Virus Corona
Kebijakan Terbaru Pemerintah Jokowi, Warga Positif Virus Corona Kategori Ini Cukup Dirawat di Rumah
Kebijakan terbaru Pemerintah Jokowi, warga positif Virus Corona kategori ini cukup dirawat di rumah
TRIBUNKALTIM.CO - Kebijakan terbaru Pemerintah Jokowi, warga positif Virus Corona kategori ini cukup dirawat di rumah.
Jumlah warga yang terifeksi Virus Corona atau covid-19 diperkirakan akan terus bertambah.
Terbaru, Pemerintah yang dipimpin Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengeluarkan kebijakan terbaru.
Yakni, tak semua pasien positif Virus Corona akan dirawat di rumah sakit.
Juru bicara pemerintah untuk penangan Virus Corona, Achmad Yurianto mengatakan, pasien positif covid-19 yang tidak memiliki gejala tidak akan dirawat di rumah sakit.
• Diisukan Terpapar Virus Corona Sepulang dari Australia, Wagub Kaltim Hadi Mulyadi Buka Suara
• BREAKING NEWS Pemprov Kaltim Putuskan Lokal Lockdown Perketat Pengawasan untuk Batasi Sebaran Corona
"Tidak berarti semua kasus positif harus diisolasi di rumah sakit.
Ada beberapa kasus positif tanpa gejala yang akan kita lakukan karantina.
Kita isolasi di rumahnya secara madniri," kata Achmad Yurianto dalam konferensi persnya yang ditayangkan di Kompas TV, Senin (16/3/2020).
Achmad Yurianto mengatakan, Kementerian Kesehatan telah menyiapkan pedoman tentang pelaksanaan isolasi mandiri pasien positif tanpa gejala di rumah.
Pedoman tersebut sudah diunggah di website Kementerian Kesehatan www.kemkes.go.id.
Achmad Yurianto mengatakan isolasi di rumah ini dilakukan karena pemerintah sedang gencar melakukan penelusuran orang yang positif Virus Corona.
• Anies Baswedan Sempat Wacanan Lockdown Jakarta, Jokowi Tegas Melarang, Ini Solusi yang Ditawarkan
• Analisa Intelejen, Puncak Penyebaran Virus Corona Bertepatan Idul Fitri, Jokowi Bicara Stok Sembako
"Sudah barang tentu tracing semakin gencar, kasus positif akan semakin banyak," ucap Achmad Yurianto.
Tracing sendiri dilakukan tidak akan terbatas wilayah administrasi.
Melainkan kepada seluruh warga yang kontak dengan pasien positif selama 14 hari sebelum pasien dinyatakan positif.
Adapun hingga saat ini ada 134 kasus positif covid-19 di Indonesia.
Dari jumlah tersebut sebanyak 104 orang dalam perawatan intensif, delapan dinyatakan sembuh dan lima orang meninggal dunia.
Puncak Penyebaran di Idul Fitri
Presiden Joko Widodo memastikan ketersediaan stok bahan pokok atau sembako akan tetap terjaga menjelang puncak persebaran Virus Corona atau covid-19 di Indonesia pada Mei mendatang.
• Darurat Virus Corona, Jokowi Diminta Tak Pikirkan Ekonomi, Investasi Apalagi Omnibus Law, Pasti Rugi
• Anies Baswedan Sempat Wacanan Lockdown Jakarta, Jokowi Tegas Melarang, Ini Solusi yang Ditawarkan
“Kita memang sudah berhitung mengenai puncak itu,” ujar Jokowi saat menggelar konferensi pers di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Senin (16/3/2020).
Menurut Jokowi, dirinya sudah memerintahkan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Menteri Perdagangan dan Badan Urusan Logistik ( Bulog) untuk menjaga ketersediaan stok sembako.
Terlebih, puncak persebaran Virus Corona bertepatan dengan perayaan Hari Raya Idul Fitri.
“Sekali lagi saya sudah perintahkan ke Menko Ekonomi ke Menteri Perdagangan, Bulog, untuk menjaga agar stok sembako itu benar-benar tersedia dan siap.
• Gegara Virus Corona, Sudah Sepekan Kapolda Kaltara Brigjen Pol Indrajit Kurangi Jabat Tangan
Terutama melalui bulog,” kata Jokowi.
“Baik itu berupa beras, bawang putih, gula, semuanya sudah saya siapkan dan saya perintah dua minggu yang lalu,” tutur dia.
Sebelumnya, Badan Intelijen Negara ( BIN) memprediksi masa puncak persebaran Virus Corona di Indonesia terjadi pada Mei mendatang.
Deputi V BIN Afini Noer mengatakan, prediksi tersebut berdasarkan hasil simulasi pemodelan pemerintah terhadap data pasien covid-19.
• Diisukan Terpapar Virus Corona Sepulang dari Australia, Wagub Kaltim Hadi Mulyadi Buka Suara
• BREAKING NEWS Pemprov Kaltim Putuskan Lokal Lockdown Perketat Pengawasan untuk Batasi Sebaran Corona
"Kalau kami hitung-hitung, masa puncak itu mungkin jatuhnya di bulan Mei, berdasarkan pemodelan ini," ujar Afini dalam diskusi "Bersama Melawan Corona" di Jakarta, Jumat (13/3/2020).
Ia menjelaskan, hasil simulasi pemodelan menyatakan bahwa masa puncak persebaran Virus Corona di Indonesia terjadi dalam 60-80 hari sejak kasus pertama terkonfirmasi.
Kasus positif Virus Corona pertama di Indonesia diumumkan pada 2 Maret 2020.
Maka, berdasarkan simulasi, masa puncak terjadi pada Mei 2020.
"Dari pemodelan yang ada, kami memperkirakan bahwa masa puncak di Indonesia itu akan berlaku 60 sampai 80 hari sejak infeksi pertama," kata Afini.
Dia menjelaskan, pemodelan yang dibuat pemerintah ini merujuk pada pemodelan pemerintah China dan Inggris.
• Anies Baswedan Sempat Wacanan Lockdown Jakarta, Jokowi Tegas Melarang, Ini Solusi yang Ditawarkan
• Analisa Intelejen, Puncak Penyebaran Virus Corona Bertepatan Idul Fitri, Jokowi Bicara Stok Sembako
Afini memaparkan pemodelan dibuat berdasarkan data pasien suspected (terduga), infected (terinfeksi), dan recovered (sembuh).
Menurut Afini, melalui hasil simulasi pemodelan ini, pemerintah bisa menyiapkan langkah-langkah antisipatif agar persebaran Virus Corona tidak meluas.
"Kalau langkah-langkah maksimal, bisa tidak mencapai itu dan grafiknya tidak terlalu tinggi," ujarnya.
"Tentu kami berharap dengan model ini bisa membuat langkah-langkah antisipatif," kata Afini.
IKUTI >> Update Virus Corona
(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pasien Positif Covid-19 yang Tidak Ada Gejala Akan Diisolasi di Rumah", https://megapolitan.kompas.com/read/2020/03/16/17491941/pasien-positif-covid-19-yang-tidak-ada-gejala-akan-diisolasi-di-rumah.