Pria Bunuh Diri Lompat Fly Over, Tubuh Terhempas Kaca Depan Mobil dan Kepala Bentur Aspal

Pria Bunuh Diri Lompat Fly Over, Tubuh Terhempas Kaca Depan Mobil dan Kepala Bentur Aspal

TRIBUNJATIM.COM/LUHUR PAMBUDI dan IST
BW (46), pria Surabaya, nekat bunuh diri dengan loncat dari jembatan layang setinggi 6 meter hingga meninggal dunia. 

BW adalah anak keempat, sedangkan dirinya anak keenam.

"Kami gak hidup serumah, ya sendiri sendiri sekarang," terangnya.

Mendengar kabar kakaknya melakukan aksi nekat, siang hari itu, membuat hatinya terhenyak.

Selama ini kakaknya itu dikenal orang yang tekun dan penyabar. Dan seakan mustahil bakal melakukan hal nekat semacam itu.

Melompat dari pagar pembatas jalan Jembatan Layang Pasar Kembang hingga menimpa sebuah mobil dan mendera luka di kepala dan kaki.

"Saya enggak tahu kejadiannya. Saya cuma ditelpon tahu tahu sudah di RS," pungkasnya.

Sering merasa kepanasan

Adik keenam BW, Hana Maria mengatakan, kakaknya itu merupakan pribadi yang supel dan pekerja keras.

Sehari-hari waktunya dihabiskan untuk berkegiatan di dalam makam.

Kalau tidak mengurus hal ihwal mengenai prosesi pemakaman saat ada orang meninggal.

BW bakal menghabiskan waktunya membersihkan area makam dari sudut ke sudut.

"Aktivitasnya juru kunci. Semenjak kecil kami jadi juru kunci," katanya pada TribunJatim.com di ruang tunggu Kamar Mayat RSU Dr Soetomo, Rabu (29/1/2020) malam.

Selama ini Maria mengenal kakaknya bukan pribadi yang mudah mengeluh kalau sedang mendera sakit.

"Dia itu enggak mengeluh semenjak sakit. Kalau sakit ringan enggak mengeluh," jelasnya.

Mungkin karena penyakit prostat yang diidap kakaknya selama ini terlanjur parah dan merasa menyakitkan.

Selama kurun waktu tiga bulan ini, ia nyaris merasa tak aneh melihat kakaknya kerap mengeluh dan merintih kesakitan.

"Cuma kalau udah parah ya mengeluh gini. Ya ngeluh panas, merasa sumuk terus," ujarnya.

Setahu dia, beberapa kali kakaknya itu dirawatinapkan di RSU Dr Soetomo, karena penyakitnya itu.

Namun tak disangka, sakit yang dirasa makin menyiksa tak kunjung membaik, malah menjadi alasan bagi BW untuk mengakhiri hidup dengan percobaan bunuh diri di jembatan layang tersebut.

"Baru pertama kali kayak gitu (lompat bunuh diri)," pungkasnya.

Pesan ke sang adik

Pihak keluarga mengira aksi nekat BW tidak akan berdampak buruk.

Ternyata di luar dugaan, kondisi BW selama proses perawatan justru makin ngedrop, hingga mengalami fase kritis.

Adik keenam BW, Hana Maria, mengaku semula tak menyadari firasat aneh apapun sebagai petanda kepergian kakaknya menuju Sang Khalik.

Hanya saja belakangan ia menyadari, bahwa kakaknya itu sempat mengucapkan perkataan laiknya wasiat terakhir, bahwa BW merasa tidak kuat dengan penyakit yang dialaminya.

Dan berpesan agar menjaga anak-anakanya, sepeninggalnya nanti.

"Kemarin pernah bilang. Firasat ya, dia bilang kalau 'mas wes gak kuat, titip anak anak' itu aja," katanya pada TribunJatim.com di ruang tunggu Kamar Mayat RSU Dr Soetomo, Rabu (29/1/2020) malam.

Maria mengaku nyaris tak menggubris perkataan aneh kakaknya itu.

Ia menganggap, kakaknya sedang meracau saja, karena sedang dalam fase pemulihan kesehatan saat opname di rumah sakit beberapa waktu lalu.

"Ya pas curhat. Pas opname disini," pungkasnya. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunjatim.com dengan judul Sempat Selamat Pasca Lompat dari Fly Over, Juru Kunci Makam Surabaya Minta 1 Minuman Sebelum Tewas, https://jatim.tribunnews.com/2020/01/30/sempat-selamat-pasca-lompat-dari-fly-over-juru-kunci-makam-surabaya-minta-1-minuman-sebelum-tewas?page=all.

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved