Adamas Belva Syah Devara Terima 5 Rekomendasi dari Kalimantan Utara, Pengembangan SDM untuk Jokowi
Staf Khusus Presiden RI, Adamas Belva Syah Devara menerima 5 point rekomendasi dari Kelompok Kerja (Pokja) Literasi Provinsi Kalimantan Utara.
Cara belajar anak dan cara mengajar guru merupakan dua faktor utama yang menentukan hasil berlajar anak. Mengubah cara mengajar guru akan mempengaruhi mutu pendidikan.
Guru-guru kelas awal harus dilatih agar mampu mengajarkan 5 tahapan membaca dengan baik.
Cara-cara mengajar konvensional selama ini, ternyata tidak cukup berhasil meningkatkan keterampilan membaca anak.
Guru harus menggubah metode mengajar menjadi lebih aktif dan menyenangkan, memakai media sederhana dan didukung buku non teks pelajaran yang relevan.
Pemerintah Pusat perlu mendesain materi pelatihan yang praktikal dan bisa dilatihkan melalui Kelompok Kerja Guru (KKG), agar guru benar-benar mampu mengajarkan literasi di kelas awal.
Selain guru, para pegiat dan relawan juga harus dilatih serta dikembangkan kapasitasnya.
Tujuannya agar mereka bisa bersinergi. Semangat relawan menggerakan program literasi harus dibarengi dengan pengetahuan dan kemampuan teknis-teknis yang berhubungan dengan literasi, khususnya literasi kelas awal.
Selama ini gerakan literasi di sekolah dan masyarakat masih jalan sendiri-sendiri.
Keempat: Meningkatkan Kemampuan Sinergi Sekoah-Orangtua-Masyarakat.
Diperlukan kolaborsi yang lebih kuat untuk mempercepat penuntasan pencapaian kompetensi dasar membaca. Perbaikan metode mengajar guru di sekolah harus diikuti dengan tambahan kegiatan membaca di lingkungan masyarakat baik di rumah, taman baca masyarakat (TBM), Perpustakaan Desa (Persusdes) dan kegiatan komunitas lainnya.
Semakin banyak waktu anak membaca buku yang menarik, semakin banyak kosa kata yang dikuasai. Semakin banyak kosa kata anak, semakin mudah mereka memahami dan mengkomunikasikan isi bacaan.
Kolaborasi antara sekolah-orangtua-masyarakat sangat efektif membantu anak lebih cepat terampil membaca.
Terutama bagi anak-anak yang terindentifikasi lamban membaca. Hasil pengukuran akhir Program Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI) di 7 SD rintisan literasi kelas awal di Kabupaten Bulungan, Kaltara, menunjukkan kombinasi pelatihan guru, peningkatan budaya baca dan layanan khusus siswa lamban membaca, mampu memangkas waktu penuntasan kompetensi literasi dasar lebih cepat, dari tiga tahun menjadi dua tahun.
Kelima: Kampanye Literasi yang Lebih Masif.
Dibutuhkan kampanye literasi yang lebih masif lagi untuk membangun keterampilan membaca. Pemerintah Pusat, daerah, masyarakat dan swasta harus merespon masalah ini bersama-sama. Kampanye literasi yang lebih masif diperlukan untuk membangun kesadaran bahwa membangun budaya baca berarti membangun bangsa.
Kemah Litersi Kaltara 2020 secara resmi ditutup pada Minggu,19 Januari 2020 di Bumi Perkemahan ASAD, Pantai Amal, Tarakan. Sebanyak 135 lembaga dari Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Sumatera Selatan, Jawa Tengah, Jogjakarta dan Jakarta ikut berpartisipasi.