Sejarah Hari Ini

SEJARAH HARI INI 11 Maret: Lahirnya Supersemar, Pembuka Jalan Soeharto Ganti Soekarno jadi Presiden

Sejarah Hari Ini 11 Maret, tepatnya 54 tahun silam lahirlah Surat Perintah Sebelas Maret atau dikenal Supersemar. Kelak, surat inilah dinilai sebagai

Penulis: Syaiful Syafar | Editor: Rafan Arif Dwinanto
Kolase medias.infia.co
SEJARAH HARI INI 11 Maret: Lahirnya Supersemar, Pembuka Jalan Soeharto Ganti Soekarno jadi Presiden 

TRIBUNKALTIM.CO - Sejarah Hari Ini 11 Maret, tepatnya 54 tahun silam lahirlah Surat Perintah Sebelas Maret atau dikenal Supersemar. Kelak, surat inilah dinilai sebagai pembuka jalan Soeharto ganti Soekarno jadi presiden.

Supersemar atau Surat Perintah 11 Maret adalah penyerahan mandat kekuasaan dari Presiden Soekarno ke Presiden Soeharto pada 11 Maret 1966.

Penyerahan mandat kekuasaan ini dilatarbelakangi gejolak di dalam negeri setelah peristiwa G30S / PKI pada 1 Oktober 1965.

MC Ricklefs dalam Sejarah Indonesia Modern 1200-2004 (2007) menulis, Demokrasi Terpimpin Soekarno mulai runtuh pada Oktober 1965.

"Pada 2 Oktober, Soeharto mengakui perintah dari Soekarno untuk mengambil sendiri komando tentara," tulis Ricklefs.

Syaratnya, Soeharto lah yang diberi kekuasaan penuh untuk memulihkan ketertiban dan keamanan.

Baca juga: Kontroversi Supersemar; Misteri Kop Surat hingga Pihak yang Mengaku Miliki Naskah Asli

Baca juga: SEJARAH HARI INI 6 Maret: HUT Kostrad, Satuan Baret Hijau TNI yang Lahir dari Konflik Irian Barat

Baca juga: 5 Sosok Penting Dibalik Misteri Supersemar, Soekarno Tegaskan Bukan Transfer Kekuasaan

Baca juga: SEJARAH HARI INI 8 Maret: Saat Muhammad Ali Roboh, Babak Belur Dihajar Joe Frazier, Berlanjut Dendam

Kekuasaan ini kemudian dilembagakan pada 1 November 1965 dengan pembentukan Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban ( Kopkamtib ).

Tentara menuding Partai Komunis Indonesia ( PKI ) sebagai dalang di balik pembunuhan tujuh jenderal.

Sikap ini memicu amarah dari para pemuda antikomunis.

"Para pemuda antikomunis kini menguasai jalan-jalan, membakar markas besar PKI di Jakarta pada 8 Oktober," catat Ricklefs.

Tritura

Pada akhir Oktober 1965, para mahasiswa membentuk Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia ( KAMI ) dengan dukungan dan perlindungan tentara.

Ada juga KAPPI (Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia), dan kesatuan-kesatuan aksi lainnya (KABI, KASI, KAWI, KAGI).

Semuanya tergabung dalam Front Pancasila.

Selain memprotes G30S / PKI dan Soekarno yang tak bersikap apa-apa, rakyat juga memprotes buruknya perekonomian di bawah Soekarno.

Memasuki 1966, inflasi mencapai 600 persen lebih.

Soekarno hanya mengabaikan suara rakyat.

Aksi unjuk rasa pun semakin kencang.

(IST)

Pada 12 Januari 1966, Front Pancasila berunjuk rasa di halaman gedung DPR-GR.

Mereka menuntut tiga hal yang dikenal dengan Tritura.

Isi Tritura yakni:

  1. Pembubaran Partai Komunis Indonesia ( PKI )
  2. Pembersihan Kabinet Dwikora dari unsur-unsur yang terlibat G30S
  3. Penurunan harga

Dikutip dari buku Sejarah Perjuangan TNI Angkatan Darat yang disusun oleh Dinas Sejarah Militer Angkatan Darat, kesatuan aksi pemuda dan mahasiswa saat itu menilai Presiden Soekarno sebagai pemerintah Orde Lama harus ditumbangkan.

Baca juga: SEJARAH HARI INI 8 Maret: 6 Tahun Hilangnya Pesawat Malaysia Airlines MH370, Tak Ketemu hingga Kini

Gerakan menentang Orde Lama mencapai puncaknya pada saat pelantikan Kabinet Dwikora pada 24 Februari 1966.

Kabinet Dwikora (Kabinet ke-21) dilantik Soekarno dan berisi 100 menteri.

Upaya ini dilakukan Soekarno untuk meredam tuntutan rakyat.

Soekarno disodori Supersemar

Puncaknya pada 11 Maret 1966.

Demonstrasi mahasiswa secara besar-besaran kembali terjadi di depan Istana Negara.

Demonstrasi ini didukung tentara.

Menteri/Panglima Angkatan Darat Letnan Jenderal Soeharto pun meminta agar Soekarno memberikan surat perintah untuk mengatasi konflik apabila diberi kepercayaan.

Dikutip dari Harian Kompas, permintaan itu dititipkan Soeharto kepada tiga jenderal AD yang datang menemui Soekarno di Istana Bogor, 11 Maret 1966 sore.

Ketiga jenderal itu adalah Brigjen Amir Machmud (Panglima Kodam Jaya), Brigjen M Yusuf (Menteri Perindustrian Dasar), dan Mayjen Basuki Rachmat (Menteri Veteran dan Demobilisasi).

Baca juga: Supertasmar, Surat Sakti Soekarno untuk Koreksi Kekeliruan Soeharto Mengintepretasi Supersemar

Baca juga: Meski Sudah Genap 52 Tahun, Surat Asli Supersemar hingga Kini Masih Menjadi Misteri

Baca juga: Pemimpin Kelompok King Of The King Kontrak Rumah di Bandung, Klaim Miliki Supersemar, Ini Faktanya

Permintaan Soeharto dianggap biasa oleh Soekarno.

Maka, pada 11 Maret 1996 sore di Istana Bogor, Soekarno menandatangani surat perintah untuk mengatasi keadaan.

Surat perintah itu dikenal sebagai Supersemar.

Kelak, Supersemar menjadi pembuka jalan naiknya Soeharto menjadi presiden selama 32 tahun. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Latar Belakang Supersemar", https://www.kompas.com/skola/read/2020/03/02/180000369/latar-belakang-supersemar?page=all.
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved