Gaya Hidup
Demam Kpop Masih Mewabah, Simak Kisah Fangirl Balikpapan Rela Jualan Kue demi Nonton Konser BTS
Demam Kpop Masih Mewabah, Simak Kisah Fangirl Balikpapan Rela Jualan Kue demi Nonton Konser BTS
Penulis: Heriani AM |
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Demam Kpop Masih Mewabah, Simak Kisah Fangirl Balikpapan Rela Jualan Kue demi Nonton Konser BTS
Sudah menjadi hukum alam, setiap fenomena yang terjadi pasti menimbulkan pro dan kontra dikalangan masyarakat.
Begitupun dengan demam korea yang sudah mewabah lebih dari 10 tahun belakangan.
Ada yang menjulurkan tangan menerima kedatangan hallyu wafe masuk ke Indonesia, adapula yang memalingkan wajah.
Penggemar Korea pun tidak main-main jumlahnya. Dari usia dewasa hingga kanak-kanak, ikut menggemari. Pesona pesohor dari negeri gingseng memang sulit ditolak.
Tribunkaltim.co kali ini akan mengulik kisah menarik nan inspiratif beberapa fangirl (sebutan untuk fans perempuan) boygroup Korea di Balikpapan.
Dari dampak positif yang mereka rasakan menjadi Kpopers, koleksi merchandise hingga pengalaman nonton konser idola.
Defita Karlina, perempuan ayu berusia pertengahan 20-an adalah seorang Army, sebutan untuk fans boygroup Bangtan Sonyeondan (BTS).
Grup idola beranggotakan 7 pria multitalent yakni Rapmon, J-Hope, Suga, Jin, Jimin, V, dan Jongkook. Sebelum menjadi Army, Defita sudah terlebih dahulu menyukai hal berbau Korea sejak tahun 2009.
Hal pertama yang membuat ia tertarik mengetahui ke dunia Kpop, seperti remaja pada umumnya adalah visual para Idol.
Seiring berjalannya waktu, bakat dan kegigihan para boygroup yang membuatnya semakin jatuh cinta.
"Pertama lihat, mereka ganteng dan cantik-cantik sih. Untuk BTS sendiri, menurut pendapat pribadi, dari semua boyband, mereka yang paling bagus," ujarnya.
Gadis berpotongan pendek ini juga mengaku, dulunya ia adalah tipe orang introvert. Tidak tahu cara bergaul dengan baik dan lebih memilih menikmati waktu sendiri.
"Namun sejak suka BTS, berubah sikap juga. Dulunya aku introvert banget, sekarang lebih terbuka, punya banyak teman sesama Army dan Kpopers. Lingkup pergaulan semakin luas," tambah salah satu admin fanbase Army di Balikpapan ini.
Defita juga menceritakan pengalamannya menonton konser BTS di Jakarta, beberapa tahun lalu.
Keinginan melihat langsung sang idola sudah lama ia cita-citakan. Namun baru bisa terealisasi tahun 2017 lalu, berkat kegigihannya menghemat uang jajan, menabung serta berjualan kue.
"Nonton konser itu, konser pertama BTS di Indonesia, Wings Tour tahun 2017. Waktu itu masih kuliah, kalau tidak salah semester III. Sebelumnya pas lihat list harga, sempat mundur. Tapi akhirnya nonton juga," kenangnya.
"Pengalaman nonton konser, lihat sendiri idola favorit kita dengan hasil jerih payah sendiri merupakan pengalaman terbaik," tambah perempuan yang sehari-hari bekerja sebagai perawat kesehatan ini.
Senada, Rara Aywara sependapat bahwa menonton langsung grup idola adalah pengalaman paling terhebat selama hidupnya.
Perempuan cantik berhijab dengan gaya unik, memakai topi baret di kesehariannya ini adalah seorang EXO-L atau Erina, sebutan fans boy grup asuhan SM Ent, EXO.
Ia rela merogoh kocek dalam-dalam, menyempatkan waktu ditengah kesibukan pekerjaan, bergabung dengan ribuan EXO-L lain dari seluruh Indonesia, untuk bertatap muka dengan sang Idol, Agustus 2019 lalu.
Ia pertama kali menyukai D.O cs, bahkan Kpop, saat tidak sengaja melihat postingan potongan lagu mereka di sosial media, awal tahun 2019 lalu.
Sebelumnya, ia sama sekali tidak tertarik dengan salah satu negara Asia Timur itu.
"Memang saat itu, suasana hati lagi down. Terus tidak sengaja dengar Lotto. Kok enak. Telinga tidak pernah berdusta. Aku cari tahu. Pure suka EXO karena musiknya, penampilan mereka yang good looking adalah bonus," ujar perempuan yang berprofesi sebagai fotografer ini.
Menurutnya, boygroup Korea memiliki banyak sekali penggemar, bukan karena modal tampang semata. Para Idol memiliki bakat yang terus diasah, profesionalitas yang kuat, penampilan yang memukau.
"Yang paling penting, merasakan cinta dua arah. Antara fans dan idola. Memberikan suntikan semangat tersendiri. Sehingga mengidolakan tidak terasa sia-sia," tuturnya.
Rara juga berpendapat bahwa selera tidak bisa diintervensi. Merajuk pada pandangan negatif banyak pihak soal Kpop. Selama tidak merugikan orang lain, menurutnya tidak masalah.
"Pertama lumayan cuek, karena berpikir, toh aku mengeluarkan uang sendiri dan tidak merepotkan orang lain. Namun tidak munafik, cukup risih dengan banyak komentar yang datang. Hingga akhirnya, aku buat second account sosmed. Disana aku bebas berekspresi. Pintar-pintar memposisikan diri ajalah," ujarnya diakhiri tawa, diamini oleh Defita. (*)