Singgung Wartawan Curi Gambar Saat Tahlilan di Rumah BCL, Dewi Sandra: Kebablasan dan Lupa Adab

Tepatnya saat Dewi Sandra bercerai dengan penyanyi kondang Glen Fredly.

"Duluuuuu banget.. akupun ada di posisi sperti ini.. dengan berita yang beda tentunya... soal peceraian.. tapi sesungguhnya media ngga terlalu peduli juga.. beritanya apa yang penting berita," tulis Dewi Sandra.

• Dijenguk Maia Estianty Rossa dan Crew Indonesian Idol, BCL tak Bisa Sembunyikan Kesedihan

Bukan hanya itu saja bahkan Dewi Sandra juga mendapatkan perlakuan kurang menyenangkan dari para wartawan.

Pada saat itu para wartawan dinilai oleh Dewi Sandra tak mempunyi sopan santun.

Pasalnya wartawan yang ingin meliput masuk ke rumah Dewi Sandra tanpa izin.

"Pernah ada teman media yang bahkan masuk ke dalam karangan rumah tanpa izin just to get a shot. Dan disitu aku merasa this is too far. Mungkin kalo di tempat umum bisa ditolerir tapi kalo udh private... dirumah sendiri masih dicecer... lalu batasnya ada di mana?" sambungnya.

• Permintaan BCL pada Putranya Bikin Nyesek Laudya Cynthia Bella, Bunga: Mami Sakit Mau Dipeluk Noah

Setelah menceritakan pengalamannya, Dewi Sandra kembali memberikan komentar tentang perilaku wartawan di rumah Bunga Citra Lestari.

Dewi Sandra menyadari bahwa hal tersebut memang menjadi tuntutan perkerjaan wartawan.

Namun, Dewi Sandra meminta kepada para wartawan untuk tidak melupakan etika dan rasa kemanusiaan.

"Sadarkah bahwa keluarga ini sedang berkabung dan butuh ruang dan waktu untuk melewati fase berat ini. Sayapun ngerti bahwa teman2 punya pekerjaan.. mungkin ini lebih pas ke redaktur yang memaksakan tapi sayangnya kebablasan dan lupa adab.

Manusia butuh di manusiakan. Dan ngga semua berita harus dipublikasikan," pungkasnya.

• Tak Tega Lihat Noah Menangis Ditinggal Wafat Ashraf Sinclair, Vidi Aldiano Selalu Update Kondisi BCL

Pada Instastory terakhirnya, Dewi Sandra kembali mengunggah foto.

Unggahan foto tersebut merupakan sindiran Dewi Sandra pada para wartawan.

Dewi Sandra mengutip tulisan dari Ernest Prakasa.

"Menyorot tanpa henti, mengeksploitasi tanpa empati, saat click & views jadi dewata, nurani pun jadi jelata,".