Gempa Hari Ini
2 Kali Berturut-turut Diguncang Gempa dan Terkuat 6,1 SR, Warga Miangas Berhamburan Keluar Rumah
Kabar terbaru, gempa berkekuatan 6,1 SR hari ini mengguncang Kecamatan Miangas, Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara, Kamis (6/2/2020) malam.
Tanggapan Unhas
Dalam unggahan tersebut juga mencatut Kepala Pusat Studi Kebencanaan Universitas Hasanuddin ( Unhas ).
Dihubungi Kompas.com, Kepala Puslitbang Kebencanaan Unhas Adi Maulana mengatakan, kabar tersebut diambil dari pemberitaan tahun lalu.
"Tahun lalu saya diwawancarai tentang potensi-potensi gempa yang ada di Indonesia berkaitan dengan gempa Palu dan Pangandaran. Kemudian (pewawancara) ingin tahu sebenarnya potensi-potensi gempa yang besar (megathrust) itu di mana saja," kata Adi kepada Kompas.com, Sabtu (11/1/2020).
Adi menjelaskan, berdasarkan penelitian, terdapat 13 daerah atau zona di Indonesia yang berpotensi terjadi gempa besar (zona megathrust), salah satunya di Sulawesi bagian utara.
"Megathrust itu biasanya terjadi di lautan. Jadi berlokasi di laut sehingga ketika terjadi gempa besar seperti itu, dia nanti akan bisa menimbulkan gelombang tsunami yang besar," ujar dia.
Berdasarkan catatan, tsunami pernah terjadi di zona megathrust Sulawesi bagian utara pada 1996.
Sementara itu, gempa besar yang terjadi di lokasi tersebut berperiode ulang kurang lebih 30 tahun.
"Periode ulang gempa besar yang terjadi di sana (Sulawesi bagian utara) itu dihitung itu periode 30 tahunan, dalam artian kurang lebih 30 tahun. Catatannya kurang lebih 30 tahunan, dulunya terjadi 1996," papar Adi.
Kendati demikian, ia menegaskan bahwa tidak ada gempa yang dapat diprediksi secara pasti.
Namun, masyarakat dan pemerintah dapat meningkatkan kewaspadaan serta memperkuat mitigasi, agar jika memang gempa besar terjadi maka risiko bencana dapat berkurang.
"Potensi, belum terjadi. Tetapi beradasarkan data-data geologi, di situ memang ada sebuah megathrust yang berpotensi untuk terjadi gempa bumi mencapai 8 (magnitudo), yang kemudian bisa menghasilkan gelombang tsunami kurang lebih 10 meter," tutur Adi.
Adi menambahkan, daerah yang berisiko paling tinggi berada di tempat yang menghadap langsung dengan zona subdiduksi.
"Yang membuat resah itu, seakan Makassar yang kemudian akan terkena. Padahal jarak antara megathrust ada di utara Pulau Sulawesi dengan Makassar hampir 1.200 kilometer," ucap Adi.
"Kalaupun terjadi yang namanya megathrust (gempa dan tsunami), tentu saja efeknya akan sangat kecil untuk Sulawesi Selatan, bahkan mungkin tidak akan," lanjut dia.