Virus Corona
Pembelaan Walikota Surabaya Risma Setelah WHO Ungkap Disinfektan Berbahaya Bagi Tubuh Manusia
Pembelaan walikota Surabaya Tri Rismaharini alias Risma setelah WHO ungkap disinfektan berbahaya terkena tubuh manusia cegah Virus Corona covid-19
TRIBUNKALTIM.CO - Pembelaan walikota Surabaya Tri Rismaharini alias Risma setelah WHO ungkap disinfektan berbahaya jika terkena tubuh manusia.
Walikota Surabaya, Tri Rismaharini alias Risma menjadi sorotan setelah menggencarkan penyemprotan disinfektan demi mencegah Virus Corona alias covid-19.
Pasalnya penyemprotan disinfektan di Surabaya juga dilakukan terhadap pengendara motor dan driver online.
Bahkan Risma membuat bilik disinfektan di Surabaya yang ditempatkan di sejumlah titik, guna mensterilkan tubuh seseorang dari Virus Corona.
Terkait penggunaan disinfekatan, Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization ( WHO ) sudah menyebutkan disinfektan berbahaya bagi tubuh manusia.
WHO juga menjelaskan bahwa disinfektan hanya berfungsi untuk permukaan benda.
• Cegah Virus Corona, TNI/Polri dan Pemkot Lakukan Penyemprotan Disinfektan di Seluruh Balikpapan
• Penyebaran Virus Corona di Surabaya, Wilayah Risma Masuk Zona Sangat Merah, Ini Kata Khofifah
• Beda Cara Cegah Corona, Risma Batasi Kendaraan Masuk Surabaya, Balikpapan Tutup Jalan Utama Hari Ini
Adapun cairan kimian tersebut akan menjadi bahaya jika mengenai selaput lendir manusia seperti mata.
Disebutkan juga, disinfektan tidak dapat membunuh virus yang sudah ada dalam tubuh manusia.
Selanjutnya WHO Indonesia berharap masyarakat dapat menggunakan disinfektan sesuai dengan petunjuk penggunaan.
Seperti yang dituliskan WHO Indonesia melalui akun Twitter @WHOIndonesia pada Minggu (29/3/2020).
Berikut isi cuitannya :
Indonesia, jgn menyemprot disinfektan langsung ke badan seseorang, karena hal ini bisa membahayakan.
Gunakan disinfektan hanya pd permukaan benda-benda. Ayo #LawanCOVID19 dgn tepat!
Sementara itu, penggunaan teratur disinfektan telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kondisi paru-paru yang fatal, seperti dikutip Tribunnews.com dari Independent.co.uk.
Sebuah studi oleh Universitas Harvard dan Institut Nasional Kesehatan dan Penelitian Medis Prancis (Inserm) menemukan bahwa menggunakan disinfektan sekali seminggu dapat meningkatkan peluang seseorang terinfeksi penyakit Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK).
Penelitian ini melibatkan data dari lebih dari 55.000 perawat di AS, dan para ilmuwan mengamati paparan desinfektan tertentu, termasuk pemutih, hidrogen peroksida, alkohol dan bahan kimia yang dikenal sebagai senyawa amonium kuaterner (quats), yang sering digunakan untuk mendisinfeksi permukaan seperti lantai dan furnitur.
• Mobil Water Cannon Polres Bontang Semprotkan Disinfektan di Jalan, Sempat Jadi Perhatian Warga
Semua ini dikaitkan dengan peningkatan risiko PPOK antara 24 persen hingga 32 persen dalam penelitian ini.
PPOK adalah istilah umum untuk serangkaian kondisi yang mempengaruhi paru-paru termasuk emfisema, bronkitis kronis dan asma kronis.
Kondisi ini mempengaruhi sekitar 1,2 juta orang di Inggris, dengan hampir 30.000 orang meninggal akibat penyakit ini setiap tahun.
Penelitian sebelumnya telah mengaitkan paparan desinfektan dengan masalah pernapasan seperti asma, tetapi diyakini ini adalah bagian pertama dari penelitian untuk mengidentifikasi hubungan antara desinfektan dan PPOK.
