Virus Corona
Satpol PP Amankan Tujuh Pasang Muda-Mudi Tanpa Ikatan Pernikahan, Asyik Berduaan di Kamar Kost
Tujuh pasang muda-mudi asyik berduaan di kamar kost saat wabah corona melanda Indonesia, satpol pp pun dibuat geram
TRIBUNKALTIM.CO, PADANG - Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) kota Padang, Sumatera Barat geram dengan aksi tujuh pasang anak muda tanpa ikatan pernikahan berada di kamar kost.
Sebab, saat sejumlah pihak melawan penyebaran virus Corona, tujuh pasangan tersebut malah asyik berduan. Bahkan, ada pula yang tengah tiduran.
“Sudah tahu kondisi yang mencekam akan bahaya virus bahkan semua pihak berusaha dan perang mengatasi penularan, mereka malahan masih melakukan perbuatan yang sangat terlarang tersebut. Entah apa yang ada di benak orang ini sehingga masih melakukan perbuatan yang dilarang agama,” sebut Kasatpol PP Padang kepada sejumlah wartawan, Selasa (31/3/2020).
Ketujuh pasangan ilegal itu terjaring saat Satpol PP melakukan razia rutin, Selasa (31/3/2020) Personel melakukan penyisiran di beberapa titik kos, yakni jalan Veteran dan Jalan Dobi.
Satpol PP melakukan pemeriksaan di sejumlah tempat kos bebas yang dicurigai indikasi maksiat.
Dalam pengawasan tersebut, petugas memergoki adanya pasangan yang tidak memiliki ikatan suami istri, lagi asyik berdua di kamar kos, bahkan ada juga yang lagi tiduran.
Petugas langsung menggiring mereka ke Mako Satpol PP Jalan Tan Malaka Padang untuk diperiksa serta diproses lebih lanjut.
Kasatpol PP Kota Padang Alfiadi mengecam perbuatan ketujuh pasangan tersebut.
Apalagi perbuatan itu mereka lakukan saat virus corona yang sedang mewabah.
Pasangan yang terjaring tersebut didata serta diberi sanksi agar tidak mengulangi perbuatannya lagi.
"Satpol PP Padang komit jaga ketertiban dan ketentraman masyarakat apa lagi dalam kondisi perang melawan wabah Corona Virus yang lagi berjangkit," sebut Alfiadi.
Saran WHO
Bukan social distancing tapi physical distancing, WHO sebut jarak fisik lebih tepat selama Corona.
Tak lagi menggunakan istilah social distancing, Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO menggunakan istilah physical distancing.
Menurut WHO, istilah physical distancing atau jarak fisik sebagai cara untuk menghindari penyebaran virus Corona agar tak meluas.
Langkah physical distancing disebut sebagai "arah yang tepat" oleh para ahli.
Penyebaran virus Corona baru ini tergolong cepat dan telah menjangkit ratusan negara.
Berbagai kebijakan pun dilakukan oleh setiap negara yang mengonfirmasi covid-19 di negaranya, mulai dari penutupan bandara hingga pemberlakuan pembatasan terhadap pergerakan warganya.
• Dokter Sarankan Lakukan Cara Sederhana Ini Agar Terbebas dari Virus Corona
• Penyerang Persib Bandung Wander Luiz Positif Virus Corona, Francisco Torres Ungkap Rasa Simpati
• Penyebaran Virus Corona Bakal Mereda di Bulan April, Luhut Binsar Pandjaitan Beri Alasannya .
• Kasus Corona di Italia Makin Parah, Korban Meninggal Covid-19 Rabu 1 April Tembus 837 Orang Sehari
Melansir Al Jazeera, dalam sebuah konferensi pers harian 20 Maret lalu, pejabat badan kesehatan global tersebut mengatakan bahwa menjaga jarak fisik sangatlah penting dilakukan di tengah pandemi global yang masih terjadi.
Langkah ini tidak berarti bahwa secara sosial, seseorang harus memutuskan hubungan dan komunikasi dengan orang yang dicintai atau dari keluarganya.
"Saat ini, berkat teknlogi yang telah maju, kita dapat tetap terhubung dengan berbagai cara tanpa benar-benar berada dalam ruangan yang sama dengan orang-orang lain secara fisik," kata ahli epidemiologi WHO Maria Van Kerkhove pada 20 Maret lalu.
Maria mengatakan, WHO mengubah istilah dengan jarak fisik atau physical distancing secara sengaja karena ingin agar orang-orang tetap terhubung.
Virus Corona diketahui penyebaran utamanya melalui tetesan pernapasan, terutama saat orang yang terinfeksi batuk atau bersin.
Oleh karena itu, menjaga jarak fisik yang aman dianjurkan untuk mengurangi penularan.
• Haris Azhar Sindir Pemerintah Kebingungan Atasi Virus Corona, Singgung Nasib Warga Miskin
Rekomendasi jarak lebih dari 1 meter
WHO merekomendasikan menjaga jarak lebih dari 1 meter dari orang lain.
Sementara, beberapa pakar kesehatan menyarankan untuk menjaga jarak setidaknya dua meter dari orang lain.
Sejumlah langkah dapat diambil untuk meningkatkan ruang fisik antara orang-orang, termasuk tinggal di rumah lebih banyak, bekerja dari rumah jika mungkin, membatasi tamu di rumah, menghindari pertemuan besar dan transportasi umum.
"Social distancing atau jarak sosial terdengar seperti orang-orang harus berhenti berkomunikasi satu sama lain. Sebaliknya, kita harus menjaga sebanyak mungkin komunitas yang dapat dijaga selama melakukan physical distancing atau jarak fisik," kata Profesor Sosiologi di Universitas Stanford AS Jeremy Freese sebagaimana dikutip Al Jazeera.
Freese menambahkan, jarak fisik diperlukan untuk melindungi kondisi fisik semua orang, tetapi kesehatan mental juga penting.
Oleh karena itu, isolasi sosial tidak baik untuk kesehatan mental.
Sosial dan Metodologi Penelitian di London School of Economics Martin W Bauer menyambut baik perubahan WHO dalam penggunaan terminologi ini.
"Sejak awal saya berpikir bahwa ini adalah pilihan bahasa yang kurang tepat jika berbicara tentang "jarak sosial" atau social distance. Padahal, yang dimaksud sebenarnya adalah "jarak fisik" atau physical distance," kata Bauer.
• 4 Pasien Corona Berbagi Rahasia Bisa Sembuh dari covid-19, Ternyata Cukup Mudah.
• Liga 1 Dihentikan Sementara Akibat Virus Corona, Kapten Borneo FC Isi Waktu Bermain Playstation
Bauer menjelaskan, jarak fisik diukur dalam metrik meter atau sentimeter.
"Ini adalah jarak geografis dari orang A ke orang B, sedangkan jarak sosial adalah ukuran jarak melintasi batas sosial," tambah Bauer.
Menurut Bauer, penting untuk membedakan antara kedua istilah ini.
"Dalam masa-masa "aneh" saat wabah virus ini, kami ingin jarak fisik yang jelas, tetapi pada saat yang sama, kami ingin orang-orang tetap dekat satu sama lain secara sosial," ujar Bauer.
IKUTI >> Update Virus Corona