17 Desa di Kukar Belum Teraliri Listrik, Bupati Edi Damansyah Upayakan Bangun PLTS Komunal
17 Desa di Kukar Belum Teraliri Listrik, Bupati Edi Damansyah Upayakan Bangun PLTS Komunal
Penulis: Jino Prayudi Kartono |
Menurut Edi, pemasangan PLTS sangat memungkinkan dan sudah dikaji, tapi wilayah Muhuran itu di luar remote area.
"Kita terus melakukan koordinasi dengan PLN untuk meminta kepastian terkait kebutuhan listrik di Desa Muhuran, kapan merealisasikan rencana itu," ujarnya.
Edi menambahkan, kalau nanti ada kepastian dari PLN bahwa mereka tidak memberikan layanan ke Desa Muhuran melalui pemasangan infrastruktur listriknya, maka Pemkab menawarkan solusi pemasangan PLTS komunal.
"Kami sudah beberapa kali melayangkan surat ke PLN melalui Dinas ESDM," tuturnya.
Sebelumnya, Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Andi Noorsaman Sommeng saat bertandang ke Kota Bangun mengatakan, 26 desa krisis listrik di Kukar bakal teraliri listrik selama 24 jam mulai tahun ini.
“Kebetulan 26 desa ini agak jauh dari jalur transmisi (listrik), untuk menarik distribusinya terlalu jauh, tapi pelan-pelan ini bertahap, kan tinggal 26 desa, tadi saya janji di 2019 bakal dialiri listrik,” kata Andi.
Ia meminta warga Kukar yakin sesuai permintaan Presiden tahun ini semua desa bakal teraliri listrik, tak hanya di Kukar tapi seluruh Indonesia.
“Yakinlah kami diminta sama Pak Presiden tahun ini rasio elektrifikasi 99,99 %, ini target loh,” ucapnya.
Sekedar diketahui, 26 desa di Kukar masih mengalami krisis listrik. Sebagian besar desa yang belum menikmati listrik ini terpusat di kawasan hulu Mahakam, termasuk Desa Muhuran.
Bupati Kukar Edi Damansyah mengatakan, selama ini listrik di Sistem Mahakam lebih banyak mendukung kebutuhan listrik di wilayah Samarinda dan Balikpapan.
“Rasio elektirifikasi 62 persen dari sistem Mahakam ini untuk Samarinda dan Balikpapan. Padahal pengolahan listriknya berada di Tanjung Batu, wilayah Kukar.
Setiap kali kami protes ke pusat, mereka minta kami bersabar karena tidak ada anggaran dari Jakarta,” kata Edi.
Ia berharap persoalan krisis listrik di Kukar bisa dipenuhi lewat penyediaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) komunal dengan menggandeng perusahaan.
Menurutnya, pola kerja sama dengan dunia usaha ini akan terus diintensifkan di tengah kondisi keuangan daerah belum stabil seperti sekarang.
Kebutuhan listrik di wilayah hulu, seperti Kembang Janggut dan Tabang, telah dipenuhi melalui energi biogas yang dibantu perusahaan sawit PT REA Kaltim.