Calon Pengganti Sandiaga Uno Minta Pemprov DKI Dipimpin Anies Baswedan, Tak Keras Kepala Soal Banjir
Calon pengganti Sandiaga Uno minta Pemprov DKI dipimpin Anies Baswedan, tak keras kepala soal banjir Jakarta
TRIBUNKALTIM.CO - Calon pengganti Sandiaga Uno minta Pemprov DKI dipimpin Anies Baswedan, tak keras kepala soal banjir Jakarta.
Pemprov DKI Jakarta bakal segera memiliki Wagub pengganti Sandiaga Uno.
Dua kandidat pendamping Anies Baswedan ini adalah Nurmasjah Lubis dari PKS, dan Ahmad Riza Patria dari Gerindra.
Keduanya memaparkan solusi penanganan banjir Jakarta di acara garapan Partai Solidaritas Indonesia atau PSI.
Dua calon wakil gubernur (Cawagub) DKI Jakarta yakni Nurmasnsjah Lubis dari Fraksi Keadilan Sejahtera (PKS) dan Ahmad Riza Patria dari Partai Gerindra semakin mendekati waktu untuk dipilih sebagai orang nomor dua di ibu kota.
Untuk itu, keduanya ditantang membeberkan strategi-strategi yang akan dilakukan ketika tepilih nanti.
• Jangan Gengsi, Dosen Universitas Paramadina Minta Anies Baswedan Ikuti Solusi Banjir Milik Jokowi
• Anies Baswedan Punya Jurus Baru Antisipasi Banjir Jakarta, Belum Pernah Dicoba Era Ahok dan Jokowi
Salah satunya oleh Fraksi Partai Solidaritas Indonesia ( PSI) yang menggelar debat 'Solusi Banjir Ala Wakil Gubernur', pada Jumat (6/3/2020) lalu.
Lalu, seperti apa solusi dari mereka?
Jangan Keras Kepala
Agar banjir bisa ditanggulangi, Nurmansjah Lubis mengatakan pengerjaan proyek pengendalian banjir memang harus segera dirampungkan.
Menurut dia Pemprov DKI Jakarta dan Pemerintah Pusat memang sama-sama harus menanggulangi banjir.
Untuk Pempus salah satunya segera menyelesaikan pengerjaan Waduk Ciawi.
Sedangkan Pemprov DKI segera membantu pengerjaan normalisasi yang dilakukan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Ia pun meminta Pemprov DKI Jakarta tak keras kepala dan bisa bekerja sama dengan baik bersama Pempus.
"Kita sebagai Pemerintah Provinsi DKI jangan keras kepala, harus win-win solution.
Misal Pak Bas (Menteri PUPR) minta normalisasi oke yaa kita cepet lahan segera dibebaskan.
Ini kan win-win solution, lahan bebas, (normalisasi) bangun.
Antara naturaliasi normalisasi enggak masalah kita kawinin saja," ucap Ancah.
• Banjir Jakarta Bisa Menguntungkan, Anies Bakal jadi Saingan Berat Prabowo Pilpres 2024 Versi Survei
Selain itu, untuk menanggulangi banjir agar cepat surut adalah membuat cerucuk atau semacam bambu yang ditancapkan di tanah untuk membuat lubang tempat jalan masuknya air.
Ia menuturkan strategi ini sempat diterapkan di zaman Gubernur Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
"Zaman Jokowi Ahok itu ada namanya jadi semacam cerucuk yang dibuat sedemikian banyak.
Contohnya di Antasari tuh, turunan Antasari.
Di sana kan selalu air menggenang, kemudian dibuat cerucuk itu genangan langsung masuk ke dalam," tuturnya.
Ia mengungkapkan bahwa anggaran banjir Pemprov DKI senilai Rp1,5 triliun tidak cukup untuk menangani banjir.
"Duit kita buang saja buat pengendalian banjir.
Kalau sekarang sedikit Rp1,5 triliun buat apa? Enggak cukup!
Daripada kita dibully udah, banyakin aja duit (anggarannya) selesai," kata dia.
Nurmansyah Lubis mengatakan kunci dari anggaran harus benar-benar sampai ke masing-masing wilayah.
Ia mencontohkan anggaran penambahan Rp 1 triliun dan dibagi per suku dinas sekitar Rp150 miliar untuk menangani banjir.
Kemudian, sebagai wakil gubernur, Nurmansyah Lubis bilang harus mengawasi anggaran tersebut agar tidak bocor.
"Karena kalau titip pesan bisa nambah, titip uang bisa kurang.
Jadi kita harus benar benar pelototin anggarannya supaya bener sampai ke RT RW turun dari Lurah Camat," lanjutnya.
• Disinggung Soal Banjir Jakarta Oleh Najwa Shihab, Politisi PKS Lempar Kode untuk Anies Baswedan
• Anies Baswedan Punya Jurus Baru Antisipasi Banjir Jakarta, Belum Pernah Dicoba Era Ahok dan Jokowi
Perbanyak RTH
Sementara itu, Ahmad Riza Patria menjelaskan bahwa solusi banjir ialah dengan penambahan Ruang Terbuka Hijau di Jakarta.
Dia menyatakan RTH di Jakarta masih sekitar 10 persen dari minimal RTH sekitar 30 persen.
"Jadi kita bahas yang pertama karena dataran tinggi kita di bawah air laut jadi air yang turun itu menjadi banjir karena RTH kita semakin kecil karena belum sampai 10 persen.
Idealnya kan targetnya kan 30 persen," jelas Ahmad Riza Patria.
Ia juga menyentil, Jakarta seolah dibangun tanpa perencanaan sehingga RTH sangat minim.
"Ya itu lah konsekuensi sebuah kota tanpa membangun perkotaan tanpa perencanaan yang baik, maka RTH-nya berkurang," tuturnya.
Ia juga menambahkan supaya pemerintah pusat juga bisa turut bekerja untuk membangun waduk di Hulu.
• Jangan Gengsi, Dosen Universitas Paramadina Minta Anies Baswedan Ikuti Solusi Banjir Milik Jokowi
• Anies Baswedan Punya Jurus Baru Antisipasi Banjir Jakarta, Belum Pernah Dicoba Era Ahok dan Jokowi
"Waduk Ciawi dan Sukamahi kan bisa dipergunakan.
RTH juga harus kita kejar pembebasan lahan.
Paling penting biopori juga," kata Riza.
Wakil Ketua Komisi V ini pun berulangkali menekankan, yang paling terpenting kunci agar tidak banjir adalah masyarakat harus menekan jumlah sampah yang dibuang.
"Jadi banjir ini masalah bersama yang harus kita selesaikan secara bersama.
Masyarakat juga kita edukasi supaya tidak buang sampah sembarangan ke danau, ke laut, sungai," bebernya.
(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cerucuk hingga RTH, Ini Solusi Banjir dari Dua Cawagub DKI", https://megapolitan.kompas.com/read/2020/03/09/08503891/cerucuk-hingga-rth-ini-solusi-banjir-dari-dua-cawagub-dki.