Musda KNPI Berau

Jelang Musda KNPI Berau, Ketua AMPG Harap Rekonsiliasi Hindari Perpecahan Kepengurusan

Komite Nasional Pemuda Indonesia atau KNPI Kabupan Berau Kalimantan Timur akan menggelar Musyawarah Daerah ( Musda ).

Penulis: Ikbal Nurkarim | Editor: Budi Susilo
Tribunkaltim.co/Ikbal Nurkarim
Komite Nasional Pemuda Indonesia atau KNPI Kabupan Berau Kalimantan Timur akan menggelar Musyawarah Daerah ( Musda ). Musda ke XIV DPD KNPI Berau, direncanakan akan digelar Minggu (23/2/2020). 

TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG REDEB - Komite Nasional Pemuda Indonesia atau KNPI Kabupan Berau Kalimantan Timur akan menggelar Musyawarah Daerah ( Musda ).

Musda ke XIV DPD KNPI Berau, direncanakan akan digelar Minggu (23/2/2020) besok, untuk dilakukan pemilihan ketua.

Jelang pelaksanaannya, Musda KNPI Kabupaten Berau itu mendapat sorotan dari ketua AMPG Berau, Edy Djumantara.

Pasalnya, kata Edy Djumantara seharusnya pengurus KNPI Berau belajar dari pengalaman sebelumnya yang sampai ada tiga kepengurusan KNPI akibat perpecahan.

"Jangan sampai terpecah lagi, wajib bagi semua pihak lapangkan dada untuk duduk satu meja membahas persatuan," kata pria yang akrab disapa Edy itu.

"Persatukan dulu perbedaan ini, jangan ada keinginan keras untuk melaksanakan Musda akan tetapi perpecahan masih ada. Ayo Pemuda, bersatu untuk kemajuan lebih baik," tegasnya.

Lanjut Edy berharap ada rekonsiliasi dipengurus KNPI Berau sebelum bersama-sama menggelar Musda.

"Mengingat, Musda KNPI untuk pemersatu bukan mengelompokkan dan ada perbedaan,

"Tunda Musda, mari kita bersatu karena jangan lagi ada perbedaan. Jika Musda ini tetap dipaksakan, maka bisa dipastikan cacat demi hukum,"pungkasnya.

Sejarah Organisasi KNPI

Organisasi Komite Nasional Pemuda Indonesia atau KNPI merupakan sebuah organisasi kepemudaan yang ada di Indonesia.

Awalnya, KNPI merupakan gabungan dari kelompok Cipayung yang merupakan binaan kader Golongan Karya (Gokar) dan tentara. KNPI mendeklarasikan dirinya pada 23 Juli 1973 di Jakarta dan diketuai oleh David Napitupulu.

Kedaulatan KNPI berada di tangan anggota dan dilaksanakan sepenuhnya oleh Kongres. Adapun status KNPI adalah sebagai wadah berhimpun Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) yang bersifat terbuka dan independen. 

Sejarah Komite Nasional pemuda Indonesia atau KNPI bermula dari kegagalan Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) sebagai wadah generasi mahasiswa untuk melanjutkan perannya dalam masa Orde Baru.

Berkurangnya peran KAMI sebagai wadah persatuan dan kesatuan generasi muda mahasiswa menimbulkan situasi tidak menentu dalam melanjutkan peranan kaum muda pada masa berikutnya.

Kaum muda, baik secara individual maupun secara organisasi sulit untuk melakukan gerakan mencapai sasaran bersama di tengah situasi konflik nasional.

Keretakan di tubuh KAMI mulai terjadi, baik langsung maupun tidak langsung.

Ketika masing-masing organisasi yang tergabung dalam KAMI seperti Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Persatuan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI), Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Persatuan Mahasiswa Islam Indonesia(PMII), Organisasi Mahasiswa Lokal (Somal), Gerakan Mahasiswa Sosialis (Gemsos), Ikatan Mahasiswa Bandung (Imaba), dan Ikatan Mahasiswa Djakarta (Imada), mulai kembali ke akar primordialnya baik secara ideologi maupun politik.

Walaupun afiliasi itu terlalu langsung, pertentangan ideologis antar partai politik tercermin dalam tataran gerakan mahasiswa.

Meski begitu, satu hal yang masih disadari adalah bahwa peran lebih berarti yang dapat dimainkan oleh kaum muda dalam kehidupan bangsa dan negara bisa dilakukan apabila persatuan dan kesatuan sebagai semangat tetap dijiwai kaum muda dan pengejawantahan dalam wujud fisik seperti yang pernah dilakukan KAMI.

