Legislator Bontang Tanggapi Bela Negara, Agus Suhadi: Jangan Remehkan Gotong Royong
Anggota DPRD Bontang, Agus Suhadi mengungkapkan warga negara yang tinggal di Kota Bontang, Kalimantan Timur, heterogen alias majemuk.
Penulis: Muhammad Fachri Ramadhani | Editor: Adhinata Kusuma
TRIBUNKALTIM.CO, BONTANG - Anggota DPRD Bontang, Agus Suhadi mengungkapkan warga negara yang tinggal di Kota Bontang, Kalimantan Timur, heterogen alias majemuk.
Kota Bontang ditinggali oleh penduduk dari berbagai lintas etnis, suku dan budaya.
Sebab itu pemahaman bela negara harus terus digelorakan untuk mengingatkan masyarakat tentang persatuan dan kesatuan bangsa.
Mulai dari hal kecil, yakni gotong royong di lingkungan tempat tinggal.
Politisi PDIP Bontang ini percaya hal tersebut dapat membantu kaitannya menjaga kerukunan dan kekompakkan antarsesama.
Sehingga apabila terjadi ancaman, maka masyarakat telah memiliki imunitas kebersamaan dan persaudaran yang tinggi dimulai dari tempat tinggalnya.
BACA JUGA: Bangga Bontang jadi Role Model Bela Negara, Neni Moerniaeni Ingatkan Warga Setia pada Pancasila
BACA JUGA: Kemenhan Gelar Sosialiasi Bela Negara di Bontang, Brigjen TNI Jubei: Tak Mesti Panggul Senjata
BACA JUGA: Pemkot Bentuk Tim Percepatan Kilang Minyak Bontang, Nursalam: Kami Ini Tak Bodoh-Bodoh Amat
Ia meminta masyarakat jangan remehkan kekuatan gotong royong.
Lantaran bangsa ini lahir dari semangat gotong royong seluruh warga yang kala itu lelah dengan penindasan dan penjajahan.
"Apa saja yang bisa dilakukan untuk bela negara? Ya, gotong royong antar sesama juga termasuk.
Warga harus menyikapi bela negara ini dengan semangat untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa," katanya, Kamis (12/3/2020).
Lebih lanjut ia mengimbau untuk belalah negara dengan kompetensi profesi masing-masing.
Saat ini bela negara tak lagi identik dengan militerisme.
"Termasuk, ya, kita semua bekerja saat ini termasuk bela negara.
Diartikan sangat luas bela negara ini, intinya bagaimana negara kita bisa maju kompak dan jangan ada yang goyang," ujarnya.
"Ibaratnya ada yang mau menghancurkan, kita harus bersatu, optimis berbagai suku agama bisa sama-sama bergotong royong," sambungnya.
(TribunKaltim.co/Fachri)