Tempat Wisata yang Instagramable di Sleman untuk Liburan Akhir Pekan, Jelajah Grojogan Watu Purbo
Tempat Wisata yang Instagramable di Sleman untuk Liburan Akhir Pekan, Jelajah Grojogan Watu Purbo
TRIBUNKALTIM.CO - Tempat Wisata yang Instagramable di Sleman untuk liburan akhir pekan, jelajah Grojogan Watu Purbo
Keberadaan dam (bendungan) Kali Krasak di Tempel, Sleman beberapa waktu belakangan ramai diperbincangkan banyak orang.
Tak hanya oleh warga Jogja, tetapi juga oleh wisatawan luar Jogja dan para netizen pemburu foto instagramable ala generasi milenila masa kini.
Satu alasan mengapa dam ini mencuri perhatian, adalah aliran airnya yang nampak begitu indah.
Kontruksi dam yang rata dan cukup lebar menciptakan aliran air layaknya air terjun Niagara di Amerika Serikat tapi berukuran mini.
Oleh warga sekitar, tempat ini diberi nama Grojogan Watu Purbo.
• Salah Satunya Museum Taman Pintar, 7 Tempat Wisata Edukasi di Jogja untuk Liburan Akhir Pekan
• Bisa Saksikan Pertunjukkan Seni dan Budaya Setiap Malam Saat Liburan ke Kota Banyuwangi
• Salah Satunya Surabi Jangan Lupa Cicipi 4 Jajanan Tradisional yang Nikmat Saat Liburan ke Kota Bogor
• Hari Terakhir Promo Superindo Periode 24-26 Januari 2020, Diskon hingga 50 %, Belanja jadi Hemat

Arti Nama dan Sejarah
Grojogan berarti air terjun, watu berarti batu lalu purbo adalah purba, atau berusia sangat tua.
Diberi nama Grojogan Watu Purbo karena banyak batu yang sudah berusia sangat tua di sepanjang aliran air terjun di tempat ini.
Bendungan di tempat ini, menurut warga sekitar sudah dibangun sekitar tahun 70 an.
“Bendungan ini dibangun untuk menahan aliran Sungai Krasak yang bisa sangat deras saat musim hujan,” kata Maryono selaku Ketua Pokdarwis desa setempat.
Bahkan saking derasnya aliran sungai yang berisi material erupsi Merapi, satu dusun di dekat bendungan direlokasi karena terlalu dekat dengan bibir sungai.

Kini, meskipun sudah berusia tua, bendungan ini masih kokoh dan terbukti mampu menahan aliran material saat erupsi Merapi tahun 2010 silam.
Sekitar tahun 2017, ada inisiatif warga untuk mulai mengembangkan tempat ini sebagai destinasi wisata.
“Dulu sudah ada beberapa orang datang ke sini, katanya bagus. Warga lalu berinisiatif membersihkan tempat ini dengan cara gotong royong setiap hari Minggu mulai 2018,” kata Maryono.