Saat melakukan kiprah sendiri-sendiri, pertanyaan-pertanyaan tentang persatuan dan kesatuan pemuda serta perwujudan wajah fisiknya menjadi suatu yang lebih sentral dalam pemikiran kaum muda.

Dalam keadaan ini, kaum muda menyadari bahwa diperlukan suatu orientasi baru dalam melihat persoalan bangsa dan negara.

Orientasi baru tersebut akan berorientasi pada pemikiran yang jauh melebihi kelompoknya sendiri, sehingga dapat menjangkau seluruh bangsa di masa kini dan masa yang akan datang.

Masalah ini juga menjadi perhatian kekuatan sosial politik yang tengah tumbuh sebagai suatu gejala dalam kehidupan politik di Indonesia yaitu Golongan Karya (Golkar) sebagai fenomena baru dalam sistem politik di Indonesia.

Median Sirait yang saat itu menjabat sebagai Sekretaris Bidang Pemuda dan Pelajar Mahasiswa Cendekiawan dan Wanita (Papelmacenta) Golkar, menyatakan bahwa pembaharuan sosial politik dengan menampilkan ikatan-ikatan baru dengan meninggalkan ikatan lama dan ideologi yang sempit.

Papelmacenta Golkar pada 1970-an memperkenalkan ikatan-ikatan baru di kalangan mahasiswa berupa ikatan kesamaan disiplin ilmu yang sedang dijalani.

Ikatan ini kemudian dikenal dengan ikatan mahasiswa profesi. Sejak itu dikenal dalam kehidupan mahasiswa organisasi-organisasi profesi seperti Ikatan Mahasiswa Kedokteran Indonesia (IMKI), Mahasiswa Farmasi Seluruh Indonesia (Mafasri), Ikatan Mahasiswa Ekonomi Indonesia (IMEI), Ikatan Mahasiswa Psikologi Indonesia (IMPsi), dan lain-lainnya yang keseluruhannya mencapai 14 organisasi mahasiswa profesi.

Pengaruh Perang Dingin yang berlangsung semenjak berakhirnya Perang Dunia II juga turut mempengaruhi kehidupan kepemudaan dan kemahasiswaan antarbangsa.

Terbentuknya organisasi-organisasi profesi merupakan strategi untuk meredam pengaruh persaingan dua kekuatan Perang Dingin, termasuk juga kehidupan kepemudaan dan kemahasiswaan antarbangsa.

Pada 1972, Uni Soviet membentuk World Federation of Democratic Youth (WFDY) yang bermarkas di Praha, Cekoslovakia untuk menandingi pengaruh World Assembly of Youth (WAY), sebuah badan pemuda internasional Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) yang banyak dipengaruhi oleh Amerika Serikat.

Kehidupan dunia kepemudaan pada masa setelah kemunduran KAMI memiliki beberapa ciri menarik yang dapat dilihat dari perkembangannya. Satu diantaranya adalah bahwa dunia kepemudaan lebih didominasi oleh para mahasiswa.

Penyebabnya karena pemimpin-pemimpin organisasi pemuda lebih banyak dipegang oleh para aktivis mahasiswa juga. Di samping itu, faktor lainnya adalah sikap independensi yang ditampilkan oleh organisasi mahasiswa ikut mendorong pengaruhnya di masyarakat ketimbang organisasi pemuda yang lebih banyak menjadi underbow partai politik.

Dari dialog yang dikembangkan oleh para tokoh KAMI yang diperluas dengan tokoh-tokoh dewan mahasiswa, timbul keinginan untuk mencoba mencari jalan dari kebuntuan untuk melahirkan wadah persatuan dan kesatuan mahasiswa.

Salah satu upaya perwujudan dari usaha tersebut adalah lahirnya gagasan untuk menyelenggarakan suatu mausyawarah nasional mahasiswa Indonesia.

Hasrat lama yang tumbuh di kalangan mahasiswa sejak 1960-an dicoba kembali untuk diwujudkan secara nyata. Munas mahasiswa yang berlangsung di Bogor pada 14 sampai 21 Desember 1970 mengarah pada pembentukan wadah persatuan nasional atau populer dengan istilah Nation Union of Students (NUS). Namun, kesepakatan pembentukan NUS gagal tercapai.

Kegagalan ini disebabkan karena adanya presepsi yang sama mengenai bentuk dan format yang jelas tentang organisasi yang akan dibentuk dan juga disebabkan oleh adanya rasa saling curiga antar organisasi ekstra universitas.

