Drama Aliyah Hindari Virus Corona, Mahasiswi Asal Penajam Ini Berjuang Keluar dari Wuhan China
Drama Aliyah hindari virus Corona, mahasiswi asal Penajam ini berjuang keluar dari Kota Wuhan, China.
Penulis: Aris Joni | Editor: Rita Noor Shobah
TRIBUNKALTIM.CO, PENAJAM - Drama Aliyah hindari virus Corona, mahasiswi asal Penajam ini berjuang keluar dari Kota Wuhan, China.
Sejumlah mahasiswa yang berasal dari Indonesia masih terisolasi di asramanya karena adanya wabah virus mematikan yakni virus Corona di negara China, tepatnya di kota Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok.
Dari sekian banyak mahasiswa ndonesia di Wuhan, terdapat dua mahasiswa asal Kabupaten Penajam Paser Utara ( PPU ) yang berkuliah di Hubei University of Arts and Science di Wuhan.
Dia adalah Aliyah (19) yang merupakan anak dari Ghozali yang bekerja sebagai Kepala Bidang Pencatatan Sipil di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil ( Disdukcapil ) PPU dan Qhubay (19) anak dari Padaelo yang bekerja sebagai kepala UPT Jamkesda Dinas Kesehatan PPU.
BACA JUGA
RESMI Indonesia Keluarkan Travel Warning ke Hubei, China, Cek Penyebaran Virus Corona Peta Online
Waspada Virus Corona, Pemkot Balikpapan Bentuk Tim Gerak Cepat dan Buka Dua Posko
Waspada Virus Corona, Walikota Rizal Effendi Imbau Warga Balikpapan Tak Berpergian Dulu ke China
Usia Rentan Terjangkit Virus Corona Terungkap hingga Sebabkan Kematian, Waspada Bagi Lansia!
TribunKaltim.co berhasil melakukan wawancara dengan Ghozali, ayah dari Aliyah yang merupakan mahasiswi semester pertama di Hubei University of Arts and Science di Wuhan jurusan kedokteran.
Ghozali menceritakan, anaknya yang bernama Aliyah tersebut awalnya hanya berdiam di kamar asrama saat merebaknya wabah virus Corona itu,
sembari menunggu pertolongan dari Kedutaan Besar Republik Indonesia ( KBRI ) di China.
"Nah, anak saya bersama dua temannya itu si Qhubay dan satu lagi orang dari Bekasi, Jawa Barat akhirnya memutuskan untuk keluar dari Wuhan," ujarnya. Selasa, (28/1/2020).

BACA JUGA
Pemuda Gantung Diri di Balikpapan, Dikenal Ramah & Ceria, Ini Cerita Ketua RT di Pertemuan Terakhir
RSUD AW Syahranie di Samarinda Siapkan Dua Ruangan untuk Isolasi Pasien Virus Corona
Sulitnya Mencari Striker Lokal Jadi Salah Satu Pertimbangan Borneo FC Samarinda Datangkan Guy Junior
Segini Gaji Petugas Adhoc KPU Bontang, Mulai dari PPK hingga KPPS di Pilkada 2020
Ia menjelaskan, keputusan keluar dari Wuhan tersebut telah melalui pertimbangan dan diskusi selama tiga hari, yakni Jumat, Sabtu dan Minggu.
Hingga pada hari Senin, (27/1/2020) kemarin anaknya beserta dua temannya itu bertindak dengan melakukan perjalanan keluar dari Wuhan yang notabene merupakan zona merah virus Corona.
"Saat itu rombongan anak saya hanya berdiam diri di dalam asrama, karena orang keluar asrama tidak bisa, dan orang yang mau masuk ke asrama juga tidak bisa," tuturnya.
Terlebih ucap dia, kondisi semakin panik saat stok makanan di asrama terbatas dan tidak ada toko yang buka atau berjualan.
Bahkan, menurut penyampaian anaknya tersebut, kota Wuhan seperti kota mati yang sepi dari aktivitas masyarakat.
"Saya pantau terus dari sini ( Penajam ) dan saya mempertimbangkan anak saya tersebut harus keluar," tegasnya.
Ghozali pun kembali menceritakan bagaimana proses anaknya beserta dua temannya berjuang untuk keluar dari kota Wuhan.
Awalnya anaknya keluar dari asrama menggunakan bus kampus dan diantar ke stasiun kota Xiangyang yang masih masuk di Provinsi Hubei.
Namun, ternyata stasiun tersebut tutup juga sehingga membuat anaknya menjadi tambah panik.
"Tapi saya tetap komunikasi terus dan meminta dia ke provinsi Hunan, karena di sana ada bandara," terangnya.
Untuk menuju provinsi Hunan, Ghozali meminta anaknya mencari alternatif kendaraan lain karena kereta di Xiangyang itu tutup.
Akhirnya anaknya dapat cateran mobil menuju Provinsi Hunan dengan menempuh jarak selama 8 jam.
BACA JUGA
Pecah Pembuluh Darah di Kepala, Korban Tendangan Spontan Oknum TNI Koma di RSUD Taman Husada Bontang
Niat Melerai Perkelahian, Oknum TNI Spontan Tendang Kepala Remaja di Bontang, Begini Kronologinya
Jalan Poros Bangun Berau Rusak, Dikeluhkan Banyak Pengendara, DPUPR Kerahkan Tim Reaksi Cepat
Virus Corona Menyebar ke Berbagai Negara, Pemkab Berau Lakukan Antisipasi, Siapkan Masker
"Jadi tadi malam sampai jam 2 dinihari, anak saya berhasil keluar Wuhan. Dia keluar asrama jam 9 pagi dan keluar dari Wuhan sekitar jam 4 sore," ucapnya.
Bahkan, informasi terbaru ucap Ghozali, pagi tadi ia di informasikan anaknya bahwa mereka bertiga sudah sampai di Provinsi Hunan dan menuju Shanghai dengan jarak tempuh selama 9 jam.
"Kondisi sehat semua, tapi mereka pas saya video call menggunakan pakaian tebal dan masker untuk melindungi diri," pungkasnya.(*)