Banjir di Penajam
Banjir Parah di Penajam, Pendangkalan Sungai dan Limpahan dari Perusahaan HTI jadi Penyebab
Pendangkalan Sungai dan limpahan air dari perusahaan HTI menjadi penyebab banjir parah di dua daerah di Kecamatan Penajam
Penulis: Aris Joni | Editor: Samir Paturusi
diantaranya adanya pendangkalan sungai dan butuh normalisasi segera serta air berasal dari konsesi hutan HTI PT. Belantara Subur di hulu menuju ke Sungai Riko di hilir melalui wilayah Desa Bukit Subur.
“Terus, banyaknya material kayu reject dari perusahaan Pak,” tuturnya.
Namun, ia menambahkan, kondisi terkini di lokasi banjir, air sudah mulai surut di seluruh titik. Karena itu, petugas gabungan langsung melakukan pembersihan di sekitar lokasi banjir.
“Alhamdulillah sudah mulai surut semua,” tutupnya.(*)
Sebelumnya, banjir masih menggenang Desa Bukit Subur Kecamatan Penajam Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur.
Pantauan petugas gabungan di lapangan, terlihat hamparan sampah kayu yang tersangkut di jembatan Desa Bukit Subur.
Hal tersebut diinformasikan Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) PPU, Nurlaila pada Selasa, (18/2/2020) sekitar pukul 13.30 Wita.
“Kondisi jembatan kayu di Desa Bukit Subur dipenuhi material kayu reject,” ujar Nurlaila.
Sementara itu, ex-officio Kepala BPBD PPU yang juga sekretaris daerah PPU, Tohar mengatakan, penyebab sementara terjadinya banjir di Desa Bukit Subur tersebut selain curah hujan yang tinggi dam lama, juga adanya pendangkalan sungai serta banyaknya sampah material kayu di daerah tersebut.
“Kalau dilihat dari visualnya kebanyakan sampah kayu,” ungkapnya saat ditemui di ruangannya.
Dikatakan Tohar, dirinya meminta adanya identifikasi kontributor sampah kayu dari mana yang berserakan di sepanjang sungai Desa Bukit Subur tersebut.
“Apakah aktivitas land clearing dari corporate kah atau hasil penebangan dari masyarakat. Perlu di identifikasi dulu,” tuturnya.
Ia menambahkan, banyaknya sampah kayu juga menghambat lancarnya aliran air, karena banyak limbah kayu tersebut yang tersangkut di kaki-kaki jembatan sehingga menghambat aluran air.
“Sampah kayu itu juga banyak tersangkut di jembatan-jembatan,” pungkasnya.
Berdasarkan laporan yang ia dapat dari petugas BPBD di lapangan, memang kebanyakan sampah yang berserakan di jembatan Desa Bukit Subur tersebut adalah sampah jenis kayu.