Golkar yang menjadi kekuatan politik utama Orde Baru segera melakukan pendekatan yang dilakukan oleh Median Sirait (sekjend Papelmacenta), Abdul Gafur (kemudian menjadi Menteri Pemuda dan Olahraga), serta David Napitupulu terhadap organisasi kemahasiswaan untuk mensosialisasikan gagasan pembentukan wadah kepemudaan tingkat nasional.

Perundingan dilakukan sebagai penjajakan yang lebih konkret dimulai dengan pertemuan-pertemuan informal secara bilateral antara Sekretaris Papelmacenta dengan Ketua GMNI Suryadi, Ketua HMI Akbar Tandjung, dan pimpinan organisasi mahasiswa lainnya seperti PMII, PMKRI, GMKI yang saat itu tergabung dalam kelompok Cipayung.

Pendekatan terhadap organisasi kepemudaan dilakukan sama seperti yang telah dilakukan terhadap organisasi kemahasiswaan. Pertemuan ini antara lain dilakukan dengan Gerakan Pemuda Marhaen (GPM), GP Anshor, dan lain-pain. Pertemuan bulan Mei, Juni, dan Juli dilakukan secara kontinyu, dan praktis merupakan peyeragaman visi tentang urgensi wadah nasional yang akan dibentuk. Pada 23 Juli 1973, KNPI dideklarasikan dengan David Napitupulu sebagai ketua umum pertama.

Dalam sambutannya, David Napitupulu mengatakan bahwa KNPI berbeda dengan bentuk organisasi pemuda yang dikenal sebelumnya, seperti Front Pemuda yang bersifat federasi dan anggotanya terdiri atas ormas-ormas pemuda. Komite ini tidak mengenal keanggotaan ormas, oleh karena itu Komite ini bukanlah suatu federasi.

Dengan memberanikan diri menampilkan tokoh-tokoh eksponen pemuda yang bersumber dari semua ormas-ormas pemuda yang ada di tingkat nasional sebagai orang yang dipercaya sebagai pemimpin KNPI ini, maka tidak berlebihan kalau KNPI akan mempunyai resonansi di masyarakat, khususnya di kalangan pemuda.

Eksistensi KNPI berlangsung cukup lama sampai lembaga ini kembali “digugat” setelah tumbangnya rezim Orde Baru pada Mei 1998 dengan munculnya banyak wacana mengenai pembubarannya.

Reformasi 1998 kemudian mengoreksi hampir seluruh peran KNPI selama ini.

Idrus Marham yang terpilih sebagai Ketua Umum pada era Reformasi mewacanakan rejuvenasi KNPI atau penyegaran kembali peran KNPI di tengah realitas politik nasional.

Rejuvenasi dilakukan tak lain karena situasi dan kondisi atau realitas obyektif internal dan eksternal yang dihadapi oleh KNPI telah mengalami perubahan signifikan dan mendasar dibanding yang dialami pada Orde Baru. Rejuvenasi ini akhirnya memaksa KNPI untuk independen dan kembali memosisikan pemuda sebagai mitra kritis pemerintah. Dengan visi baru ini, di era reformasi eksistensi KNPI tetap dipertahankan.

Era reformasi yang memberikan kebebasan politik masyarakat ternyata menggiurkan kaum muda untuk terlibat langsung pada kepentingan politik partai. Ketua Umum KNPI saat itu, Hasanuddin Yusuf yang mendirikan Partai Pemuda Indonesia (PPI) dituntut mundur oleh sebagian besar anggota KNPI yang terdiri atas ormas pemuda dan mahasiswa.

Desakan ini terjadi karena hal itu dinilai bisa membawa KNPI dan pemuda yang tergabung di dalamnya tidak independen dan rentan dengan kepentingan partai politik. Terlebih posisi ketua umum yang langsung menjadi ketua umum partai politik dinilai makin mempersulit pemuda di tengah perannya sebagai salah satu entitas yang netral di masyarakat. Tuntutan supaya ketua umum KNPI mundur menimbulkan perpecahan di tubuh KNPI.

Kongres KNPI ke-12 akhirnya berlangsung di dua kubu yang berbeda. Pertama kubu yang tetap menolak pemecatan ketua umum mengadakan kongres di Jakarta pada 25 sampai 28 Oktober 2008. Sementara kongres lainnya berlangsung di Bali pada 28 Oktober sampai 2 November 2008.

Dualisme kepemimpinan KNPI ini makin mempersulit langkah dan geraknya dalam mewujudkan perannya di tengah masyarakat. Namun, banyak kalangan menilai dualisme ini akan segera berakhir sebab pertemuan antara dua kubu ini terus dilakukan. 

(TribunKaltim.co/Ikbal Nurkarim)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved