Sejarah Hari Ini
Sejarah 26 Maret, 135 Tahun Lalu Inilah Jenazah yang Pertama Kali Dikremasi di Inggris
Momen sejarah 26 Maret tepatnya 135 tahun lalu, jenazah Jeanette Pickersgill jadi pertama kali dikremasi secara resmi di Inggris.
Penulis: Syaiful Syafar | Editor: Rafan Arif Dwinanto
TRIBUNKALTIM.CO - Momen sejarah 26 Maret tepatnya 135 tahun lalu, jenazah Jeanette Pickersgill jadi pertama kali dikremasi secara resmi di Inggris.
Kremasi adalah praktik penghilangan jenazah manusia setelah meninggal dengan cara membakarnya.
Tepat hari ini 135 tahun yang lalu, 26 Maret 1885, sistem kremasi untuk kali pertama dilegalkan di Inggris.
Setelah bertahun-tahun mengalami kendala, akhirnya parlemen Inggris menyetujui prosesi ini.
Dilansir dari Financial Times, setelah legalitas hukum didapat, akhirnya jenazah Jeannette Pickersgill menjadi yang pertama dikremasi.
Jeanette Pickersgill berasal dari Regent's Park, London, dan dikenal sebagai pelukis.
Baca juga: Sejarah Hari Raya Nyepi dan Makna Tradisi bagi Umat Hindu Indonesia, serta yang Beda dari Bali Kini
Baca juga: Sejarah 24 Maret Hari Tuberkulosis Dunia, Bermula dari Penemuan Robert Koch soal TBC
Baca juga: SEJARAH HARI INI 21 Maret, Kelahiran Lothar Matthaus, Koeman, Ronaldinho, hingga Antoine Griezmann
Baca juga: Pewaris Kerajaan Inggris Positif Covid-19, Istri Pangeran Charles Juga Diperiksa, Ini Hasilnya
Ia menjadi orang pertama yang dikremasi secara legal di Inggris.
Sebelumnya, Jeanette Pickersgill memang memberikan surat wasiat bahwa dia ingin dikremasi setelah meninggal.
Kremasi itu terjadi di Woking, krematorium resmi pertama di Inggris Raya.
Ketika akan dilakukan pembakaran, banyak anak yang berteriak-teriak karena untuk kali pertama melihat jasad dibakar.
Masyarakat percaya bahwa kremasi adalah salah satu cara dalam menghadapi pertumbuhan populasi yang semakin besar dan kendala lahan pemakaman.
Sejak saat itu, banyak orang Inggris yang menggunakan sistem kremasi kepada keluarganya yang meninggal.
Bahkan, kremasi sekarang adalah jenis pemakaman paling populer.
Perjalanan kremasi
Walaupun manusia telah menggunakan sistem kremasi selama ribuan tahun, kedatangan agama Kristen dan pengaruh gereja menghentikan tradisi ini.
Gereja di Inggris juga menerapkan sistem yang sama dan menolak sistem kremasi karena acap kali dipandang sebagai prosesi penyembahan berhala dan praktik pagan.
Pada awal abad ke-19 muncul wacana untuk melakukan kremasi di kota-kota Inggris.
Alasannya, pemakaman memakan biaya yang tinggi.
Selain itu, populasi yang meningkat menjadikan pemakaman penuh sesak.
Pada 1874, lembaga kremasi akhirnya dibentuk di London oleh Sir Henry Thompson, ahli bedah untuk Ratu Victoria.
Dia merupakan orang yang mengampanyekan agar kremasi mendapat izin di Inggris.
Pada 1878, Lembaga Kremasi membangun krematorium pertama di atas sebidang tanah yang telah dibeli di dekat Woking.

Setahun setelah itu, mereka melakukan kremasi pertama pada tubuh kuda dan berhasil.
Prosesi itu mendapatkan keluhan dari penduduk.
Selain itu, otoritas setempat juga melarangnya dengan alasan bahwa kremasi bisa menghancurkan tubuh yang merupakan bukti pembunuhan (apabila terjadi pembunuhan).
Prosesi itu akhirnya berhenti sementara.
Dapat legalitas
Pada 1884, seorang bernama William Price membakar tubuh seorang anak berusia lima hari di atas tumpukan kayu duka di belakang rumahnya.
Ia mencoba melakukan kremasi sendiri terhadap anaknya tersebut.
Percobaan itu menjadikannya diseret ke meja hijau dan diadili karena perbuatannya.
Dalam persidangan, Price membela diri dan mengatakan bahwa kremasi harus dibuat sah selama tidak menimbulkan gangguan bagi orang lain.
Akhirnya, pada 1885 parlemen memberikan legalitas terhadap sistem kremasi di Inggris.
Percobaan pertama dilakukan pada Jeannette Pickersgill.
Pada 1902, kremasi mendapatkan hukum yang lebih luas di kota-kota Inggris.
Krematorium juga ada di Manchester, Glasgow, Liverpool, Hull, dan Golders Green.
Pada 1917, Puteri Louise, Duchess of Connaught, menjadi anggota pertama dari keluarga kerajaan yang dikremasi.
Pada periode antarperang, mantan Perdana Menteri Ramsay MacDonald dan Neville Chamberlain yang memilih untuk dikremasi, menunjukkan bahwa praktik itu semakin diterima.
Baca juga: Detik-detik Keluarga Buka Plastik Jenazah Pasien PDP Virus Corona, Reaksi Jubir Covid-19 Pasrah
Baca juga: Kabar Gembira, Ilmuwan China Akhirnya Ungkap Kapan Virus Corona Bisa Lenyap Tak Bersisa dan Caranya
Baca juga: Jokowi Bocorkan 4 Provinsi Bakal Terima Dampak Buruk Virus Corona, Bukan Jakarta, 2 di Kalimantan
Baca juga: Pengakuan Dokter di Surabaya Tertular Virus Corona Karena Hal Sepele Tak Disengaja Pasien Covid-19
Akhirnya pada 1930 peraturan baru soal kremasi dikeluarkan dan masih berlaku sampai sekarang.
Kremasi menjadi lebih populer pada 1950-an dan 1960-an serta perubahan besar terjadi pada 1968.
Hingga 2008, 72 persen jenazah dikremasi di Inggris dengan ritual perpisahan dengan orang-orang terkasih.
IKUTI >> Sejarah Hari Ini
(*)