“Efek samping potensial dari paparan desinfektan pada PPOK telah menerima jauh lebih sedikit perhatian, meskipun dua penelitian terbaru pada populasi Eropa menunjukkan bahwa bekerja sebagai pembersih dikaitkan dengan risiko PPOK yang lebih tinggi.”
“Sejauh pengetahuan kami, kami adalah yang pertama melaporkan hubungan antara disinfektan dan PPOK di antara petugas kesehatan, dan untuk menyelidiki bahan kimia tertentu yang mungkin mendasari asosiasi ini,” ujra Dr Orianne Dumas, seorang peneliti di Inserm.
Dr Dumas akan mempresentasikan temuannya di Kongres Internasional Masyarakat Pernafasan Eropa, di mana ia akan menyoroti bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengklarifikasi dampak penggunaan disinfektan di rumah.
"Secara khusus, kita perlu menyelidiki dampak PPOK dari paparan bahan kimia seumur hidup di tempat kerja dan mengklarifikasi peran setiap disinfektan spesifik."
"Beberapa disinfektan ini, seperti pemutih, sering digunakan dalam rumah tangga biasa, dan dampak potensial dari penggunaan disinfektan rumah tangga tidak diketahui.
"Studi sebelumnya telah menemukan hubungan antara asma dan paparan produk pembersih dan disinfektan di rumah, seperti pemutih dan semprotan, jadi penting untuk menyelidiki ini lebih lanjut," imbuhnya.
• Gugus Tugas Covid-19 Ungkap Fakta Baru Soal Disinfektan: Tak Efektif Tangkal Corona, Malah Berbahaya
Pembelaan Risma
Walikota Surabaya, Tri Rismaharini, menjawab tentang disinfektan yang dipakai untuk di chamber atau bilik desifektan yang disediakan Pemkot Surabaya.
"Kita sudah konsultasi dengan Departemen Farmasi Universitas Airlangga Surabaya, guru besar Bu Ratna kepala departemennya, beliau menyampaikan cairan disinfektan kita aman," kata Risma melansir Tribun Jatim, Selasa (31/3/2020).
Diakui Risma ada dua macam desifektan yang dipakai.
Pertama yang di chamber atau bilik yang aman untuk manusia dan kedua yang memang khusus untuk lingkungan, yang disemprotkan oleh petugas PMK.
Risma juga menegaskan yang dipakai untuk bilik tidak mengandung klor.
"Karena virus ini nempel lama di logam. Nah dengan masuk bilik, seperti ikat pinggang, kancing, bisa kena. Juga kacamata," kata Risma ditemui di depan balaikota.
Tentang jenisnya, Risma mengaku kurang paham dengan istilah kimia-kimianya.
"Tapi ada catatannya kok. Silakan nanti dicopy biar tidak salah," ujarnya.

• Beda Cara Cegah Corona, Risma Batasi Kendaraan Masuk Surabaya, Balikpapan Tutup Jalan Utama Hari Ini
Keberadaan bilik desifektan ini juga diakui Risma setelah dirinya membaca artikel bahwa Vietnam berhasil mencegah penyebaran covid-19 salah satunya dengan menggunakan bilik disinfektan ini.
Sementara itu terkait keinginannya menambah cuci tangan dengan cuci muka dan rambut, akan disediakan Risma di wastafel portabel yang sudah ada di berbagai titik.
"Jadi saya minta sabun.
Wastafel portabel yang sebelumnya pakai hanya untuk tangan sekarang bisa untuk wajah, dan rambut," ungkapnya.
Nantinya semua sabun tangan di wastafel portabel akan diganti dengan sabun yang bisa dipakai wajah dan diusapkan ke rambut hingga ke telingga.
Walikota Risma mengatakan, walaupun kulit agak kering setelah menggunakan sabun ini tapi yang terpenting bersih dan terbebas dari virus.
"Lebih baik mencegah dari pada mengobati, karena rumah sakit dan petugas medis kita sudah kuwalahan menangani pasien yang sakit," tambah Risma.
(*)
IKUTI >> Update Virus Corona