Sejarah Patung Lembuswana yang Berubah Posisi dari Duduk menjadi Berdiri, Ini Penjelasannya
Jika sering berkunjung ke Pulau Kumala tentu tak asing dengan patung Lembuswana. Patung yang berada di ujung pulau mengarah Jembatan Kukar
Penulis: Jino Prayudi Kartono | Editor: Mathias Masan Ola
TRIBUNKALTIM.CO, TENGGARONG - Jika sering berkunjung ke Pulau Kumala tentu tak asing dengan patung Lembuswana. Patung yang berada di ujung pulau mengarah Jembatan Kukar itu menjadi satu dari beberapa titik yang patut dikunjungi ketika mampir ke Pulau Kumala.
Hewan mitologi masyarakat Kutai ini menjadi hewan yang disakralkan masyarakat Kutai. Konon Lembuswana ini merupakan kendaraan dari para raja Kutai terdahulu.
Beberapa sumber mengatakan Lembuswana merupakan kendaraan raja Mulawarman salah satu raja tersohor di kerajaan Kutai 1500 tahun silam.
Di masa lalu, sebagian besar penganut Shiwa di Nusantara percaya bahwa lembu merupakan kendaraan Dewa Shiwa.
Bahkan Raja Majapahit pun dilambangkan sebagai Shiwa. Hewan mitologi ini telah menjadi simbol keperkasaan dan kedaulatan seorang penguasa.
Unsur belalainya menandakan bahwa satwa ini juga perlambang sosok Ganesha, Dewa Kecerdasan yang merupakan dewa dalam ajaran Hindu.
Baca Juga;
18 Januari Jakarta Banjir Lagi, Gubernur Anies Baswedan Disorot Ketua Fakta, Pemprov Tidak Bergerak
Golden Tulip Indonesia Balikpapan Hotel dan Suite Sasar Millenial, Sambut Ibu Kota Baru di Kaltim
Sebelum Wafat, Lina Sempat Bahas Calon Istri Sule, Begini Pesan Ibu Rizky Febian pada Penggantinya
Golden Tulip Indonesia Balikpapan Hotel dan Suite Sasar Millenial, Sambut Ibu Kota Baru di Kaltim
Sejarah mencatat patung Lembuswana telah mengalami dua kali perubahan model. Model pertama pada awal dibuka pulau itu untuk umum tahun 2003 patung Lembuswana berwarna coklat. Patung tersebut berpose duduk di atas pijakan besar.
Sempat menjadi perdebatan di kala itu. Karena model patung Lembuswana itu tidak seperti model patung Lembuswana semestinya. Bahkan beberapa masyarakat menduga posisi Lembuswana yang duduk itu melambangkan kelambatan atau kemunduran sebuah pemerintahan di Kukar.
Kebanyakan model patung Lembuswana berdiri dengan kulit emas. Pada tahun 2010 patung tersebut diubah desainnya menjadi desain yang dilihat saat ini.
Baca Juga;
Syarat Berat dari Rizky Febian dan Putri Delina untuk Sule Mantan Suami Lina yang Ingin Menikah Lagi
Klasemen dan Hasil Liga Italia, Peringkat Napoli Terlempar Lantaran Gol Anak Muda Ini
Rahasia Minions Marcus/Kevin Melaju ke Final Terbongkar, Live Streaming TVRI Indonesia Masters 2020
Tak Tahan Dipojokkan Punya Ilmu Hitam, Teddy Bongkar Komitmen Lahir Batin dengan Lina eks Istri Sule
Pemkab Kukar menggandeng staf ahli dari Institut Teknologi Bandung ( ITB ) untuk meredesain Patung Lembuswana.
Patung Lembuswana baru memiliki tinggi sekitar 13 meter dengan berat 25 ton. Terdapat tiga pilihan bahan lapisan pembuatan patung yaitu dari tembaga, perunggu atau kuningan.
Perkiraan biaya patung Lembuswana dengan tembaga Rp 4 miliar, perunggu Rp 7 miliar dan kuningan Rp 6,8 miliar dengan estimasi waktu pelaksanaan tembaga sekitar 6-8 bulan, perunggu 8-10 bln, dan kuningan 8-10 bulan. Patung tersebut dibuat di kota Gede, Bantul Yogyakarta. (jnp)