Seperti melestarikan budaya tanpa memunculkan tatanan pemerintahan baru seperti yang muncul sekarang ini.
Justru dengan keberagaman budaya, lanjut Anton, akan memberikan keuntungan lebih besar bagi Negara ini karena bisa dijadikan kekuatan destinasi wisata untuk menarik turis asing.
"Jangan sampai mendirikan Negara di dalam Negara. Kita sudah sepakat bahwa kerajaan kita adalah berbentuk Negara Indonesia," katanya.
"Misalkan di Sunda Rama yakni Parlemen, Ratunya Presiden dan Resinya adalah Yudikatif. Isu sekarang ada upaya menggoyang tatanan pemerintahan," ujarnya.
Menurutnya, pemerintah harus segera mencari dalang atau orang yang menghembuskan isu ini.
Simbol Sunda Empire tak sesuai sejarah Sunda
Dirinya pun meminta kepada masyarakat untuk tak terpengaruh oleh isu munculnya kerajaan-kerajaan yang sekarang bermunculan.
"Ini hanya untuk menghancurkan bangsa dan merongrong negara. Ini hanya mengaku-aku tidak ada dasar sejarah yang jelas Sunda Empire," ungkapnya.
Yang paling sekarang adalah mencari aktor intelektual yang menghembuskan isu tersebut.
Seperti simbol yang dimunculkan oleh kelompok itu pun tak ada hubungan dan kaitannya dengan sejarah Sunda.
"Motifnya bisa ekonomi diiming-imingi harta yang banyak, ada uang di luar negeri dan bisa saja pasalnya ke arah penipuan dan ketertiban umum. Ini bisa dirumuskan secara signifikan oleh penegak hukum," pungkasnya.
• Keraton Agung Sejagat Gelar Kirab Pengantin, Benarkan Ada Kaitannya dengan Konten YouTube?
• Pengakuan Soal Keraton Agung Sejagat, Bukan Suami Istri, Raja dan Ratu Pernah Lakukan Ritual Ekstrem
• Ratu Keraton Agung Sejagat Pernah Curhat pada Ganjar Pranowo, Singgung Soal Kajian Akademis
• NEWS VIDEO Raja Keraton Agung Sejagat Wajibkan Pengikutnya Bayar Iuran hingga Puluhan Juta Rupiah
(*)